Inflasi

BAB I
PENDAHULUAN
INFLASI merupakan gejala ekonomi yang sangat menarik untuk diamati dikarenakan inflasi pernah terjadi di Indonesia pada tahun 1960-an mencapai 650% per tahunberdasarkan hal tersebut masyarakat Indonesia mengartikan inflasi sebagai suatu keadaan di mana harga barang-barang demikian tinggi atau dengan kata lain menbumbungnya tingkat harga.
Alasan  pentingnya inflasi untuk diperhatikan sekaligus di pelajari adalah:
1.Inflasi memperburuk distribusi pendapatan
2.Inflasi menyebabkan berkurangnya tabungan domestik yang merupakan sumber dana investasi bagi Negara-nagara berkembang
3. Inflasi mengakibatkan terjadinya devisit neraca perdagangan serta meningkatnya besarnya   hutang luar negeri
4.Inflasi dapat menimbulkan ketidakstabilan politik
Ada banyak faktor yang mempengaruhi besarnya laju inflasi baik variable ekonomi moneter maupun variabel ekonomi nonmoneter.terlebih lagi dengan di masukkannya unsur luar negeri kedalam analisis inflasi perekonomian yang bersifat terbuka
Indonesia seperti umumnya Negara berkembang mempunyai perekonomian yang cukup terbuka dan juga peran pemerintah sebagai agent of development yang sangat besar terutama melalui peralatan anggarannya.Mobilisasi dana untuk pembangunan cukup sulit sehingga peran luar negeri masih terus dibutuhkan.APBN sebagian besar bersumber pada penerimaan pajak perseroan minyak .guna dapat membelanjakan komponen penerimaan nondomestic di dalam negeri haruslah berhati-hati karena akan mempunyai dampak terhadap jumlah uang beredar sehingga akan cenderung inflatoir.akibatnya pembangunan yang dilakukan harus disertai dengan tekanan terhadap kemampuan pembiayaan dan tingkat harga umum.untuk menekan inflasi tesebut maka kebijaksaaan sterilisasi penerimaaan nondomestic perlu dilakukan.

BAB II
Metode Pengumpulan Data
    Metode yang kelompok kami gunakan dalam menyusun makalah ini adala menggunakan metode skunder yaitu kami menggunak data yang sudah diolah, kemudian data-data tersebut kami mengambil kesimpulan-kesimpulan yang nantinya akan kami cantumkan kesimpulan-kesimpulan tersebut dalam makalah kami.
















BAB III
INFLASI DAN PENGANGGURAN
1.    INFLASI
A.    Defenisi Inflasi
 Secara umum inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan tingkat harga barang dan jasa secara umum.
    Secara garis besar, teori inflasi dibagi dalam tiga kelompok, yaitu:
a. Teori Kuantitas
Inflasi disebabkan oleh:
1. Jumlah uang beredar
Kenaikan jumlah uang yang beredar akan menimbulkan inflasi
2. Harapan masyarakat mengenai kenaikan harga di masa mendatang
Ada 3 kemungkinan, yaitu :
a) Masyarakat tidak mengharapkan harga-harga naik pada masa mendatang sehingga sebagian uang yang diterimanya disimpan, akibatnya harga-harga tidak naik dan ini merupakan awal munculnya inflasi.
b) Masyarakat mulai sadar bahwa ada inflasi sehingga penambahan jumlah uang tidak disimpan melainkan digunakan untuk membeli barang. Hal ini menjadikan kenaikan permintaan sehingga harga-harga akan meningkat.
c) Dalam tahap hyperinflation, orang sudah mulai kehilangan kepercayaan terhadap nilai mata uang. Peredaran uang makin cepat.
b. Teori Keynes
Inflasi terjadi karena masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuannya (secara ekonomis). Terjadi perebutan rezeki antar kelompok sosial yang mengakibatkan permintaan masyarakat terhadap barang-barang selalu melebihi jumlah barang-barang yang tersedia dan menimbulkan celah inflasi atau inflationary gap.
Permintaan yang meningkat menyebabkan harga barang naik dan terjadi inflasi.
c. Teori Strukturalis
Ada kekuatan utama dalam perekonomian negara-negara berkembang yang bisa menimbulkan inflasi.
Kekuatan ini terdiri dari hal berikut :
1. Ketidakelastisan dari penerimaan ekspor, yaitu nilai ekspor tumbuh secara lamban dibandingkan dengan pertumbuhan sektor lain.
2. Ketidakelastisan penawaran atau produksi bahan makanan yang tumbuh tidak secepat pertambahan penduduk dan penghasilan per kapita.
B.    Sebab-sebab Terjadinya Inflasi
Beberapa  kondisi yang memungkinkan terjadinya inflasi yaitu bila terjadi kelebihan permintaan terhadap barang dan jasa di sektor real atau kalu dilihat dari sector moneter ,inflasi terjadi karena karena adanya kelebihan jumlah uang beredar sehingga masyarakat akan melakukan pengelauran lebih besar ,padahal output real sudah mencapai keadaan full-employement(menurut golongan monetaris).
C.    Jenis-jenis Inflasi
    Berdasarkan keparahannya inflasi juga dapat dibedakan :
1. Inflasi ringan (kurang dari 10% / tahun)
2. Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% / tahun)
3. Inflasi berat (antara 30% sampai 100% / tahun)
4. Hiperinflasi (lebih dari 100% / tahun)

C. Dampak Terjadinya Inflasi
    Terhadap ekonomi :

•    Berkurangnya investasi produktif dan beralih pada investasi yang bersifat spekulatif
•    Tingkat bunga meningkat dan akan mengurangi investasi
•    Keadaan ekonomi yang tidak stabil
•    Memburuknya ditribusi pendapatan
Terhadap Masyarakat :
•    Menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat
•    Memburuknya ditribusi pendapatan
•    Merosotnya pendapatan riil masyarakat

Pekerja dengan gaji tetap sangat dirugikan dengan adanya Inflasi.
Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif- tergantung parah atau tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat. Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum buruh juga akan kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.
• Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat merugikan. Kita ambil contoh seorang pensiunan pegawai negeri tahun 1990. Pada tahun 1990, uang pensiunnya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun di tahun 2003 -atau tiga belas tahun kemudian, daya beli uangnya mungkin hanya tinggal setengah. Artinya, uang pensiunnya tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebaliknya, orang yang mengandalkan pendapatan berdasarkan keuntungan, seperti misalnya pengusaha, tidak dirugikan dengan adanya inflasi. Begitu juga halnya dengan pegawai yang bekerja di perusahaan dengan gaji mengikuti tingkat inflasi.
• Inflasi juga menyebabkan orang enggan untuk menabung karena nilai mata uang semakin menurun. Memang, tabungan menghasilkan bunga, namun jika tingkat inflasi di atas bunga, nilai uang tetap saja menurun. Bila orang enggan menabung, dunia usaha dan investasi akan sulit berkembang. Karena, untuk berkembang dunia usaha membutuhkan dana dari bank yang diperoleh dari tabungan masyarakat.
• Bagi orang yang meminjam uang dari bank (debitur), inflasi menguntungkan, karena pada saat pembayaran utang kepada kreditur, nilai uang lebih rendah dibandingkan pada saat meminjam. Sebaliknya, kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan mengalami kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah jika dibandingkan pada saat peminjaman.
• Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan terdorong untuk melipatgandakan produksinya (biasanya terjadi pada pengusaha besar). Namun, bila inflasi menyebabkan naiknya biaya produksi hingga pada akhirnya merugikan produsen, maka produsen enggan untuk meneruskan produksinya. Produsen bisa menghentikan produksinya untuk sementara waktu. Bahkan, bila tidak sanggup mengikuti laju inflasi, usaha produsen tersebut mungkin akan bangkrut (biasanya terjadi pada pengusaha kecil).
• Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu negara, mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.

D.    Cara Mengatasi Inflasi
Usaha untuk mengatasi terjadinya inflasi harus dimulai dari penyebab terjadinya inflasi supaya dapat dicari jalan keluarnya. Secara teoritis untuk mengatasi inflasi relatif mudah, yaitu dengan cara mengatasi pokok pangkalnya, Mengurangi jumlah uang yang beredar.Berikut ini kebijakan yang diharapkan dapat mengatasi inflasi:

1. Kebijakan Moneter: segala kebijakan pemerintah di bidang moneter dengan tujuan menjaga    kestabilan moneter untuk meningkatkan kesejahteraan. Kebijakan ini meliputi:
a. Politik diskonto, dengan mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menaikan suku
         bunga bank, hal ini diharapkan permintaan kredit akan berkurang.
b. Operasi pasar terbuka, mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menjual SBIc. Menaikan cadangan kas, sehingga uang yang diedarkan oleh bank umum
menjadi berkurang.
c. Kredit selektif, politik bank sentral untuk mengurangi jumlah uang yang beredar denga  cara memperketat pemberian kredite.

2. Kebijakan Fiskal
a. menaikkan tarif pajak, diharapkan masyarakat akan menyetor uang lebih banyak kepada
         pemerintah sebagai pembayaran pajak, sehingga dapat mengurangi jumlah uang beredar.
    b. Mengatur penerimaan dan pengeluaran pemerintah
     c. Mengadakan pinjaman pemerintah, misalnya pemerintah memotong gaji pegawai negeri
        10% untuk ditabung, ini terjadi pada masa orde lama.

3. Kebijakan Non Moneter
a. Menaikan hasil produksi, Pemerintah memberikan subsidi kepada industri untuk lebih produktif dan menghasilkan output yang lebih banyak, sehingga harga akan menjadi turun.
     b. Kebijakan upah, pemerintah menghimbau kepada serikat buruh untuk tidak meminta kenaikan upah  disaat sedang inflasi.
     c. Pengawasan harga, kebijakan pemerintah dengan menentukan harga maksimum bagi barang.


LAPORAN  INFLASI (Indeks Harga Konsumen)
Berdasarkan perhitungan inflasi tahunan
Tahun    Tingkat Inflasi ( %)
2010    61.5
2009    58.74
2008    123.7
2007    76.85
2006    159.98
2005    124.83



2.PENGANGGURAN
A. Defenisi Pengangguran
Secara sederhana, pengangguran dapat diartikan sebagai keadaan tidak tersedianya lapangan kerja bagi angkatan kerja.Yang dimaksud dengan angkatan kerja adalah jumlah tenaga kerja yang terdapat dalam suatu perekonomian pada suatu waktu tertentu.

B.    Jenis-jenis pengangguran
•    Pengangguran Konjungtur adalah jenis penagngguran yang disebabkan oleh perubahan dalam tingkat perekonomian.
•    Pengangguran Struktural adalah jenis pengangguran akibat perubahan struktur dan corak kegiatan ekonomi, seperti: akibat penurunan permintaan atau akibat kemajuan teknologi
•    Pengangguran Normal bukan terjadi akibat ketidakmampuan mencari pekerjaan, namun karena keinginan untuk mencari pekerjaan yang lebih baik.
•     Pengangguran Musiman, pengangguran yang terjadi karena menunggu masa panen, contoh petani.
•    Pengaguran Teknologi, pengangguran yang terjadi karena adanya penggantian tenaga manisi oleh mesin-mesin canggih.
•    Pengangguran Friksional adalah pengangguran yang bersifat sementara yang terjadi karena adanya kesenjangan antara pencari kerja dan lowongan pekerjaan.

Angka Pengangguran di Indonesia

Tahun    Jumlah Pengangguran
2004    10,3 juta
2005    12,8 juta
2006    11,1 juta
2007    10,2 juta
2008    9,5 juta
2009    9,5 juta

3.    Hubungan Inflasi dengan Pengangguran

Hubungan antar inflasi drngan pengangguran dapat kita lihat dengan menggunakan kurva phillips. Dalam kurva ini ada tiga variabel yang penting yaitu tingkat pengangguran, perubahan tingkat upah, dan Inflasi. Tingkat pengangguran dirunjukkan dari sumbu horizontal, sedangkan tingkat inflasi ditunjukkan oleh sumbu vertikal. Inflasi yang terjadi akibat dari kenaikkan tingkat upah , walaupun dalam pandangan philips kenaikkan tingakat upah bisa terjadi dalam kondisi penggunaan tenaga kerja sudah mencapai pada kondisi full employment sedangkan permintaan tenaga kerja semakin meningkat maka akan berpotensi terjadinya inflasi.
Variabel upah mempunyai hubungan yang tebalik dengan tingkat pengangguran. Jika tingkat upah naik maka pengangguran akan turun dan sebaliknya jika tinhkat upah turun pengangguran akan naik. Philips mengemukakan bahwa upah naik dengan lebih cepat jika tingkat pengangguran rendah, perusahaan akan sulit untuk menentukan tenaga kerja yang meka minta, dan karena itu perusahaan menawarkan upah yang lebih tingg untuk menarik  para pekerja. Di pihak lain apabila pengangguran tingg, pekerja sulit didapat,dan perusahaan-perusahaan dapat mengisi tiap lowngan kerja yang mereka miliki tanpa menaikkan upah. Bahkan upah mungkin turun karena para pekerja bersaing untuk mendapatkan pekerjaan yang langkah, mekanisme antara inflasi atau kenaikkan upah dengan pengangguran.
Kurva Phillips



BAB IV
DAFTAR  PU
Biro Pusat Statistik. 1995. Statistik 50 Tahun Indonesia Merdeka.
Anton hermanto  gunawan, 1991. Anggaran pemerintah dan Inflasi di Indonesia.PT.Gramedia pustaka utama, Jakarta
Dr.Junaiddin zakaria ,SE.,MS., 2008. Pengantar Teori Ekonomi Makro. Gaung Persada. Jakarta
Sadono Sukirno. 2006. Makro Ekonomi Teori Pengantar. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta   
Sadono. S. 2000. Makro Ekonomi Modern. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta
Hera Susianti. 1995, Indikator-indikator Makro ekonomi. Fkultas Ekonomi Unversitas Indonesia. Jakarta



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

0 Response to "Inflasi"

Posting Komentar