Penggabungan Usaha dengan Metode Pembelian “Business Combination by Purchases Method”
BAB I
PENDAHULUAN
Penggabungan
usaha terjadi apabila dua perusahaan atau lebih membentuk suatu organisasi
tunggal untuk menjalan usaha.Penggabungan usaha dapat dilakukan dalam banyak
bentuk yang berbeda.Penggabungan kesatuan-kesatuan usaha ini sering kali
dicapai melalui penyatuan bermacam-macam perusahaan menjadi unit-unit tunggal
yang lebih besar.Pengendalian terhadap kesatuan usaha dapat dicapai melalui
pemilikan saham atau melalui dewan pimpinan yang saling berpautan satu sama
lain.
Bermacam-macam
tujuan dapat dicapai dalam penggabungan usaha.Tujuan ini diantaranya adalah
perolehan daerah pemasaran yang lebih luas dan volume penjulan yang lebih
besar,perolehan atau pengembangan organisasi yang lebih kuat dan produksi yang
lebih baik serta bakat manajemen,penghematan biaya,efisiensi pada skala operasi
yang lebih besar,peningkatan pengendalian pasar,perbaikan posisi bersaing dan
lainnya.
Akuntansi
untuk penggabungan usaha terdiri dari dua metode yaitu penggabungan usaha
berdasarkan penyatuan kepentingan (Pooling of interest) dan dengan metode pembelian (purchase
Method).Metode penyatuan kepemilikan dianggap kurang relevan dan mengabaikan
nilai ekonomis yang ditukar dalam transaksi sehingga dilarang penggunaannya diberbagai Negara
maju,namun di Indonesia kedua metode ini masih digunakan.
Secara
umum,metode pembelian mengikuti prinsip akuntansi yang sama dalam pencatatan
penggabungan usaha yang diikuti dalam akuntansi untuk aktiva-aktiva dan
kewajiban-kewajiban berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum.
Biaya perolehan bagi entitas pembeli
untuk memperoleh perusahaan lain dalam suatu penggabungan usaha diukur dengan
jumlah kas yang dikeluarkan atau nilai wajar aktiva lain yang didistribusikan
atau surat berharga yang diterbitkan.Aktiva dinilai sesuai dengan nilai
wajarnya pada saat transaksi penggabungan terjadi,biasanya perusahaan
menggunakan jasa independen untuk menilai nilai wajar atau pun nilai pasar
aktiva tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Metode Pembelian
Metode pembelian
didasarkan pada asumsi bahwa penggabungan usaha merupakan suatu transaksi yang
salah satu entitas memperoleh aktiva bersih dari perusahaan-perusahaan lain
yang bergabung. Berdasarkan metode ini perusahaan yang memperoleh atau membeli
mencatat aktiva yang diterima dan kewajiban yang ditanggung sebesar nilai
wajarnya.
Biaya untuk memperoleh perusahaan (biaya perolehan) ditetapkan dengan cara yang sama seperti pada transaksi lain. Biaya ini dialokasikan pada aktiva dan kewajiban yang dapat diidentifikasikan sesuai dengan nilai wajarnya pada tanggal penggabungan. Selisih lebih antara biaya perolehan dan bagian (interest) perusahaan pengakuisisi atas nilai wajar aktiva dan kewajiban yang dapat diidentifikasi pada tanggal transaksi pertukaran diakui sebagai goodwill dan disajikan sebagai aktiva.
Biaya untuk memperoleh perusahaan (biaya perolehan) ditetapkan dengan cara yang sama seperti pada transaksi lain. Biaya ini dialokasikan pada aktiva dan kewajiban yang dapat diidentifikasikan sesuai dengan nilai wajarnya pada tanggal penggabungan. Selisih lebih antara biaya perolehan dan bagian (interest) perusahaan pengakuisisi atas nilai wajar aktiva dan kewajiban yang dapat diidentifikasi pada tanggal transaksi pertukaran diakui sebagai goodwill dan disajikan sebagai aktiva.
Menurut PSAK tahun 2007 ada ketentuan
tentang goodwill,diantaranya:
·
Goodwill
harus diamortisasi sebagai beban selama masa manfaatnya. Dalam mengamortisasi
goodwill, harus digunakan metode garis lurus, kecuali terdapat metode lain yang
dianggap lebih tepat pada keadaan tertentu. Periode amortisasi goodwill tidak
boleh lebih dari 5 tahun, kecuali periode yang lebih panjang tetapi maksimum 20
tahun,dapat digunakan apabila terdapat dasar yang tepat (justifiable)
·
Saldo
goodwill yang belum diamortisasi harus dievaluasi pada setiap tanggal neraca,
dan apabila terdapat indikasi bahwa jumlah tersebut tidak dapat sepenuhnya atau
sebagian dipulihkan (recovered) dari ekspektasi manfaat keekonomian di masa
mendatang, maka bagian jumlah yang tidak dipulihkan tersebut langsung dibukukan
sebagai beban pada periode yang bersangkutan. Setiap penurunan nilai
(write-down) goodwill tidak boleh dinaikan (writeup) kembali pada periode
selanjutnya
Faktor-Faktor yang harus
dipertimbangkan dalam mengestimasi masa manfaat goodwill,meliputi :
·
Ramalan
umur bisnis atau industry yang bersangkutan
·
Pengaruh
keusangan produk,perubahan dalam permintaan dan factor ekonomi lainnya
·
Ekspektasi
sisa masa kerja para manajer,atau kelompok karyawan yang menjalani tugas
penting
·
Antisipasi
tindakan para pesaing atau calon pesaing
·
Ketentuan
hukum peraturan yang berlaku
Menurut PSAK No.22,paragraf
36,pedoman umum dalam menentukan nilai wajar aktiva dan kewajiban yang
diakuisisi adalah sebagai berikut :
·
Surat
berharga yang dapat diperjualbelikan dinilai berdasarkan nilai estimasi dengan
mempertimbangkan ukuran seperti price earning ratio,pembagian deviden dan
tingkat pertumbuhan yang diharapkan dengan membandingkan perusahaan yang
mempunyai karakteristik yang sama
·
Piutang
dinilai berdasarkan nilai sekarang dari jumlah yang akan diterima dengan
menggunakan tingkat bunga yang sesuai,dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu
dan biaya penagihan sesuai keadaan.
·
Persediaan:
i.
Barang
jadi dan barang dagang dinilai berdasarkan harga jual dikurangi ;penjumlahan
biaya penjualan,taksiran keuntungan yang wajar atas penjualan yang ditentukan
berdasarkan tingkat keuntungan sejenis.
ii.
Barang
dalam proses dinilai berdasarkan harga jual barang jadi,dikurangi ; penjumlahan
biaya untuk penyelesaian,biaya penjualan dan taksiran keuntungan yang wajar
atas penjualan yang ditentukan berdasarkan tingkat keuntungan barang sejenis.
iii.
Bahan
baku dinilai berdasarkan nilai pengganti saat itu
·
Tanah
dan Bangunan :
i.
Apabila
akan digunakan dengan tujuan penggunaan sebelumnya,dinilai berdasarkan nilai
pasar sesuai dengan tujuan penggunaan yang diharapkan
ii.
Apabila
akan dijual atau sementara ditahan dan selanjutnya akan dijual kembali,dinilai
berdasarkan niali realisasi bersih.
·
Pabrik
dan peralatan
i.
Jika
akan digunakan ,dinilai berdasarkan nilai pasar yang ditentukan oleh perusahaan
penilai.
ii.
Apabila
digunakan sementara dinilai berdasarkan harga terendah pengganti.
·
Aktiva
tidak berwujud ,paten dan dan resensi dinilai berdasarkan taksiran.
·
Hutang
wesel,hutang usaha,hutang jangka panjang dan hutang lainnya dinilai berdasarkan
nilai sekarang.
Ada tiga kelompok biaya yang
dikeluarkan pada saat penggabungan usaha dilakukan,ketiga kelompok biaya
tersebut perlakuannya berbeda,yaitu :
·
Biaya
langsung yang berhubungan dengan penerbitan saham seperti biaya pendaftaran dan
penerbitan surat berharga ,akan mengurangi tambahan modal disetor (additional
paid in capital).
·
Biaya
langsung yang tidak berhubungan dengan penerbitan saham seperti biaya
akuntan,konsultan,hukum dan biaya biaya pendiri,akan menambah harga perolehan
investasi (investment cost).
·
Biaya
tidak langsung seperti gaji manajemen,penyusutan,sewa,dibebankan sebagai beban
(expense) pada periode terjadinya.
Contoh kasus
Misalkan PT Poli menerbitkan 100.000 saham Rp1.000 par untuk
memperoleh asset neto PT Suni dalam penggabungan dengan metode pembelian pada 1
juli 20x4. Harga pasar saham Poli saat itu Rp1.600 per saham. Tambahan biaya
langsung penggabungan terdiri dari fee Bappepam Rp500.000, fee akuntan
sehubungan dengan laporan untuk registrasi ke Bappepam Rp1.000.000, biaya
pencetakan dan penerbitan saham Rp 2.500.000 dan fee perantara serta konsultan
Rp8.000.000. Penerbitan 100.000 saham dicatat dalam buku-buku PT Poli sbb :
Investasi dalam Suni Rp160.000.000
Saham biasa Rp1000 par Rp100.000.000
Tambahan modal setor Rp 60.000.000
Mencatat penerbitan 100.000 saham Rp1.000 par dengan
nilai wajar Rp1.600 per saham dalam penggabungan Suni dengan metode pembelian
Tambahan biaya langsung penggabungan dicatat sebagai berikut:
Investasi dalam Suni Rp 8.000.000
Tambahan modal setor Rp 4.000.000
Kas (Atau net asset lain) Rp
12.000.000
Mencatat tambahan biaya langsung penggabungan dengan Suni, Rp 8.000.000
untuk fee penemu dan konsultan dan Rp4.000.000 untuk pendaftaran dan penerbitan
saham.
2.2 Prosedur atau point-point penting Akuntansi Penggabungan
usaha Metode Pembelian ( Purchase
Method)
·
Apabila
penggabungan dianggap sebagai pembelian maka harus ada dasar baru untuk
membukukan dan mempertanggungjawabkan aktiva yang diperoleh. Dalam hal ini,
aktiva harus dicatat sebesar harga pokoknya bagi pembeli sehingga jumlahnya
tidak perlu sama dengan nilai yang perlu dilaporkan pada buku penjual.
·
Ketika
transaksi pembelian berlangsung ,kita perlu menyesuaikan atau menentukan nilai
aktiva dan kewajiban milik perusahaan yang akan digabung sebesar nilai wajarnya
pada saat itu.
·
Nilai
agregat yang diberikan kepada aktiva bersih yang diperoleh (termasuk goodwill)
akan sama dengan biaya yang terpakai dalam transaksi pembelian tersebut.
·
Pada
penggabungan usaha yang tergolong sebagai pembelian ,alat tukar yang diberikan
untuk mengambil alih perusahaan lain bisa berupa uang ,bisa juga berupa aktiva
lain atau surat berharga dari pembeli. Jika aktiva selain kas digunakan ,maka
nilainya saat itu perlu diperhatikan agar total harga beli bisa ditentukan.
·
Mencatat
transaksi penggabungan sebesar nilai investasinya (biaya perolehan). Jika
pengakuisisi mengeluarkan saham, maka nilai wajar saham tersebut sebesar harga
pasar pada tanggal transaksi penggabungan. Bila harga pasar tidak dapat
digunakan sebagai indikator, maka diestimasi secara proporsional perusahaan
pengakuisisi atau yang diakuisisi (mana yang lebih dapat ditentukan dengan
menggali factor-faktor lain dari transaksi pertukaran).
·
Membuat
jurnal pemilikan aktiva dan kewajiban dari perusahaan yang digabung. Apabila
terjadi selisih antara nilai investasi dengan aktiva bersih yang diterima
perusahaan pengakuisisi, maka selisih tersebut dicatat ke dalam rekening
goodwill pada kelompok aktiva.
·
Jika
harga beli lebih rendah dari jumlah aktiva bersih yang dapat diidentifikasi ada
beberapa perlakuan akuntansi yang bisa dipertimbangkan untuk digunakan,mungkin
kita berpendapat bahwa penghematan tersebut yang diperoleh berkat kemampuan pembeli
untuk membeli dengan harga lebih murah harus diakui sebagai laba periode
berjalan.Akan tetapi aktiva yang dibeli lazimnya dicatat sebesar harga pokoknya
dan keuntungan pada umumnya tidak diakui dari pembelian tetapi justru dari
penjualan,perlakuan lain dengan memperlakukan selisih tersebut sebagai goodwill
negative dan memasukkan saldonya bersama-sama dengan ekuitas pada neraca.
2.3 Ekses Pembelian dalam Penggabungan
Pada 27 desember 20x4 PT A memperoleh asset neto PT X dalam
penggabungan dengan pembelian. Asset dan liabilitas PT Y saat itu adalah
sebagai berikut.
Keterangan
|
Nilai buku
|
Nilai wajar
|
Kas
Piutang-net
Persediaan
Tanah
Gedung-net
Peralatan-net
Paten
Total asset
Hutang
Hutang
wesel
Hutang
lain
Total liabilitas
Asset neto
|
5.000.000
15.000.000
20.000.000
5.000.000
35.000.000
25.000.000
--
100.000.000
6.000.000
15.000.000
4.000.000
25.000.000
75.000.000
|
5.000.000
15.000.000
25.000.000
10.000.000
50.000.000
35.000.000
5.000.000
145.000.000
7.000.000
13.500.000
4.500.000
25.000.000
120.000.000
|
Selisih antara biaya perolehan diatas
nilai wajar asset neto yang diperoleh diakui sebagai goodwill. Sebaliknya selisih
lebih nilai wajar asset neto yang diperoleh diatas biaya perolehan diakui
sebagai negative goodwill.
Kasus 1:
Goodwill
PT X membayar Rp 40.000.000 kas dan menerbitkan 50.000
sahamnya Rp 1.000 par, harga pasar Rp2.000 /saham untuk asset neto PT Y. Jurnal
mencatat penggabungan pada buku-buku X saat itu sbb:
Investasi dalam Y Rp 140.000.000
Kas Rp
40.000.000
Saham biasa
Rp1.000 par Rp
50.000.000
Tambahan modal setor Rp
50.000.000
Mencatat penerbitan 50.000
saham ditambah Rp40.000.000 kas dalam penggabungan Y dengan metode pembelian
Kas Rp 5.000.000
Piutang-net
Rp
15.000.000
Persediaan
Rp25.000.000
Tanah Rp10.000.000
Gedung
Rp50.000.000
Peralatan
Rp35.000.000
Paten Rp 5.000.000
Goodwill Rp
20.000.000
Hutang Rp
7.000.000
Wesel bayar
13.500.000
Liabilitas lain 4.500.000
Investasi dalam Y 140.000.000
Membebankan
biaya Y keaset identifiable yang diperoleh dan liabilitas berdasarkan nilai
wajar dan ke goodwill.
Kasus 2:
Negative Goodwill.
PT X menebitkan 40000
saham Rp 1000 par dengan harga pasar Rp2000/saham dan juga memberikan wesel
bayar 5 tahun bunga 10% Rp 20.000.000
untuk asset neto PT Y. Jurnal pencatatan dengan pembelian saat itu adalah:
Investasi
dalam Y Rp
100.000.000
Saham biasa Rp 1000 par Rp40.000.000
Tambahan modal setor Rp40.000.000
Wesel bayar 10% Rp20.000.000
Mencatat
penerbitan 40.000 par ditambah Rp20.000.000 wesel bayar 10% dalam penggabungan
Y dengan pembelian.
Kas Rp 5.000.000
Piutang-net
Rp
15.000.000
Persediaan
Rp
25.000.000
Tanah Rp
8.000.000
Gedung
Rp
40.000.000
Peralatan
Rp
28.000.000
Paten Rp 4.000.000
Hutang
Rp 6.000.000
Wesel bayar 13.500.000
Liabilitas lain 4.500.000
Investasi dalam Y 100.000.000
Jumlah yang ditetapkan
pada tiap-tiap akun aktiva dan kewajiban pada jurnal diatas ditetapkan
sesuai dengan ketetapan PSAK No.22 untuk penggabungan usaha secara pembelian.
Karena nilai sebesar Rp120.000.000 dari aktiva bersih yang diperoleh dapat
diidentifikasi melebihi harga beli Rp 100.000.000 sebesar Rp20.000.000 jumlah
yang ditetapkan atas aktiva tidak lancar dikurangkan sebesar 20 persen
(kelebihan sebesar Rp20.000.000/nilai wajar aktiva tidak lancar Rp100.000.000).
Pengurangan pada aktiva tidak lancar adalah sbb:
|
Nilai wajar
Aktiva Tidak
Lancar
|
Kurang 20% Pengurangan
Atas Kekurangan Nilai wajar terhadap Biaya*
|
Jumlah yang
dapat ditetapkan untuk aktiva Tidak Lancar
|
Tanah
Bangunan
Peralatan
Hak paten
Total
|
Rp 10.000.000
50.000.000
35.000.000
5.000.000
Rp 100.000.000
|
Rp 2.000.000
10.000.000
7.000.000
1.000.000
Rp 20.000.000
|
Rp 8.000.000
40.000.000
28.000.000
4.000.000
Rp80.000.000
|
2.4 PENYATUAN PEMBELIAN DIBANDINGKAN
Pada 31 Des 20x4 PT A dan PT B bergabung. Penerus
adalah PT A menerbitkan 50.000 sahamnya Rp1.000 par dengan harga pasar
Rp90.000.000 untuk asset neto PT B. Biaya registrasi dan penerbitan saham
Rp2.000.000 dan biaya langsung lainnya Rp4.000.000 dibayar PT A.
Neraca
dalam Peraga berikut ini neraca perbandingan PT A dan PT B sebelum merger dalam
metode penyatuan kepentingan dan metode pembelian.
Nilai buku dan nilai wajar sebelum merger
Neraca Saldo Komparatif
30 Des 20x4
Dalam ribuan rupiah
|
Nilai buku
PT A
|
Nilai buku
PT B
|
Nilai wajar
PT B
|
KAS
Piutang-net
Persediaan
Asset tetap da peralatan net
Hpp
Beban lain
Total debet
Hutang
Hutang lain
Modal saham Rp1.000 par
Tambahan modal setor
Saldo laba
Penjualan
Total kredit
|
Rp 47.500
60.000
80.000
120.000
100.000
32.000
440.000
30.000
20.000
150.000
20.000
65.000
155.000
Rp440.000
|
Rp 12.500
30.000
20.000
35.000
32.500
10.000
Rp140.000
Rp 18.000
12.000
50.000
4.000
11.000
45.000
Rp
140.000
|
Rp
12.500
30.000
25.000
45.000
18.000
12.000
|
Jurnal.
Dalam peraga berikutnya dibandingkan jurnal pencatatan antara kedua metode.
Kelompok penerbitan saham menunjukkann bahwa dalam metode penyatuan, investasi
dalam B Rp 65.00, yaitu nilai buku asset neto B per 1 January 20x4 sedang dalam
metode pembelian , investasi dalam wita
Rp90.000, yaitu harga pasar saham yang diterbitkan PT A pada 31 desember 20x4.
Kelompok biaya langsung penggabungan bahwa berdasarkan metode penyatuan semua
tambahan biaya penggabungan dicatat sebagai beban sedang berdasarkan metode
pembelian biaya registrasi dan penerbitan saham dibebanan pada tambahan modal
setor dan biaya langsung lainnya ditambahkan pada biaya perolehan PT . Kelompok
alokasi investasi menunjukkan bahwa biaya investasi RP94.000 lebih besar dari
nilai wajar asset neto yang identifiable Rp 82.500 dibukukan dalam goowill
Rp11.500.
Perbedaan
dalam pencatatan dengan metode penyatuan dan metode pembelian
(dalam ribuan rupiah)
Penyatuan
kepentingan pembelian
penerbitan sekuritas
investasi dalam B
Modal
saham Rp1000 par
Tambahan modal setor
Saldo
laba
Biaya
langsung penggabungan
Beban
Investasi dalam B
Tambahan modal setor
Kas
Alokasi
investasi
Kas
Piutang-neto
Persediaan
Pabrik dan peralatan-net0
Goodwill
Hpp
Beban lain
Hutang
Hutang
lain
Penjualan
Investasi
dalam B
|
Dr.
65.000
6.000
--
12.500
30.000
20.000
35.000
--
32.500
10.000
|
Cr.
50.000
4.000
11.000
6.000
18.000
12.000
45.000
65.000
|
Dr.
90.000
4.000
2.000
12.500
30.000
25.000
45.000
11.500
--
--
|
Cr.
50.000
40.000
6.000
18.000
12.000
--
94.000
|
Laporan
Keuangan Komporatif Bulan dan Wita tahun penggabungan
PT Bulan
Laporan
Keuangan Komparatif
Untuk Tahun
yang berakhir 31 Desember 20x4
(dalam
ribuan rupiah)
|
Penyatuan
|
Pembelian
|
Laporan labarugi
Penjualan
Hpp
beban lain
Penghasilan Neto
Laporan saldo laba
Saldo laba 1 jan 20x4 (seperti dilaporkan)
Pertambahan dari pooling
Saldo laba 1 jan 20x4 (seperti restated)
Penghasilan neto
Saldo laba 31 des 20x4
Neraca
Asset
Kas
Piutang-net
Persediaan
Asset tetap dan peralatan-net
Goodwill
Total
asset
Kewajiban dan ekuitas pemegang saham
Hutang
Hutang lain
Modal saham Rp1.000 par
Tambahan modal setor
Saldo laba
Total
kewajiban dan ekuitas pemegang saham
|
200.000
(132.500)
(48.500)
19.000
65.000
11.000
76.000
19.000
95.000
54.000
90.000
100.000
155.000
--
399.000
48.000
32.000
200.000
24.000
95.000
399.000
|
155.000
(100.000)
(32.500)
22.500
65.000
22.500
87.000
54.000
90.000
105.000
165.000
11.500
425.500
48.000
32.000
200.000
58.000
87.500
425.500
|
BAB III
KESIMPULAN
Penggabungan
usaha dilakukan untuk tujuan tertentu dari dua perusahaan atau lebih menjadi
unit-unit tunggal yang lebih besar.penggabungan usaha dapat dilakukan dalam
banyak bentuk yang berbeda.Akuntansi untuk penggabungan usaha terdiri dari dua
metode,antara lain metode penyatuan kepemilikan (pooling of interest) dan
metode pembelian (Purchase Method) dimana kedua-duanya masih dipakai di
Indonesia.
Metode
pembelian merupakan suatu metode penggabungan usaha dimana berupa transaksi
yang salah satu entitas memperoleh aktiva bersih dari perusahaan-perusahaan
lain yang bergabung.Berdasarkan metode ini perusahaan yang memperoleh atau
membeli mencatat aktiva yang diterima dan kewajiban yang ditanggung sebesar
nilai wajarnya.
Secara umum,metode pembelian mengikuti prinsip akuntansi yang
sama dalam pencatatan penggabungan usaha yang diikuti dalam akuntansi untuk
aktiva-aktiva dan kewajiban-kewajiban berdasarkan prinsip akuntansi yang
berlaku secara umum.
Ada
tiga kelompok biaya yang dikeluarkan pada saat penggabungan usaha dilakukan
yaitu biaya langsung yang berhubungan dengan penerbitan saham,biaya langsung
yang tidak berhubungan dengan penerbitan saham dan biaya tidak langsung seperti
gaji manajemen.
Ada
beberapa ketentuan atau poin penting dari metode pembelian,diantaranya :
(a)Apabila penggabungan dianggap sebagai pembelian aktiva harus dicatat sebesar
harga pokoknya bagi pembeli sehingga jumlahnya tidak perlu sama dengan nilai
yang perlu dilaporkan pada buku penjual,(b)Ketika transaksi pembelian
berlangsung ,kita perlu menyesuaikan atau menentukan nilai aktiva dan kewajiban
milik perusahaan yang akan digabung sebesar nilai wajarnya pada saat itu,
(c)Jika pengakuisisi mengeluarkan saham, maka nilai wajar saham tersebut
sebesar harga pasar pada tanggal transaksi penggabungan.perusahaan
pengakuisisi, (d)Apabila terjadi selisih antara nilai investasi dengan aktiva
bersih yang diterima perusahaan pengakuisisi, maka selisih tersebut dicatat ke
dalam rekening goodwill pada kelompok aktiva dan Jika harga beli lebih rendah
dari jumlah aktiva bersih yang dapat diidentifikasi selisih tersebut sebagai
goodwill negative dan memasukkan saldonya bersama-sama dengan ekuitas pada
neraca.
0 Response to "Penggabungan Usaha dengan Metode Pembelian “Business Combination by Purchases Method” "
Posting Komentar