Perubahan Laba Kotor
KATA PENGANTAR
Syukur kepada Allah Swt., karena
semata atas berkat dan karunia Nya lah akhirnya salah satu tugas mata kuliah Manajemen
Keuangan tentang Resiko
Investasi dan Teori Portopolio.
Adapun makalah ini berisi tentang Analisa Peubahan
laba kotor secara khusus dijelaskan oleh
kami dalam makalah ini.
Layaknya segala sesuatu yang ada
di bumi ini, tidaklah ada yang sempurna. Begitu juga kiranya dengan Makalah
ini, masih banyak memiliki kekurangan. Untuk itu, segala unjuk saran dan kritik
yang membangun sangat kami harapkan. Agar dimasa yang akan datang kami bisa
mempersembahkan yang lebih baik dan lebih berguna untuk kita semua. Akan tetapi
mudah-mudahan makalah ini sedikitnya memberikan manfaat untuk kita semua.
Amiiin
Medan, April 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tujuan utama dari setiap kegiatan bisnis perusahaan
adalah untuk mencari keuntungan yang sebesar-besarnya dengan menekan biaya
sekecil-kecilnya (profit oriented).
Laba merupakan sumber utama perusahaan untuk menjaga kelangsungan hidupnya, hal
ini sesuai dengan konsep “going concern”
yang beranggapan perusahaan didirikan untuk hidup terus-menerus dan seolah-olah
tidak akan berhenti. Laba kotor perusahaan merupakan selisih pendapatan
penjualan neto dikurangi dengan harga pokok penjualan. Sedangkan untuk
efisiensi laba kotor perusahaan, efisiensi karena kaitannya dengan jumlah uang
atau rupiah, jika kaitannya dengan kinerja karyawan atau pegawai maka dilihat
efektivitasnya.
Sedangkan harga pokok penjualan dipengaruhi oleh
persediaan barang jadi awal ditambah harga pokok produksi dikurangi persediaan
barang jadi akhir periode. Dalam harga pokok produksi terdapat biaya produksi
dimana semakin besar biaya produksi maka semakin kecil laba perusahaan,
sebaliknya jika semakin kecil biaya produksinya maka semakin besar laba
perusahaan. Oleh karena itu biaya produksi sangat penting untuk menjaga
kestabilan perusahaan. Jika perusahaan ingin bertahan maka perusahaan harus
memperhatikan betul biaya produksi yang dikeluarkan.
Karenanya penulis ingin sekali mengangkat biaya
produksi untuk diteliti, biaya produksi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan
pada saat proses produksi, biaya produksi meliputi biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung dan biaya overhead
pabrik. Biaya (cost) disini berbeda
dengan beban (expense), dalam laporan
keuangan biaya masuk dalam laporan harga pokok produksi (cost of goods manufacture) yang akan digunakan sebagai penambah
harga pokok penjualan (cost of goods sold)
yang selanjutnya akan mengurangi penjualan bersih sehingga didapat laba kotor.
Sedangkan beban (expense) masuk dalam
laporan rugi laba yang akan mengurangi laba kotor sehingga didapat laba bersih.
BAB II
PEMBAHASAN
2.2.1 Pengertian laba
Pengertian laba
menurut Earl K. Stiece,phd, James D.
stice,phd, K. Fred Skousen, phd, cpa, dalam bukunya “ Intermediate accounting”
Edisi 15
“ Gains
(laba) adalah jumlah yang dapat diberikan kepada investor (sebagai hasil dari
investasi) dan kondisi perusahaan di akhir periode masih sama baiknya atau
kayanya yang diawal periode “ (2004;226)
Pengertian laba
Menurut Theodorus M. Tuanakotta, dalam bukunya “Teori Akuntansi “ Edisi kesatu
menyatakan : “ Gains (laba) adalah berupa pemberian atau hiba yang diterima perusahaan, maupun dari
penjual atau pertukaran asset yang bukan inventori (2000;177)
Berdasarkan beberapa
pengertian diatas maka penulis mengambil kesimpulan bahwa pada dasarnya laba
adalah merupakan selisih lebih dari pendapatan,
penjualan bersih dengan harga pokok penjualan.
2.2.2 Jenis-Jenis Laba
M.Tuanakotta Mengungkapkan
jenis-jenis Laba dalam hubungannya dengan perhitungan laba yaitu :
1.
Laba
kotor yaitu perbedaan antara pendapatan bersih dan penjualan dengan harga pokok penjualan.
2.
Laba
operasi yaitu selisih antara laba kotor dengan total beban operasi.
3.
Laba
bersih yaitu angka terakhir dari perhitungan laba-rugi dimana untuk mencarinya
laba operasi ditambah pendapatan
lain-lain dikurangi dengan beban-beban lain.
2.2.3 Pengklasifikasian Laba
Dalam menyajikan
laporan laba-rugi akan terlihat pengklasifikasian dalam penetapan pengukuran
laba sebagai berikut :
1.
Laba
kotor atas penjualan, merupakan selisih dari penjualan bersih dan harga pokok
penjualan laba ini dinamakan laba kotor hasil penjualan bersih dikurangi dengan
beban operasi lainnya untuk periode tertentu.
2.
Laba
bersih operasi perusahaan yaitu laba kotor dikurangi dengan sejumlah biaya
penjualan, biaya administrasi dan umum.
3.
Laba
bersih sebelum potongan pajak, merupakan pendapatan perusahaan secara
keseluruhan sebelum potongan pajak perseroan, yaitu perolehan apabila laba
operasi dikurangi atau ditambah dengan selisih pendapatan dan biaya-biaya lain.
4.
Laba
kotor sesudah potongan pajak yaitu laba bersih setelah diambil atau dikurangi
dengan pendapatan dan biaya non operasional dan dikurangi dengan pajak
perseroan.
2.2.6 Perubahan Laba Kotor
Perubahan Laba Kotor (gross
profit) perlu dianalisa untuk mengetahui sebab-sebab perubahan tersebut, baik
perubahan yang menguntungkan maupun perubahan yang tidak menguntungkan,
sehingga akan dapat diambil tindakan seperlunya untuk periode berikutnya.
Pada dasarnya perubahan laba
kotor itu disebabkan oleh dua factor, yaitu factor penjualan dan factor harga
pokok penjualan. Besar kecilnya hasil penjualan dipengaruhi oleh kwantitas atau
volume produk yang dapat dijual dan harga jual per satuan produk tersebut.
Perubahan laba kotor yang
disebabkan oleh adanya perubahan harga
pokok penjualan dapat disebabkan oleh :
a.
Perubahan
harga pokok rata-rata per satuan
b.
Perubahan
kwantitas atau volume produk yang dijual
Perubahan laba kotor baik itu
merupakan penurunan atau kenaikan yang disebabkan oleh factor harga jual tidak
dapat digunakan sebagai pengukur kegiatan bagian penjualan, karena hal ini
disebakan oleh factor ekstern perusahaan. Suatu perubahan laba kotor yang disebabkan oleh adanya perubahan
kwantitas atau volume barang yang dijual mempunyai hubungan langsung dengan
kegiatan bagian penjualan. Penurunan laba kotor yang disebabkan oleh naiknya
harga pokok penjualan menunjukkan bagian produksi telah bekerja secara tidka
efisien.
Dari uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa perubahan laba brutopada dasarnya dapat disebabkan oleh 4
faktor yaitu :
a.
Perubahan
harga jual ( sales price variance) yaitu adanya perubahan antara harga jual
yang sesungguhnya dengan harga jual yang dibudgetkan atau harga jual
sebelumnya. Perubahan ini dapat ditentukan dengtan menggunakan rumus :
|
Keterangan:
Hj₁ = harga
jual persatuan produkyang dibudgetkan atau tahun sebelumnya
Hj₂ = harga
jual per satuan produk yang sesungguhnya
K₂ =
kwantitas atrau volume produk yang sesungguhnya dijual tahun ini
Apabila ( Hj₂
- Hj₁ )
menunjukkan/menghasilkan angka positif berarti ada kenaikan harga yang berarti
menujukkan keadaan yang menguntungkan, sebaliknya bila negative berarti ada
penurunan harga jual dan menujukkan keadaan yang merugikan.
b.
Perubahan
kwantitas produk yang dijual ( sales volume variance) yaitu adanya perubahan
antara kwantitas produk yang direncanakan/tahun sebelumnya denga kwantitas
produk yang sesungguhnya dijual
(direalisir). Perubahan yang disebabkan oleh perubahan kwantitas volume produk
yang dijual dapat ditentukan dengan rumus :
|
Keterangan :
K₂ =
kwantitas penjualan yang sesungguhnya direalisir tahun ini
K₁ =
kwantitas penjualan yang dibudgetkan atau tahun sebelumnya
Hj₁ = harga jual per satuan produk yang
dibudgetkan atau tahun sebelumnya sebagai
standard
Bila ( K₂ - K₁ ) mengahsilkan angka positif
menujukkan bahwa kwantitas produk yang sesungguhnya dijual lebih besar daripada
yang direncanakan, hal ini menunjukkan keadaan yang menguntungkan atau bagian
penjualan bekerja lebih baik, sebaliknya bila menghasilkan angka negative
berarti penjualanturun dan menunjukkan keadaan yang merugikan.
c.
Perubahan
harga pokok penjualan per satuan produk ( cost price variance ) yaitu adanya
perbedaan antara harga pokok penjualan persatuan produk ( unit cost ) menurut
budget/ tahun sebelumnya dengan harga pokok yang sesungguhnya. Perubahan laba
kotor yang disebabkan oleh hal ini dapat ditentukan dengan rumus :
|
Keterangan :
HPP₂ =
haraga pokok penjualan yang sesungguhnya
HPP₁ =
harga pokok penjualan menurut budget/tahgun sebelumnya
K₂ =
kwantitas produk yang sesungguhnya dijual
Bila ( HPP₂ - HPP₁ ) mengahislkan angka positif
berarti HPP mengalami kenaikan dalam sector biaya menunjukkan keadaan yang
merugikan, sebaliknya bila hasilnya negative berate biaya mengalami penurunan
yang berarti pula menunjukkan keadaan yang menguntungkan.
d.
Perubahan
kwantitas harga pokok penjualan ( cost volume Variance ) yaitu adanya perubahan
harga pokok penjualan karena adanya perubahan kwantitas/vol,ume yang dijual
atau yang diproduksi. Hal ini dapat ditentukan dengan menggunakan rumus :
|
Apabila ( K₂ - K₁ ) menghasilkan angka positif
berarti kwantitas yang dijual/diproduksi bertambah ( mengalami kenaikan ),
apabila kwantitas bertambah maka harga pokok penjualan akan mengalami kenaikan
pula dan bertambahnya harga pokok penjualan menunjuukkan keadaan yang tidak
menguntukan ( merugikan ). Sebaliknya bila hasilnya negative berarti ada
penurunan biaya dan menunjukkan keadaan yang menguntungkan.
Contoh
pertama
PT INDIRASARI
Laporan Rugi-Laba
Akhir tahun 1979 dan 1978
Penjualan neto
Harga pokok penjualan
Laba kotor
Kwantitas yang dijual
Harga jual per satuan
Harga poko persatuan
|
1978
|
1979
|
Kenaikan
|
200.000
150.000
|
253.000
181.125
|
53.000
31.125
|
|
50.000
|
71.875
|
21.875
|
|
1.000
200
150
|
1.150
220
157,50
|
150
20
7,50
|
Menunjukkan adanya
Menurut
data diatas tahun 1979 dibandingkan dengan tahun 1978 Menunjukkan adanya
kenaikan dalam penjualan sebesar Rp. 53.000, dan keanaikan harga pokok
penjualan Rp. 31.125, sehingga laba kotor 1979 dibandingkan 1978 mengalami
kenaikan sebesar Rp. 21.875. apakah yang menyebabkan kenaikan ini ? untuk
mengetahui sebab-sebab perubahan tersebut
perlu dilakukan langkah-langkah analisa sebagai berikut :
Langkah I :
Menghitung perubahan laba kotor
yang disebabkan oleh factor penjualan ( factor kwantitas penjualan maupun
factor harga jual )
a.
Penjualan
1979 253.000
Unit penjualan 1979 x harga jual
1978 230.000
Kenaikan laba kotor karena
perubahan harga jual
23.000 (laba)
Perubahan laba kotor yang
disebabkan adanya perubahan harga jual dapat ditentukan dengan menggtunakan
rumusnya yaitu :L
(
Hj₂ - Hj₁ ) K₂
(
220 – 200 ) 1.150 = 23.000
b.
Kwantitas
penjualan 1979 x harga jual 1978 230.000
Penjualan 1978 (sebagai standard
) 200.000
Kenaikan laba kotor karena
perubahan kwantitas penjualan 30.000 (laba)
Atau :
= ( K₂ - K₁ ) Hj₁
= (1.150 – 1.000 ) 200
=
30.000
Langkah
II
Menghitung
perubahan laba kotor yang disebabkan ole adanya perubahan harga pokok penjualan
per satuan produk maupun kwantitasnya.
a.
Harag
pokok penjualan 1979 181.125
Kwantitas penjualan 1979 x harga
jual 1978 172.500
Kenaikan laba kotor perubahan
harag jual 8.625
(rugi)
Atau :
= (HPP₂ - HPP₁ ) K₂
= ( 157,50 – 150 ) 1.150
=
8.625
b.
Kwantitas
penjualan 1979 x harga pokok 1978 172.500
Harga pokok penjualan 1978
(sebagai standard) 150.000
Kenaikan laba kotor karena
perubahan kwantitas
Harga pokok penjualan 22.500 (
Rugi )
Atau :
= (K₂ - K₁ ) HPP₁
= ( 1.150 – 1000 ) 150
|
Kenaikan sector penjualan sebesar Rp. 53.000 dan kenaikan harag pokok penjualan Rp. 31.125 dapat pula dianalisa factor-faktor penyebab perubahan tersebut
dengan cara sebagai berikut :
a.
Factor
kwantitas penjualan
Kenaiakan penjualan karena
naiknya volume, jika tidak ada kenaikan harga jual.
Harag per unit 1978 200
Kenaikan kwantitas 150
Kenaikan laba kotor karena
kwantitas penjualan
(200 x 150) 30.000
b.
Factor
harga jual :
Kenaikan penjualan karena
kenaikan harga jual, jika tidak ada kenaikan kwantitas penjualan :
Kenaikan harga jual 20
Volume (kwantitas) penjualan 1978 1.000
Kenaikan laba kotor karena harga
jual ( 20 x 1.000 ) 20.000
c.
Factor
kwantitas penjualan dan harga jual
Kenaikan harga jual per satuan
Dikalikan kenaikan kwantitas
penjualan ( 20 x 150 ) 3.000
Total kenaikan laba bruto karena
penjualan 53.000
Kenaikan harga pokok penjualan Rp
31.125 dapat ditentukan factor-faktor penyebanya sebagai berikut :
1.
Factor
kwantitas
Kenaikan harga pokok penjualan
karena kenaikan volume jika tidak ada kenaikan harga pokok :
Harga pokok 1978 150
Kenaikan kwantitas atau volume 150
Kenaikan karena factor kwantitas
( 150 x 150 ) 22.500
2.
Factor
harga pokok ( biaya )
Kenaikan harga pokok penjualan
karena kenaikan harga pokok per unit, jika tidak ada kenaikan dalam volume :
Kenaikan harga poko per satuan 7,50
Volume/kwantitas 1.000
Kenaikan karena factor harga
pokok ( 7,50 x 1.000) 7.500
3.
Factor
kwantitas dan harga pokok :
Kenaikan harga pokok per unit
dikalikan volume ( 7,50 x 150 ) 1.125
Total kenaikan harga pokok
penjualan 31.125
Untuk
kepentingan management atau pihak-pihak yang ingin mengetahui sifat atau
pengaruh berbagai factor terhadap perubahan laba kotor, maka laporan kepada
management atau pihak-pihak tersebut adalah sebagai berikut :
PT INDIRASARI
Laporan perubahan dalam
penjualan, harag pokok penjualan dan laba kotor
Akhir tahun 1979 dengan 1978
Junlah tahun 1979
Jumlah tahun 1978
Kenaikan
|
Penjualan
|
Harga pokok penjualan
|
Gross profit
|
253.000
200.000
|
181.125
150.000
|
71.875
50.000
|
|
53.000
|
31.000
|
21.875
|
Kenaikan – penurunan disebabkan
oleh :
Faktor kwantitas 30.000 22.500 7.500
Factor harga jual 20.000 - 20.000
Factor harga pokok - 7.500
7.500
Factor kwantitas dan harga jual 3.000 - 3.000
Factor kwantitas dan harga pokok
- 1.125 1.125
Jumlah 53.000 31.125 21.875
Analisa perubahan
laba kotor adalah suatu analisis untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba
kotor suatu perusahaan dari satu periode ke periode yang lain atau perubahan
laba kotor suatu periode dengan laba yang di budgetkan untuk periode tersebut.
Adapun faktor-faktor
yang mempengaruhi terhadap laba kotor adalah sebagai berikut :
1.
Perubahan
harga jual (sales price variance) yaitu
ada perubahan dengan harga jual anggaran. Perubahan laba kotor yang disebabkan
adanya perubahan harga jual dikumpulkan dengan rumus :
(Hjr-Hja)KR
Dimana :
Hjr :
Harga jual realisasi (tahun yang berlaku sekarang)
Hja : Harga jual anggaran
tahun lalu
KR : Kuantitas realisasi
Apabila
(Hjr-Hja) hasilnya positif berarti ada kenaikan harga yang menunjukan keadaan
yang menguntungkan, sebaliknya bila hasilnya negatif berarti ada penurunan
haraga jual dan menunjukan keadaan yang merugikan.
2.
Perubahn
kuantitas produk yang dijual (sales
volume variance) yaitu ada perbedaan antara kuantitas produk anggaran
(tahun lalu) dengan kuantitas produk realisasi. Perubahan laba kotor yang
disebabkan adanya perubahan kuantitas produk yang dijual ditentukan denga rumus
:
(KR-KA) HJa
Apabila
(KR-KA) hasilnya menunjukkan positif bahwa kuantitas produk yang sesungguhnya
dijual lebih dari kuantitas yang dianggarkan hal ini menunjukkan keadaan yang
menguntungkan atau bagian penjualan bekerjanya lebih baik. Sebaliknya bila
hasilnya negatif berarti penjualan turun dan menunjukkan keadaan yang
merugikan.
3.
Perubahan
harga pokok penjualan persatuan produk (cost
price variance) yaitu adanya perbedaan antara harga pokok penjualan
persatuan dengan produk menurut perencanaan tahun sebelumnya dengan harga pokok
penjualan, realisasi perubahan laba kotor yang disebabkan adanya perubahan
harga pokok penjualan atau satuan produk yang dijual ditentukan dengan rumus
:
(HPRr-HPPa)KR
Apabila
hasil (HPRr-HPPa) positif maka harga pokok penjualan mengalami kenaikan dalam
sektor biaya dan sebaliknya bila hasilnya negatif maka menunjukkan keadaan yang
merugikan.
4.
Perubahan
kuantitas harga pokok penjualan (cost
volume variance) yaitu ada perubahan harga pokok penjualan, karena
perubahan kuantitas atau volume penjualan. Perubahan laba kotor yang disebabkan
adanya kuantitas harga pokok penjualan persatuan produk yang dijual ditentukan
dengan rumus
(KR-KA)HPPa
Apabila
(KR-KA) hasilnya positif berarti kuantitas yang dijual atau yang diproduksi
bertambah (mengalami kenaikan), juka kuantitas bertambah maka harga pokok
penjualan akan mengalami kenaikan pula, hal ini menunjukan keadaan yang
merugikan
DAFTAR PUSTAKA
Munawir.
S Analisa Laporan Keuangan. Liberty.. Liberty. Yogyakarta. 2004
www.google.com
0 Response to "Perubahan Laba Kotor"
Posting Komentar