Penjualan cicilan

1.      Pengertian Penjualan Cicilan
Menurut Allan R. Drebin (1996: 121) dalam buku Akuntansi Keuangan Lanjutan penjualan angsuran barang dagangan adalah:
“Penjualan barang dagangan yang pembayarannya dilakukan secara bertahap dalam jumlah dan waktu yang telah ditentukan. Dan didalam penjualan angsuran barang-barang dagangan mempunyai ketentuan sebagai berikut:
1.      Pembayaran Uang Muka
Yaitu pembayaran uang muka yang dilaksanakan secara tunai yang jumlahnya sebesar persentase tertentu dari harga jual barang atau sebesar jumlah rupiah yang telah ditentukan
2.      Pembayaran Angsuran
Yaitu pembayaran uang tunai periodik sebagai pembayaran angsuran yang besarnya telah ditentukan sebelumnya atau ditentukan besar kecilnya yang tergantung pada lamanya jangka waktu angsuran.
Menurut Hadori Yunus Harnanto (1987:6) dalam buku Akuntansi Keuangan Lanjutan penjualan angsuran adalah penjualan yang dilakukan dengan perjanjian dimana pembayaran dilakukan secara bertahap yaitu pada saat barang-barang diserahkan kepada pembeli, penjual menerima pembayaran pertama sebagai bagian dari harga penjualan (down payment) dan sisanya dibayar dalam beberapa kali angsuran.

2.      Penjualan Kontrak
Dan untuk melindungi kepentingan penjual dari kemungkinan tidak ditepatinya kewajiban-kewajiban oleh pihak pembeli, maka terdapat bentuk perjanjian (kontrak penjualan) penjualan angsuran sebagai berikut:
1.      Perjanjian penjualan bersyarat (conditional sales contract). Dimana barang-barang telah diserahkan, tetapi hak atas barang-barang masih berada di tangan penjual sampai seluruh pembayarannya pertama.
2.      Pada saat perjanjian ditandatangani dan pembayarannya pertama telah dilakukan hak milik dapat diserahkan kepada pembeli, tetapi dengan menggadaikan atau menghipotik untuk bagian harga penjualan yang belum dibayar kepada si penjual.
3.      Hak milik atas barang untuk sementara diserahkan kepada suatu badan “trust” (trustee) sampai pembayaran harga penjualan dilunasi. Setelah pembayaran lunas oleh pembeli baru trustee menyerahkan hak atas barang-barang itu kepada pembeli. Perjanjian semacam ini dilakukan dengan membuat akte kepercayaan.
4.      Beli-sewa (lease-purchase), dimana barang yang telah diserahkan kepada pembeli. Pembayaran angsuran dianggap sewa sampai harga dalam kontrak telah dibayar lunas, baru sesudah itu hak milik berpindah kepada pembeli.
Untuk mengurangi atau menghindarkan kemungkinan kerugian yang terjadi dalam pemilikan kembali, faktor-faktor yang perlu diperhatikan oleh penjual adalah sebagai berikut:
1.      Besarnya pembayaran pertama (down payment) harus cukup untuk menutup semua kemungkinan terjadinya penurunan harga barang tersebut dari semula barang baru menjadi barang bekas.
2.      Jangka waktu pembayaran diantara angsuran yang satu dengan yang lain hendaknya tidak terlalu lama, kalau dapat tidak lebih dari satu bulan.
3.      Pembayaran cicilan berkala tidak harus memlebihi penurunan nilai barang yang terjadi diantara pembayaran berkal. Apabila niali barang ini melebihi saldo kontrak yang belum dibayar, maka pihak pembeli segan untuk tidak memenuhi kontrak. Besarnya pembayaran angsuran periodik harus diperhitungkan cukup untuk menutup kemungkinan penurunan nilai barang-barang yang ada selama jangka pembayaran yang satu dengan pembayaran angsuran berikutnya.
3.      Metode Penetapan Laba Kotor pada Penjualan Cicilan
Ada dua pendekatan umum yang dapat diambil pada penetapan laba kotor atas penjualan cicilan :
1.      Penetapan Laba Kotor dalam Priode Penjualan
Penjualan cicilan dapat dipandang sebagai transaksi dengan penangana seperti penjualan biasa. Laba kotor dapat kita tetapkan pada saat penjualan, saat dimana barang – barang ditukarkan dengan klaim yang secara hokum dapat dipaksakan terhadap pelanggan atau konsumen. Prosedur ini membutuhkan penetapan semua beban yang menyangkut semua beban yang menyangkut penyelenggaraan penjualan piutang tak tertagih, pada saat penjualan. Hal ini dilakukan dengan mendebet perkiraan beban yang berdangkutan dan dengan mengkredit penyisihan untuk beban yang diantisipasi.

2.      Penetapan Laba Kotor dalam Periode Penagihan per-Kas
Penjualan cicilan dapat dipandang sebagai transaksi khusus dengan penanganan laba kotor yang dilakukan dalam periode penagihan piutang cicilan dan bukan dalam periode di mana piutang ini timbul. Arus masuk kas , kemudian menjadi criteria penetapan pendapatan. Pada penggunaan pendekatan ini, kita dapat menempuh beberap prosedur alternative. Rencaba penjualan cicilan yang harus ditempuh, harus dipertibangkan dengan seksama untuk memilih prosedur pengukuhan laba bersih yang memuaskan.

            Prosedur penetapan laba kotor dalam periode penagihan per kas ialah :

a.          Penagihan dipandang sebagai perolehan kembali harga pokok. Penagihan per kas atas kontrak penjualan cicilan terutama menyatakan perolehan kembali harga pokok. Setelah harga pokok diperolh kembali, maka semua penagihan beriktnya dianggap sebagai laba.
b.         Penagihan dipandang sebagai realisasi laba. Penagihan dapat dipandang terutama sebagai realisasi laba kotor atas kontrak penjualan cicilan. Setelah seluruh laba atas transaksi ditetapkan , maka semua penagihan per kas berikutnya dianggap sebagai perolehan harga pokok.
c.          Penagihan dipandang sebagai perolehan kembali harga pokok dan realisasi laba. Setiap penagihan atas kontrak pnjualan cicilan dianggap, baik sebagai prolehan kembali harga pokok maupun sebagai realisasim laba dalam rasio dimana kedua factor ini terdapat dalam harga jual awal. Metode ini dimaksudkan untuk membandingkan laba kotor penjualan cicilan atas masalaku kontrak cicilan. Biaya yang kontinu atas kontrak cicilan sebanding dengan laba kotor yang ditetapkan dalam priode berturut-turut ; kegagalan yang mungkin untuk merealisasikan seluruh jumlah laba kotor, dalam hal pihak pembeli tidak mapu untuk membayar, harus diperhitungkan.

3.      Metode Cicilan
Pada penggunanna metode cicilan dala perkiraan, maka selisih antara harga jual kontrak dan harga pokok penjualan dicatat sebagai laba kotor yang ditangguhkan. Saldo ini ditetapkan senbagai endapatan, yang secara berkala membandingkan periode penagihan uang kas terhadap harga jual. Dengan kata lain, presentase laba kotor awal atas penjualan diperhitungkan pada penagihan berkala untuk menetuka jumlah yang ditetapkan sebagai pendapatan . pada tiap akhir periode saldo laba kotor yang ditangguhkan, yang masih terdapat dalam buku-buku sama dengan persentase laba kotor yang diperhitungkan atas saldo piutang cicilan pada tanggal itu.
Penaggungan laba kotor, pada dasarnya menyataka penagguhan hasil penjualan yang disertai dengan penangguhan harga pokok penjualan, yang berkaitan dengan hasil penjualan seperti itu. Penangguhan laba kotor dapat menyatakan penangguhan biaya yang dikeluarkan dalam promosi penjualan cicilan. Akan tetapi praktek ini, biasanya sulit untk dipertahankan. Walau nilai barang dagangan dipandang sebagai nilai aktiva yang dapat dikompensasika untuk tahun berikutnya, namun biaya penjualan dan  administrasi secara umum tidak dapat dibuat untuk nilai seperti itu. Disamping itu, kesulitan yang serius akan kita jumpai dalam memilih biaya yang harus ditangguhkan dan dalam menentuka prosedur pembebanan yang harus ditempuh dalam penangguhan seperti itu.
Perlu ditegaskan bahwa pedapatan atas penjualan cicilan tidak bebas dari biaya tertentu akan terus membebani biaya pembukuan, penagihan, dan pelayanan produk. Mislnya – dan sementara itu biaya lainnya akan dikeluarkan pada tenggang waktu yang berbeda – kerugian yang berakibat dengan ketadibayaran, pemilik kembali, dan piutang ertagih. Akuntansi dengan metode cicilan biasanya berarti penangguhan laba kotor tetapi penetapan biaya penjualan dari administrasi dalam periode pengeluaran.
Metode cicilan yang melaporkan laba kotor dapt digunakan untuk tujuan pajak prnghasilan dalam harta brnda tak-gerak pribadi, oleh agen-agen penjualan yang secara teratur melakukan rencana penjuala cicilan.
Ayat ayat jurnal yang dibutuhkan dalam akuntansi untuk penetapan penjulan cicilan diilustrasikan di bawah ini.. akuntansi dengan metode cicilan diilustrasikan lebih dulu lewat contoh sederhana menganai penjualan harta benda tak gerak dan dan kemudian diketangahkan contoh – contoh yang menyangkut penjualan barang dagang.
4.      Penjualan Barang Dagangan Berdasarkan Penjualan Cicilan.
Prosedur yang digunakan dalam Akuntansi untuk penjualan barang dangan berdasarkan cicilan sama dengan prosedur yang diilustrasikan di atas tadi. Dalam mencatat transaksi perlu dibedakan antara penjualan regular (biasa) dan penjualan cicilan dan, di samping itu kita perlu memberikan data-data lainnya untuk mencapai laba kotor yang ditentukan sebagai akibat dari penagihan atas perkiraan ciciclan.
Illustrasi akuntansi untuk penjualan barang dagangan yang berdasarkan cicilan, asumsikan bahwa neraca untuk Kelton Sales Co Pada tanggal 1januari 1987 adlah sebagai berikut :

Aktiva
Kas……………………………….…$  25.000
Persediaan barang dagangan……..      100.000
Piutang Usaha (biasa)………………    15.000
Piutang Usaha cicilan, Tahun 1976...    60.000
Piutang usaha Cicila, Tahun 1975….    20.000




 

Total Aktiva……………………… $ 220.000
Kewajiba dan Modal
Hutang Usaha…………..………...$  40.000
Laba kotor yang ditangguhkan
atas penjuala cicilan, tahun 1967….  22.800
Laba kotor yang ditangguhkan
atas penjuala cicilan, tahun 1967….    7.000
Modal Saham………………………100.000
Laba yang ditangguhkan…………..  50.000


 

Total kewajiaban dan Modal…… $ 220.000


            Penjuala cicilan tahun 1986 dan tahun 1985 dilakukan dengan tingkat laba kotor masing-masing sebesar 38 %. Pada tanggal 1 Januari 1987, dengan piuatang usaha cicilan tahun 1986 sebesar $ 60.000 yang masih ad, melaporkan laba kotoryang ditangguhkan sebesar 38 % dari jumlah ini, yakni sebesar $ 22.800, dengan piuatang usaha cicilan tahun 1985 yang berjumlah sebesar $ 20.000, melaporkan laba kotor yang ditangguhkan sebesar 35 % dari jumlah ini, atau sebesar $ 7.000.
 Transaksi dan ayat Jurnal untu Kelton Sales Co. yang berkaitang dengan penjualan biasa dan penjualan cicilan tahun 1987 adalah sebagai berikut :

Transaksi
Ayat Jurnal
1 Januari-31 Desember
(1)   Penjualan biasa, yang terdiri dari penjualn per kas (tunai) $250.000, dan penjualan dengan kredit $200.000; penjulan cicilan sebesar $150.000
Kas…............................ $ 250.000
 Piutang Usaha (biasa)..    200.000
                 Penjualan Biasa……… $450.000
Piutang usah cicilan 1982 150.000
                 Penjualan Cicilan……..$ 150.000
(2)   Penerimaan barang dagangan dengan kredit sebesar $425.000
Pembelian…………. $425.000
                 Hutang Usaha…………. $425,000
(3)   Penerimaan tambahan dari penjualan per kas dan dari sumber sebagai berikut :
Piutang usaha Biasa…………….. $ 190.000
Piutang Usaha Cicilan 1987……       80.000
Piutang Usaha Cicilan 1986……       40.000
Piutang Usaha Cicilan 1985……       15.000
Kas…………..………. $325.000
    Piutang Usaha Biasa……….…. $190.000
    Piutang Usaha Cicilan, 1987…. $  80.000
    Piutang Usaha Cicilan, 1986…. $  40.000
    Piutang Usaha Cicilan, 1985…. $  15.000
(4)   Pembayaran Untuk :
Hutang usaha                  $435.000
Potongan yang diambil     (5.000)    $430.000
Biaya Operasi                                     120.000

Hutang Usaha…………
Biaya Operasi………… $120.000
      Potongan Pembelian..…..…. $    5.000
      Kas……………………..….. $550.000
Penyesuaian dan Penutupan per 31 Des
(5)   Untuk mencatat harga pokok barang yang berkaitan denga penjualan cicilan $90.000
Harga pokok penjualan cicilan $ 90.000
     Pengiriman Atas Penjualan
     Cicilan……………………………$ 90.00
(6)   Untuk menutup perkiraan penjualan cicilan dan untuk mencatat laba kotor atas penjualan cicilan untuk tahun itu, $60.000 (40% dari penjualan cicilan)
Penjualan cicilan…………… $ 90.000
     Harga pokok penjualan cicilan.. $ 90.000
     kotor yang ditangguhkan atas
     penjualan cicilan tahun 1987…. $ 60.000
(7)   Untuk mencatat laba kotor yang direalisasi sebagai akibat dari penagihan atas piutang usaha cicilan tahun 1987, 1986 dan 1985 sebagai berikut :
Piutang usaha cicilan tahun 1987,
40 % dari $80.000……...……. $32.000
Piutang usaha cicilan tahun 1986,
38 % dari $40.000……...……. $16.200
Piutang usaha cicilan tahun 1985,
35 % dari $15.000……...……. $  6.250

(8)   Untuk menutup perkiraan persediaan awal, pembelian, potongan pembelian, den pengiriman penjualan cicilan kedalam ikhtisar Rugi-laba, yang dengan demikian, mengikhtisarkan barang-batang yang tersedia untuk penjualan biasa ($430.000)

(9)   Untuk mencatat persediaan akhir yang dengan demikian, mengikhtisarkan harga pokok barang yang berkaitan dengan penjualan biasa ($310.000)

(10)                       Untuk menutup penjualan biasa kedalam Ikhtisar Rugi-Laba yang dengan demikian, mengikhtisarkan laba kotor atas penjualan ($140.000)

(11)                       Untuk menutup laba kotor yang direalisasikan atas penjualan cicilan tahun berjalan dan tahun-tahun sebelumnya kedalam ikhtisar Rugi-Laba yang dengan demikian mengikhtisarkan laba kotor ($192.000)

(12)                       Untuk menutup biaya operasional kedalam ikhtisar rugi-laba yang dengan demikian mengikhtisarkan laba bersih sebelum pajak penghasilan ($72.450)

(13)                       Untuk mencatat hutang pajak penghasilan yang diperlukan sebesar 40% dari laba bersih sebelum pajak $72,460, atau sebesar $28,980

(14)                       Untuk menutup biaya pajakl kedalam ikhtisar rugi-laba yang dengan demikian mengikhtisarkan laba bersih ($43.470)

(15)                       Untuk memindahkan laba bersih dan laba yang ditahan ($43.470)



5.      Prosedur Menghitung Realisasi Laba Bruto
Dalam Ilustrasi di muka, laba kotor yang direalisasikan dihitung dengan menggunakan presentase laba kotor yang direalisasikan dihitung dengan menggunakan presentase laba kotor untuk tahun dimana penjualan cicilan menghaslkan jumlah yang ditagih atas penjualan seperti itu. Laba kotor yang direalisasikan juga dapat ditentukan dengan jalan menghitung jumlah laba kotor yang ditangguhkan pada akhir periode dan mengurangkan perkiraan laba kotor yang ditangguhkan dari saldo ini. Dengan menggunakan data-data Kenton Sales Co. di muka itu, prosedur ini ditempuh sebagai berikut.



Keterangan
1987
1986
1985
Saldo laba kotor yang digunakan sebelum pe
nyesuaian ………….......................…………
Laba kotor yang ditangguhkan pada akhir atahun 1987 :
Atas piutang usaha cicilan tahun 1987, 40 % dari saldo yang tak tertagih $70.000………..
Atas piutang usaha cicilan tahun 1986, 38 % dari saldo yang tak tertagih $20.000………
Atas piutang usaha cicilan tahun 1985, 35 5 dari saldo yan tak tertagih $ 5.000…………

$ 60.000



$ 28.000



$ 22. 800





$ 7.600

$ 7.000







$ 1.750

Penggunaan dalam saldo laba kotor yang ditangguhkan pada akhir tahun 1987-laba kotor yang direalisasi sebagai akibat dari pegihan selama tahun 1987………………..



$ 32.000



$ 15.200



$ 5.250

Penggunaan Buku Harian Khusus Pada Pencatatan Penjualan Cicilan. Transaksi penualan dan kas biasanya dicatat dalam buku harian khusus untuk penjualan dan kas. Buku harian khusus penjualan biasanya memuatk olom-kolom khusus untuk penjualan per kas, penjualan biasa dengan kredit, dan penjualan cicilan. Buku harian penerimaan kas memuat sebuah kolom untuk penagihan atas piutang usaha biasa dan juga kolom-kolom khusus untuk penagihan atas piutang usaha cicilan, untuk periode yang berjalan (periode sekarang) dan periode sebelumnya. Apabila laba kotor hrus ditentukan menurut departemen, maka buku harian khusus dapat dimaksudkan sebagai pengelompokkan lebih lanjut dari penjualan harga pokok penjualan, dan piutang usaha cicilan serta penagihan oleh masing-masing departemen.
Penetapan Umur Piutang Dalam Akuntansi Dengan Metode Cicilan. Dalam ilustrasi, perkiraan diselenggarakan baik untuk iutang usaha cicilan maupun untuk laba kotor  yang ditangguhkan menurut tahun penagihan dikaitkan dengan piutang usaha yang dikelompokkan menurut tanggal penjualan semula. Kita juga dajpat menggunakan sebuah perkiraan pengendali dan sebuah buku tambahan untuk semua perkiraan cicilan dan mengikhtisarkan total laba kotor yang ditangguhkan dalam sebuah perkiraan tunggal. Akan tetapi jika kita menempuh cara ini, pada tiap akhir periode kita perlu menganalisis dan mengelompokkan piutang usaha ciiclan sesuai dengan tahun penualan semula. Kemudian persentase laba kotor yang tepat dapat ditetapkan pada total piutang usaha menurut tahun untuk menetapkan saldo laba kotor yang ditangguhkan.






  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

0 Response to "Penjualan cicilan"

Posting Komentar