Penekanan Dalam Kalimat Efektif
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kalimat efektif adalah kalimat yang disusun sedemikian rupa sehingga gagasan yang disampaikan oleh penulis atau pembicara dapat ditangkap jelas oleh pendengar atau pembaca. Bahasan yang akan dipelajari dalam makalah ini, yaitu Persyaratan Kalimat Efektif, yaitu Penekanan Dalam Kalimat, Kehematan, dan Kevariasian.
Sebelum mengenal lebih jauh tentang kalaimat efektif maka, kita harus mengetahui terlebih dahulu pengertian kalimat itu sendiri. Menurut Zainal Arifin dalam bukunya Cermat Berbahasa Indonesia, kalimat merupakan satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan biasanya diucapakan dengan suara naik, turun, dan keras, serta lemah lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisannya kalimat berhuruf latin dan dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), dan tanda seru (!).
Adapun yang dimaksud dengan kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis. Hal ini berarti bahwa kalimat efektif haruslah disusun secara sadar untuk mencapai daya informasi yang diinginkan penulis terhadap pembacanya. Untuk itu, supaya kalimat dapat memberi informasi kepada pembaca secara tepat dan akurat seperti yang diharapkan oleh penulis, maka terdapat beberapa ciri-ciri yang dikandung oleh kalimat efektif yaitu; Penekanan, Kehematan, dan Kevariasian.
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah Persyaratan Kalimat Efektif, yaitu: Penekanan untuk mengemukakan ide pokok, Kehematan dalam mempergunakan kata, dan Kevariasian daam struktur kalimat.
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah umum Bahasa Indonesia.
2. Mampu menjelaskan tentang pengertian kalimat efektif.
3. Mampu menjelaskan tentang persyaratan kalimat efektif, yaitu: Penekanan untuk mengemukakan ide pokok, Kehematan dalam mempergunakan kata, dan Kevariasian daam struktur kalimat.
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah :
1. Sebagai bahan pembelajaran bagi mata kuliah umum Bahasa Indonesia.
2. Sebagai bahan untuk menambah wawasan mengenai Persyaratan Kalimat Efektif.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENEKANAN DALAM KALIMAT
Setiap kalimat memiliki sebuah ide pokok. Inti pikiran ini biasanya lain ditekankan atau ditonjolkan oleh penulis atau pembicara. Seorang pembicara biasanya akan memberi penekanan pada bagian kalimat dengan memperlambat ucapan, meninggikan suara dan lain sebagainya pada bagian kalimat tadi. Dalam penulisan ada berbagai cara untuk memberi penekanan dalam kalimat. Cara-cara ini akan dibicarakan satu per satu.
1) Posisi Dalam Kalimat
Untuk memberi penekanan pada bagian tertentu sebuah kalimat, penulis dapat menngemukakan bagian itu pada bagian depan kalimat. Cara ini disebut juga pengutamakan bagian kalimat.
Perhatikan contoh-contoh berikut:
1. Prof. Dr. Herman Yohanes berpendapat, salah satu indikator yang menunjukkan tidak efisiennya Pertamina adalah rasio yang masih timpang antara jumlah pegawai Pertamina dengan produksi minyaknya.
2. Salah satu indikator yang menunjukkan tidak efisiennya Pertamina, menurut pendapat Prof. Dr. Herman Yohanes adalah rasio yang masih timpang antara jumlah pegawai Pertamina dengan produksi minyaknya.
3. Rasio yang masih timpang antara jumlah pegawai Pertamina dengan produksi minyaknya adalah salah satu indikator yang menunjukkan tidak efisiennya Pertamina, demikian pendapat Prof. Dr. Herman Yohanes
Kalimat (1), (2), dan (3) menunjukkan bahwa ide yang dipentingkan diletakkan bagian muka kalimat. Dengan demikian walaupun ketiga kalimat mempunyai pengertian yang sama tetapi ide pokok menjadi berbeda.
Perhatikanlah juga contoh dibawah ini!
4. Direktur Utama PLN Ir. Sarjono memberi sambutan pada pembukaan pertemuan kelompok kerja pertama mengenai masa depan kelistrikan di negara ASEAN di Nusa Dua Bali, Senin pekan lalu.
5. Di Nusa Dua Bali, Senin pekan lalu Direktur Utama PLN Ir. Sarjono memberi sambutan pada pembukaan pertemuan kelompok kerja mengenai masa depan kelistrikan di negara ASEAN.
6. Hari Senin Pekan lalu, di Nusa Dua Bali, Direktur Utama PLN Ir. Sarjono memberi sambutan pada pembukaan pertemuan kelompok kerja pertama mengenai masa depan kelistrikan di negara ASEAN.
Kalimat (5) dan (6) masing-masing menekankan pada keterangan tempat dan keterangan waktu.
Pengutamaan bagian kalimat selain dapat mengubah urutan kata juga dapat merubah bentuk kata dalam kalimat. Pengutamaan kalimat yang mengubah urutan dan bentuk ini menghasilkan kalimat pasif. Sedangkan kalimat aktif adalah kalimat normal yang dianggap lebih lazim dipergunakan dari pada kalimat pasif.
Perhatikan contoh berikut!
7. Presiden mengharapkan dengan adanya pabrik semen di Nusa Tenggara Timur maka pembangunan akan lancar.
8. Dengan adanya pabrik semen di Nusa Tenggara Timur diharapkan oleh Presiden pembangunan akan lancar.
2) Urutan yang Logis
Sebuah kalimat biasanya memberitakan suatu kejadian atau peristiwa. Kejadian atau peristiwa yang berurutan hendaknya diperhatikan agar urutannya tergambar dengan logis. Urutan yang logis dapat disusun secara kronologis, dengan penataan urutan yang makin lama makin penting atau dengan menggambarkan suatu proses.
Perhatikanlah contoh-contoh berikut ini!
9. Telekomunikasi cepat-vital dimaksudkan untuk keamanan, mobilitas pembangunan, dan persatuan.
10. Kehidupan anak muda itu sudah, sulit dan tragis.
3) Pengulangan Kata
Pengulangan kata dalam sebuah kalimat kadang-kadang diperlukan dengan maksud untuk memberi penegasan pada bagian ujaran yang dianggap penting. Pengulangan kata yang demikian dianggap dapat membuat maksud kalimat menjadi lebih jelas.
Perhatikan contoh berikut!
11. Didalam pembiayaan harus ada keseimbangan antara pemerintah dengan swasta, keseimbangan domestik dengan luar negeri, keseimbangan perbankan dengan lembaga keuangan nonbank, dan sebagainya.
12. Pembangunan dilihat sebagai proses yang rumit dan mempunyai banyak dimensi, tidak hanya berdimensi ekonomi tetapi juga dimensi politik, dimensi sosial, dan dimensi budaya.
Kalimat (11) dan (12) lebih jelas maknanya dengan adanya pengulangan pada bagian kalimat (kata) yang dianggap penting.
Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan.
Caranya:
Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan kalimat.
Contoh :
1. Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain
2. Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel –lah, -pun, dan –kah.
Contoh :
1. Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.
2. Kami pun turut dalam kegiatan itu.
3. Bisakah dia menyelesaikannya?
Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.
Contoh :
Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara satu dan lainnya.
Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.
Contoh :
1. Anak itu tidak malas, tetapi rajin.
2. Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan menyeluruh.
B. KEHEMATAN
Yang dimaksud dengan kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dinggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Penghematan di sini mempunyai arti penghematan terhadap kata yang memang tidak diperlukan, sejau tidak menyalahi kaidah tata bahasa.
Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan.
1) Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek.
Contoh:
a. Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu
b. Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa presiden datang.
Perbaikan kalimat itu sebagai berikut.
a. Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
b. Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presiden datang.
2) Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponim kata.
Kata merah sudah mencakup kata warna.
Kata pipit sudah mencakupi kata burung.
Perhatikan:
Ia memakai bahu warna merah.
Di mana engkau menangkap burung pipit itu?
Kalimat itu dapat diubah menjadi:
Ia memakai baju merah
Di mana engkau menangkap pipit itu?
3) Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
kata naik bersinonim dengan ke atas
kata turun bersinonim dengan ke bawah
kata hanya bersinonim dengan saja
kata sejak bersinonim dengan dari
perhatikan kalimat-kalimat di bawah ini:
a. Di hanya membawa badanya saja.
b. Sejak dari pagi dia bermenung.
Kalimat ini dapat diperbaiki menjadi
a. Dia hanya membawa badannya.
b. Sejak pagi dia bermenung.
4) Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak. Misalnya:
Bentuk tidak baku Bentuk baku
Para tamu-tamu para tamu
Beberapa orang-orang beberapa orang
Para hadirin hadirin
Unsur penting lain yang perlu diperhatikan dalam pembentukan kalimat efektif ialah kehematan. Kehematan terkait dengan pemakaian kata, frase, atau bentuk lainnya yang dianggap tidak diperlukan. Kehematan itu menyangkut soal gramatika dan makna kata. Kehematan tidak berarti bahwa kata yang diperlukan atau yang menambah kejelasan makna kalimat boleh dihilangkan. Unsur-unsur penghematan apa saja yang harus diperhatikan akan dibicarakan satu persatu.
1) Pengulangan Subyek Kalimat
Penulis tanpa sadar sering mengulang subyek dalam satu kalimat. Pengulangan ini tidak membuat kalimat itu menjadi lebih jelas. Oleh karena itu pengulangan bagian kalimat yang demikian tidak diperlukan.
Perhatikan contoh-contoh berikut ini!
13. Pemuda itu segera mengubah rencananya setelah dia bertemu dengan pemimpin perusahaan itu.
14. Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui mempelai memasuki ruangan.
Kalimat diatas dapat diperbaiki menjadi:
15. Pemuda itu segera mengubah rencana setelah bertemu dengan pemimpin perusahaan.
16. Hadirin serentak berdiri setalah mengetahui mempelai memasuki ruangan.
2) Hipernimi Dihindarkan
Dalam bahasa ada kata yang merupakan bawahan makna kata atau ungkapan yang lebih tinggi. Didalam makna kata tersebut terkandung makna dasar kelompok makna kata yang bersangkutan. Kata merah sudah mengandung makna kelompok warna. Kata Desember sudah bermakna bulan.
Perhatikan contoh-contoh berikut ini:
17. Presiden Suharto menghadiri Rapim ABRI hari Senin lalu.
18. Rumah penduduk di kota besar terang menderang oleh cahaya lampu neon.
19. Laju inflasi bulan lalu 0,7%, sedangkan bulan ini naik keatas menjadi 1,5%.
20. Bulan Maret tahun ini Presiden Suharto akan mengadakan perjalanan muhibah ke beberapa negara tetangga antara lain Malaysia.
21. Mereka turun kebawah melalui tangga samping kantor.
22. Warna kuning dan warna ungu adalah warna kesayangan almarhum ibu mereka.
Kalimat-kalimat (17), (18), (19), (20), (21), dan (22) diperbaiki dengan menghilangkan kata hari, lampu, keatas, bulan, kebawah, dan warna.
3) Pemakaian Kata Depan Dari dan Daripada
Dalam bahasa Indonesia kita mengenal kata depan dari dan daripada, selain ke dan di. Penggunaan dari dalam bahasa Indonesia dipakai untuk menunjukkan arah (tempat) dan asal (asal-usul).
Perhaikan contoh-contoh berikut:
23. Pak Karto berangkat dari Bandung pukul 07.30.
24. Perhiasan yang indah itu terbuat dari perak. Kata dari tidak dipakai untuk menyatakan milik atau kepunyaan.
Kalimat-kalimat dibawah ini menunjukkan pemakaian dari yang tidak benar.
Kata dari pada kalimat dibawah ini tidak diperlukan.
25. Anggota DPRD dari Jawa Barat mengadakan kunjungan ke daerah Jawa Tengah.
26. Anak dari tetangga saya Senin ini dilantik menjadi dokter.
Dalam bahasa Indonesia kata dengan dari pada berfungsi untuk membandingkan sesuatu benda atau hal dengan benda atau hal lainnya.
Perhatikan contoh-contoh berikut:
27. Kalimat A lebih sukar dipahami daripada kalimat B.
28. Penjelasan di dalam buku cetakan ke-2 mengenai cara menanam cengkeh lebih mudah dipahami daripada yang terdapat di dalam buku cetakan ke-1.
Contoh-contoh pada kalimat berikut menunjukkan pemakaian kata daripada yang tidak benar, oleh karena itu harus dihilangkan.
29. Presiden menekankan bahwa di dalam pembangunan ini kepentingan daripada rakyat harus diutamakan.
30. Sejarah daripada perjuangan dan pertumbuhan bangsa ikut memberi dasar dan arah dari politik kita yang bebas dan aktif.
C. KEVARIASIAN
Agar kalimat tidak monoton dan menjemukan, diperlukan adanya variasi. Hal itu dapat ditempuh dengan berbagai cara berikut ini.
a. Variasi penggunaan kata
Contoh:
Pembicaraan itu membicarakan kenakalan mahasiswa.
Pembicaraan itu membahas kenakalan mahasiswa.
Pembahasan itu membicarakan kenakalan mahasiswa.
Tidak ada variasi pada kalimat pertama, hal itu terlihat dengan pemakaian kata yang monoton, yaitu pembicaraan dan membicarakan yang sesungguhnya dapat divariasikan seperti pada kalimat kedua dan ketiga.
b. Variasi struktur dan variasi jenis
Variasi struktur dapat dilakukan dengan frasa keterangan atau klausa anak kalimat yang diletakkan di awal kalimat dapat juga variasi aktif-pasif. Variasi jenis memiliki kemungkinan jenis kalimat berita, kalimat tanya, dan kalimat seru.
Variasi struktur:
Contoh:
Dari kehidupan sehari-hari anak jalanan data penelitian ini dikumpulkan.
Kalimat di atas berasal dari kalimat berikut ini.
Data penelitian ini dikumpulkan dari kehidupan sehari-hari anak jalanan.
Agar tidak menjemukan, dan sekedar untuk variasi, frasa keterangan (dari kehidupan sehari-hari anak jalanan) dapat diletakkan di awal kalimat.
Klausa anak kalimat :
Contoh:
Ketika laboratorium rusak karena gempa, penelitian ini untuk sementara dihentikan.
Gagasan utama kalimat di atas adalah penelitian ini untuk sementara dihentikan, namun karena klausa ini tidak ditegaskan, maka sekedar untuk variasi, anak kalimat yang diisi oleh klausa ketika laboratorium rusak karena gempa dapat diletakkan di awal kalimat.
Variasi jenis:
Contoh:
Kita harus berani melawan berbagai usaha penyelewengan. Jangan ragu-ragu! Mengapa? Kita adalah tunas-tunas bangsa yang diandalkan.
Ada variasi jenis pada kalimat-kalimat di atas, yaitu variasi kalimat berita, kalimat perintah dan kalimat tanya.
Kelincahan dalam penulisan tergambar oleh struktur kalimat yang dipergunakan. Ada kalimat yang pendek, dan ada kalimat yang panjang. Penulisan yang mempergunakan kalimat dengan pola dan bentuk kalimat yang sama akan menimbulkan kebosanan dan suasana monoton pada pembaca. Demikian juga bila penulis terus-menerus memilih kalimat yang pendek. Akan tetapi, kalimat yang panjangpun akan membuat pembaca kehilangan pegangan akan ide pokok dan mungkin menimbulkan kelelahan pada pembaca. Oleh karena itu dalam penulisan diperlukan pola dan bentuk kalimat yang bervariasi. Kemungkinan variasi kalimat akan anda pelajari pada bagian berikut ini.
1) Variasi dalam pembukaan kalimat
Ada beberapa kemungkinan untuk memulai kalimat demi efektifitas, yaitu dengan variasi pembukaan kalimat. Kita telah mempelajari pengutamaan kalimat pada kegiatan terdahulu yaitu dengan cara mengemukakan bagian yang dianggap penting pada awal kalimat. Dalam variasi pembukaan kalimat, sebuah kalimat dimulai atau dibuka dengan cara: (1) frasa keterangan tempat atau waktu, (2) frasa verbum, atau (3) vartikel penghubung dan sebagainya.
Perhatikan contoh-contoh berikut!
31. Gemuruh teriakan serempak penonton ketika penyerang tengah menyambar umpan dan membahas jala kiper pada menit ke-19.
32. Dengan gagah Obahorok telah tampil di Jakarta, kota metropolitan yang angkuh ini.
33. Pada menit ke-50 kapten kesebelasan kembali menjaringkan bola untuk yang kedua kalinya.
34. Mang Usil dari Kompas menganggap hal ini sebagai suatu isyarat sederhana untuk berttansmigrasi.
35. Tetapi cara kualitatif kecenderungan itu menunjukkan perkembangan yang merisaukan.
36. Dengan tambah dia menghadapi musibah yang berat itu.
2) Variasi dalam Pola Kalimat
Untuk efektifitas kalimat dan untuk menghindari suasana menontaon yang dapat menimbulkan kebosanan, pola kalimat subyek-predikat-obyek dapat diubah menjadi predikat-obyek-subyek, atau yang lainnya.
Perhatikan contoh-contoh berikut yang menunjukkan susunan inverse predikat-obyek-subyek, atau obyek-subyek-predikat, predikat-subyek-obyek.
37. Dianggap hanya satu rentetan kesewenangan kepala desa peristiwa ini oleh penduduk Sugi Waras.
38. Dalam keterangan kepada Antara di Rabat, Menlu Muchtar mengatakan bahwa tukar pikiran itu sangat bermanfaat.
39. Bagi orang banyak, terutama orang kota, peristiwa itu tentunya tidak akan mungkin dapat dimengerti.
3) Variasi dalam Jenis Kalimat
Untuk mencapai efektifitas sebuah kalimat berita atau pernyataan dapat dinyatakan dalam kalimat tanya atau kalimat perintah.
Perhatikan contoh-contoh beriku ini!
40. Kita harus berhati-hati memakai bahan bakar dan energi di dalam negeri.
41. Dapatkah kita melaksanakan pembagunan ini sesuai dengan program?
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kalimat efektif adalah kalimat yang disusun sedemikian rupa sehingga gagasan yang disampaikan oleh penulis atau pembicara dapat ditangkap jelas oleh pendengar atau pembaca. Untuk mewujudkan kalimat efektif, ada persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu (1) kesepadanan dan kesatuan, (2) kesejajaran, (3) penekanan (4) kehematan, dan (5) kevariasian.
Penekanan dalam kalimat dilakukan dengan cara memperhatikan posisi dalam kalimat, urutan yang logis, dan pengulangan kata.
Yang dimaksud dengan kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dinggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Penghematan di sini mempunyai arti penghematan terhadap kata yang memang tidak diperlukan, sejau tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Unsur-unsur penghematan yang harus diperhatikan, yaitu (1) pengulangan subyek kalimat, (2) Hipernimi dihindarkan, dan (3) Pemakaian Kata Dari dan Daripada.
Cara yang terakhir adalah kevariasian, hal ini dilakukan agar kalimat tidak monoton, baik dari sisi pemilihan kosa kata maupun pola kalimat. Kemungkinan variasi kalimat akan dipelajari pada bagian, yaitu (1) variasi dalam pembukaan kalimat, (2) variasi dalam pola kalimat, dan (3) variasi dalam jenis kalimat.
B. Saran
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan adalah keinginan penulis atas partisipasi para pembaca, agar sekiranya mau memberikan kritik dan saran yang sehat dan bersifat membangun demi kemajuan penulisan makalah ini. Kami sadar bahwa penulis adalah manusia biasa yang pastinya memiliki kesalahan. Oleh karena itu, dengan adanya kritik dan saran dari pembaca, penulis bisa mengkoreksi diri dan menjadikan makalah ke depan menjadi makalah yang lebih baik lagi dan dapat memberikan manfaat yang lebih bagi kita semua.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kalimat efektif adalah kalimat yang disusun sedemikian rupa sehingga gagasan yang disampaikan oleh penulis atau pembicara dapat ditangkap jelas oleh pendengar atau pembaca. Bahasan yang akan dipelajari dalam makalah ini, yaitu Persyaratan Kalimat Efektif, yaitu Penekanan Dalam Kalimat, Kehematan, dan Kevariasian.
Sebelum mengenal lebih jauh tentang kalaimat efektif maka, kita harus mengetahui terlebih dahulu pengertian kalimat itu sendiri. Menurut Zainal Arifin dalam bukunya Cermat Berbahasa Indonesia, kalimat merupakan satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan biasanya diucapakan dengan suara naik, turun, dan keras, serta lemah lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisannya kalimat berhuruf latin dan dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), dan tanda seru (!).
Adapun yang dimaksud dengan kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis. Hal ini berarti bahwa kalimat efektif haruslah disusun secara sadar untuk mencapai daya informasi yang diinginkan penulis terhadap pembacanya. Untuk itu, supaya kalimat dapat memberi informasi kepada pembaca secara tepat dan akurat seperti yang diharapkan oleh penulis, maka terdapat beberapa ciri-ciri yang dikandung oleh kalimat efektif yaitu; Penekanan, Kehematan, dan Kevariasian.
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah Persyaratan Kalimat Efektif, yaitu: Penekanan untuk mengemukakan ide pokok, Kehematan dalam mempergunakan kata, dan Kevariasian daam struktur kalimat.
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah umum Bahasa Indonesia.
2. Mampu menjelaskan tentang pengertian kalimat efektif.
3. Mampu menjelaskan tentang persyaratan kalimat efektif, yaitu: Penekanan untuk mengemukakan ide pokok, Kehematan dalam mempergunakan kata, dan Kevariasian daam struktur kalimat.
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah :
1. Sebagai bahan pembelajaran bagi mata kuliah umum Bahasa Indonesia.
2. Sebagai bahan untuk menambah wawasan mengenai Persyaratan Kalimat Efektif.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENEKANAN DALAM KALIMAT
Setiap kalimat memiliki sebuah ide pokok. Inti pikiran ini biasanya lain ditekankan atau ditonjolkan oleh penulis atau pembicara. Seorang pembicara biasanya akan memberi penekanan pada bagian kalimat dengan memperlambat ucapan, meninggikan suara dan lain sebagainya pada bagian kalimat tadi. Dalam penulisan ada berbagai cara untuk memberi penekanan dalam kalimat. Cara-cara ini akan dibicarakan satu per satu.
1) Posisi Dalam Kalimat
Untuk memberi penekanan pada bagian tertentu sebuah kalimat, penulis dapat menngemukakan bagian itu pada bagian depan kalimat. Cara ini disebut juga pengutamakan bagian kalimat.
Perhatikan contoh-contoh berikut:
1. Prof. Dr. Herman Yohanes berpendapat, salah satu indikator yang menunjukkan tidak efisiennya Pertamina adalah rasio yang masih timpang antara jumlah pegawai Pertamina dengan produksi minyaknya.
2. Salah satu indikator yang menunjukkan tidak efisiennya Pertamina, menurut pendapat Prof. Dr. Herman Yohanes adalah rasio yang masih timpang antara jumlah pegawai Pertamina dengan produksi minyaknya.
3. Rasio yang masih timpang antara jumlah pegawai Pertamina dengan produksi minyaknya adalah salah satu indikator yang menunjukkan tidak efisiennya Pertamina, demikian pendapat Prof. Dr. Herman Yohanes
Kalimat (1), (2), dan (3) menunjukkan bahwa ide yang dipentingkan diletakkan bagian muka kalimat. Dengan demikian walaupun ketiga kalimat mempunyai pengertian yang sama tetapi ide pokok menjadi berbeda.
Perhatikanlah juga contoh dibawah ini!
4. Direktur Utama PLN Ir. Sarjono memberi sambutan pada pembukaan pertemuan kelompok kerja pertama mengenai masa depan kelistrikan di negara ASEAN di Nusa Dua Bali, Senin pekan lalu.
5. Di Nusa Dua Bali, Senin pekan lalu Direktur Utama PLN Ir. Sarjono memberi sambutan pada pembukaan pertemuan kelompok kerja mengenai masa depan kelistrikan di negara ASEAN.
6. Hari Senin Pekan lalu, di Nusa Dua Bali, Direktur Utama PLN Ir. Sarjono memberi sambutan pada pembukaan pertemuan kelompok kerja pertama mengenai masa depan kelistrikan di negara ASEAN.
Kalimat (5) dan (6) masing-masing menekankan pada keterangan tempat dan keterangan waktu.
Pengutamaan bagian kalimat selain dapat mengubah urutan kata juga dapat merubah bentuk kata dalam kalimat. Pengutamaan kalimat yang mengubah urutan dan bentuk ini menghasilkan kalimat pasif. Sedangkan kalimat aktif adalah kalimat normal yang dianggap lebih lazim dipergunakan dari pada kalimat pasif.
Perhatikan contoh berikut!
7. Presiden mengharapkan dengan adanya pabrik semen di Nusa Tenggara Timur maka pembangunan akan lancar.
8. Dengan adanya pabrik semen di Nusa Tenggara Timur diharapkan oleh Presiden pembangunan akan lancar.
2) Urutan yang Logis
Sebuah kalimat biasanya memberitakan suatu kejadian atau peristiwa. Kejadian atau peristiwa yang berurutan hendaknya diperhatikan agar urutannya tergambar dengan logis. Urutan yang logis dapat disusun secara kronologis, dengan penataan urutan yang makin lama makin penting atau dengan menggambarkan suatu proses.
Perhatikanlah contoh-contoh berikut ini!
9. Telekomunikasi cepat-vital dimaksudkan untuk keamanan, mobilitas pembangunan, dan persatuan.
10. Kehidupan anak muda itu sudah, sulit dan tragis.
3) Pengulangan Kata
Pengulangan kata dalam sebuah kalimat kadang-kadang diperlukan dengan maksud untuk memberi penegasan pada bagian ujaran yang dianggap penting. Pengulangan kata yang demikian dianggap dapat membuat maksud kalimat menjadi lebih jelas.
Perhatikan contoh berikut!
11. Didalam pembiayaan harus ada keseimbangan antara pemerintah dengan swasta, keseimbangan domestik dengan luar negeri, keseimbangan perbankan dengan lembaga keuangan nonbank, dan sebagainya.
12. Pembangunan dilihat sebagai proses yang rumit dan mempunyai banyak dimensi, tidak hanya berdimensi ekonomi tetapi juga dimensi politik, dimensi sosial, dan dimensi budaya.
Kalimat (11) dan (12) lebih jelas maknanya dengan adanya pengulangan pada bagian kalimat (kata) yang dianggap penting.
Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan.
Caranya:
Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan kalimat.
Contoh :
1. Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain
2. Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel –lah, -pun, dan –kah.
Contoh :
1. Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.
2. Kami pun turut dalam kegiatan itu.
3. Bisakah dia menyelesaikannya?
Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.
Contoh :
Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara satu dan lainnya.
Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.
Contoh :
1. Anak itu tidak malas, tetapi rajin.
2. Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan menyeluruh.
B. KEHEMATAN
Yang dimaksud dengan kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dinggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Penghematan di sini mempunyai arti penghematan terhadap kata yang memang tidak diperlukan, sejau tidak menyalahi kaidah tata bahasa.
Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan.
1) Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek.
Contoh:
a. Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu
b. Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa presiden datang.
Perbaikan kalimat itu sebagai berikut.
a. Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
b. Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presiden datang.
2) Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponim kata.
Kata merah sudah mencakup kata warna.
Kata pipit sudah mencakupi kata burung.
Perhatikan:
Ia memakai bahu warna merah.
Di mana engkau menangkap burung pipit itu?
Kalimat itu dapat diubah menjadi:
Ia memakai baju merah
Di mana engkau menangkap pipit itu?
3) Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
kata naik bersinonim dengan ke atas
kata turun bersinonim dengan ke bawah
kata hanya bersinonim dengan saja
kata sejak bersinonim dengan dari
perhatikan kalimat-kalimat di bawah ini:
a. Di hanya membawa badanya saja.
b. Sejak dari pagi dia bermenung.
Kalimat ini dapat diperbaiki menjadi
a. Dia hanya membawa badannya.
b. Sejak pagi dia bermenung.
4) Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak. Misalnya:
Bentuk tidak baku Bentuk baku
Para tamu-tamu para tamu
Beberapa orang-orang beberapa orang
Para hadirin hadirin
Unsur penting lain yang perlu diperhatikan dalam pembentukan kalimat efektif ialah kehematan. Kehematan terkait dengan pemakaian kata, frase, atau bentuk lainnya yang dianggap tidak diperlukan. Kehematan itu menyangkut soal gramatika dan makna kata. Kehematan tidak berarti bahwa kata yang diperlukan atau yang menambah kejelasan makna kalimat boleh dihilangkan. Unsur-unsur penghematan apa saja yang harus diperhatikan akan dibicarakan satu persatu.
1) Pengulangan Subyek Kalimat
Penulis tanpa sadar sering mengulang subyek dalam satu kalimat. Pengulangan ini tidak membuat kalimat itu menjadi lebih jelas. Oleh karena itu pengulangan bagian kalimat yang demikian tidak diperlukan.
Perhatikan contoh-contoh berikut ini!
13. Pemuda itu segera mengubah rencananya setelah dia bertemu dengan pemimpin perusahaan itu.
14. Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui mempelai memasuki ruangan.
Kalimat diatas dapat diperbaiki menjadi:
15. Pemuda itu segera mengubah rencana setelah bertemu dengan pemimpin perusahaan.
16. Hadirin serentak berdiri setalah mengetahui mempelai memasuki ruangan.
2) Hipernimi Dihindarkan
Dalam bahasa ada kata yang merupakan bawahan makna kata atau ungkapan yang lebih tinggi. Didalam makna kata tersebut terkandung makna dasar kelompok makna kata yang bersangkutan. Kata merah sudah mengandung makna kelompok warna. Kata Desember sudah bermakna bulan.
Perhatikan contoh-contoh berikut ini:
17. Presiden Suharto menghadiri Rapim ABRI hari Senin lalu.
18. Rumah penduduk di kota besar terang menderang oleh cahaya lampu neon.
19. Laju inflasi bulan lalu 0,7%, sedangkan bulan ini naik keatas menjadi 1,5%.
20. Bulan Maret tahun ini Presiden Suharto akan mengadakan perjalanan muhibah ke beberapa negara tetangga antara lain Malaysia.
21. Mereka turun kebawah melalui tangga samping kantor.
22. Warna kuning dan warna ungu adalah warna kesayangan almarhum ibu mereka.
Kalimat-kalimat (17), (18), (19), (20), (21), dan (22) diperbaiki dengan menghilangkan kata hari, lampu, keatas, bulan, kebawah, dan warna.
3) Pemakaian Kata Depan Dari dan Daripada
Dalam bahasa Indonesia kita mengenal kata depan dari dan daripada, selain ke dan di. Penggunaan dari dalam bahasa Indonesia dipakai untuk menunjukkan arah (tempat) dan asal (asal-usul).
Perhaikan contoh-contoh berikut:
23. Pak Karto berangkat dari Bandung pukul 07.30.
24. Perhiasan yang indah itu terbuat dari perak. Kata dari tidak dipakai untuk menyatakan milik atau kepunyaan.
Kalimat-kalimat dibawah ini menunjukkan pemakaian dari yang tidak benar.
Kata dari pada kalimat dibawah ini tidak diperlukan.
25. Anggota DPRD dari Jawa Barat mengadakan kunjungan ke daerah Jawa Tengah.
26. Anak dari tetangga saya Senin ini dilantik menjadi dokter.
Dalam bahasa Indonesia kata dengan dari pada berfungsi untuk membandingkan sesuatu benda atau hal dengan benda atau hal lainnya.
Perhatikan contoh-contoh berikut:
27. Kalimat A lebih sukar dipahami daripada kalimat B.
28. Penjelasan di dalam buku cetakan ke-2 mengenai cara menanam cengkeh lebih mudah dipahami daripada yang terdapat di dalam buku cetakan ke-1.
Contoh-contoh pada kalimat berikut menunjukkan pemakaian kata daripada yang tidak benar, oleh karena itu harus dihilangkan.
29. Presiden menekankan bahwa di dalam pembangunan ini kepentingan daripada rakyat harus diutamakan.
30. Sejarah daripada perjuangan dan pertumbuhan bangsa ikut memberi dasar dan arah dari politik kita yang bebas dan aktif.
C. KEVARIASIAN
Agar kalimat tidak monoton dan menjemukan, diperlukan adanya variasi. Hal itu dapat ditempuh dengan berbagai cara berikut ini.
a. Variasi penggunaan kata
Contoh:
Pembicaraan itu membicarakan kenakalan mahasiswa.
Pembicaraan itu membahas kenakalan mahasiswa.
Pembahasan itu membicarakan kenakalan mahasiswa.
Tidak ada variasi pada kalimat pertama, hal itu terlihat dengan pemakaian kata yang monoton, yaitu pembicaraan dan membicarakan yang sesungguhnya dapat divariasikan seperti pada kalimat kedua dan ketiga.
b. Variasi struktur dan variasi jenis
Variasi struktur dapat dilakukan dengan frasa keterangan atau klausa anak kalimat yang diletakkan di awal kalimat dapat juga variasi aktif-pasif. Variasi jenis memiliki kemungkinan jenis kalimat berita, kalimat tanya, dan kalimat seru.
Variasi struktur:
Contoh:
Dari kehidupan sehari-hari anak jalanan data penelitian ini dikumpulkan.
Kalimat di atas berasal dari kalimat berikut ini.
Data penelitian ini dikumpulkan dari kehidupan sehari-hari anak jalanan.
Agar tidak menjemukan, dan sekedar untuk variasi, frasa keterangan (dari kehidupan sehari-hari anak jalanan) dapat diletakkan di awal kalimat.
Klausa anak kalimat :
Contoh:
Ketika laboratorium rusak karena gempa, penelitian ini untuk sementara dihentikan.
Gagasan utama kalimat di atas adalah penelitian ini untuk sementara dihentikan, namun karena klausa ini tidak ditegaskan, maka sekedar untuk variasi, anak kalimat yang diisi oleh klausa ketika laboratorium rusak karena gempa dapat diletakkan di awal kalimat.
Variasi jenis:
Contoh:
Kita harus berani melawan berbagai usaha penyelewengan. Jangan ragu-ragu! Mengapa? Kita adalah tunas-tunas bangsa yang diandalkan.
Ada variasi jenis pada kalimat-kalimat di atas, yaitu variasi kalimat berita, kalimat perintah dan kalimat tanya.
Kelincahan dalam penulisan tergambar oleh struktur kalimat yang dipergunakan. Ada kalimat yang pendek, dan ada kalimat yang panjang. Penulisan yang mempergunakan kalimat dengan pola dan bentuk kalimat yang sama akan menimbulkan kebosanan dan suasana monoton pada pembaca. Demikian juga bila penulis terus-menerus memilih kalimat yang pendek. Akan tetapi, kalimat yang panjangpun akan membuat pembaca kehilangan pegangan akan ide pokok dan mungkin menimbulkan kelelahan pada pembaca. Oleh karena itu dalam penulisan diperlukan pola dan bentuk kalimat yang bervariasi. Kemungkinan variasi kalimat akan anda pelajari pada bagian berikut ini.
1) Variasi dalam pembukaan kalimat
Ada beberapa kemungkinan untuk memulai kalimat demi efektifitas, yaitu dengan variasi pembukaan kalimat. Kita telah mempelajari pengutamaan kalimat pada kegiatan terdahulu yaitu dengan cara mengemukakan bagian yang dianggap penting pada awal kalimat. Dalam variasi pembukaan kalimat, sebuah kalimat dimulai atau dibuka dengan cara: (1) frasa keterangan tempat atau waktu, (2) frasa verbum, atau (3) vartikel penghubung dan sebagainya.
Perhatikan contoh-contoh berikut!
31. Gemuruh teriakan serempak penonton ketika penyerang tengah menyambar umpan dan membahas jala kiper pada menit ke-19.
32. Dengan gagah Obahorok telah tampil di Jakarta, kota metropolitan yang angkuh ini.
33. Pada menit ke-50 kapten kesebelasan kembali menjaringkan bola untuk yang kedua kalinya.
34. Mang Usil dari Kompas menganggap hal ini sebagai suatu isyarat sederhana untuk berttansmigrasi.
35. Tetapi cara kualitatif kecenderungan itu menunjukkan perkembangan yang merisaukan.
36. Dengan tambah dia menghadapi musibah yang berat itu.
2) Variasi dalam Pola Kalimat
Untuk efektifitas kalimat dan untuk menghindari suasana menontaon yang dapat menimbulkan kebosanan, pola kalimat subyek-predikat-obyek dapat diubah menjadi predikat-obyek-subyek, atau yang lainnya.
Perhatikan contoh-contoh berikut yang menunjukkan susunan inverse predikat-obyek-subyek, atau obyek-subyek-predikat, predikat-subyek-obyek.
37. Dianggap hanya satu rentetan kesewenangan kepala desa peristiwa ini oleh penduduk Sugi Waras.
38. Dalam keterangan kepada Antara di Rabat, Menlu Muchtar mengatakan bahwa tukar pikiran itu sangat bermanfaat.
39. Bagi orang banyak, terutama orang kota, peristiwa itu tentunya tidak akan mungkin dapat dimengerti.
3) Variasi dalam Jenis Kalimat
Untuk mencapai efektifitas sebuah kalimat berita atau pernyataan dapat dinyatakan dalam kalimat tanya atau kalimat perintah.
Perhatikan contoh-contoh beriku ini!
40. Kita harus berhati-hati memakai bahan bakar dan energi di dalam negeri.
41. Dapatkah kita melaksanakan pembagunan ini sesuai dengan program?
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kalimat efektif adalah kalimat yang disusun sedemikian rupa sehingga gagasan yang disampaikan oleh penulis atau pembicara dapat ditangkap jelas oleh pendengar atau pembaca. Untuk mewujudkan kalimat efektif, ada persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu (1) kesepadanan dan kesatuan, (2) kesejajaran, (3) penekanan (4) kehematan, dan (5) kevariasian.
Penekanan dalam kalimat dilakukan dengan cara memperhatikan posisi dalam kalimat, urutan yang logis, dan pengulangan kata.
Yang dimaksud dengan kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dinggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Penghematan di sini mempunyai arti penghematan terhadap kata yang memang tidak diperlukan, sejau tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Unsur-unsur penghematan yang harus diperhatikan, yaitu (1) pengulangan subyek kalimat, (2) Hipernimi dihindarkan, dan (3) Pemakaian Kata Dari dan Daripada.
Cara yang terakhir adalah kevariasian, hal ini dilakukan agar kalimat tidak monoton, baik dari sisi pemilihan kosa kata maupun pola kalimat. Kemungkinan variasi kalimat akan dipelajari pada bagian, yaitu (1) variasi dalam pembukaan kalimat, (2) variasi dalam pola kalimat, dan (3) variasi dalam jenis kalimat.
B. Saran
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan adalah keinginan penulis atas partisipasi para pembaca, agar sekiranya mau memberikan kritik dan saran yang sehat dan bersifat membangun demi kemajuan penulisan makalah ini. Kami sadar bahwa penulis adalah manusia biasa yang pastinya memiliki kesalahan. Oleh karena itu, dengan adanya kritik dan saran dari pembaca, penulis bisa mengkoreksi diri dan menjadikan makalah ke depan menjadi makalah yang lebih baik lagi dan dapat memberikan manfaat yang lebih bagi kita semua.
0 Response to "Penekanan Dalam Kalimat Efektif"
Posting Komentar