Kalimat Efektif

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Secara tradisional, kalimat diartikan sebagai susunan kata yang teratur yang berisi pikiran yang lengkap. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kalimat didefinisikan sebagai (1) kesatuan ujaran yang mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan, (2) perkataan, (3) satuan bahasa yang secara relative berdiri sendiri.
Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan pada pikiran pembaca atau penulis. Agar kalimat yang dibuat dapat memberi informasi kepada pembaca secara tepat seperti yang diharapkan penulis (efektif), perlu diperhatikan beberapa persyaratan lanjutan, selain persyaratan awal yang telah dibicarakan pada ejaan tanda baca serta pilihan kata. Untuk memperdalam masalah kalimat efektif tersebut, penulis akan menulis makalah yang berjudul “Kalimat Efektif“. Semoga makalah ini berguna bagi para pembaca dan terutama bagi penulis.   
B.    Permasalahan
Dilihat dari latar belakang penulisan makalah ini, penulis ingin menjelaskan mengenai pengertian kalimat, pengertian kalimat efektif dan persyaratan kalimat efektif. Hal inilah yang jadi permasalahan dalam makalah ini, yang mudah-mudahan dapat menjawab semua pertanyaan kita tentang “Kalimat Efektif”.
C.    Tujuan penulisan
    Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1.    Untuk memenuhi tugas mata kuliah umum Bahasa Indonesia.
2.    Mampu menjelaskan tentang pengertian kalimat.
3.    Mampu menjelaskan tentang pengertian kalimat efektif.
4.    Mampu menjelaskan tentang persyaratan kalimat efektif.

D.    Manfaat Penulisan
    Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah :
1.    Sebagai bahan pembelajaran bagi mata kuliah umum Bahasa Indonesia.
2.    Sebagai bahan untuk menambah wawasan mengenai Kalimat Efektif.





BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Kalimat
Secara tradisional, kalimat diartikan sebagai susunan kata yang teratur yang berisi pikiran yang lengkap.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kalimat didefinisikan sebagai (1) kesatuan ujaran yang mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan, (2) perkataan, (3) satuan bahasa yang secara relative berdiri sendiri (Depdikbud, 1989:380).
Sedangkan dalam Kamus Istilah, kalimat didefinisikan sebagai bagian terkecil ujaran atau teks (wacana) yang mengungkapkan pikiran yang utuh secara ketatabahasaan:
1)    dalam wujud lisan kalimat yang diiringi oleh alunan titik nada  disela oleh jeda, diakhiri oleh intonasi selesai dan diakhiri oleh kesenyapan.
2)    dalam  wujud tulisan, kalimat dimulai dengan huruf besar atau kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda tanya atau seru; sementara itu disertai pula didalamnya berbagai tanda baca (Suprapto, 1993:40).

B.    Pengertian Kalimat Efektif
Arifin dan Tasai mendefinisikan kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan pada pikiran pembaca atau penulis (Arifin, dkk, 1989:111).
C.    Persyaratan Kalimat Efektif
Agar kalimat yang dibuat dapat memberi informasi kepada pembaca secara tepat seperti yang diharapkan penulis (efektif), perlu diperhatikan beberapa persyaratan lanjutan, selain persyaratan awal yang telah dibicarakan pada ejaan tanda baca serta pilihan kata. Persyaratan-persyaratan lanjutan yang perlu diperhatikan adalah:
1.    Kesepadanan dan kesatuan antara struktur bahasa dengan cara atau jalan pikiran yang logis dan masuk akal.
2.    Kesejajaran bentuk bahasa yang dipakai.
3.    Penekanan untuk mengemukakan ide pokok.
4.    Kehematan dalam mempergunakan kata.
5.    Kevariasian dalam struktur kalimat.

1.    Kesepadanan dan Kesatuan  
Setiap kalimat yang baik terdiri dari unsur-unsur kalimat yaitu subjek, objek dan keterangan. Yang dimaksudkan dengan kesepadanan ialah hubungan timbal balik antara subjek dengan predikat, antara predikat dengan objek serta dengan keterangan-keterangan yang menjelaskan unsur-unsur kalimat tadi. Yang dimaksud dengan kesatuan ialah bahwa setiap kalimat harus mengandung satu ide pokok atau kesatuan pikiran. Jadi yang dimaksud dengan kesepadanan dan kesatuan dalam kalimat ialah kemampuan struktur bahasa dalam mendukung gagasan ide yang dikandung kalimat.
Pada umumnya dalam sebuah tutur terdapat satu ide pokok yang hendak disampaikan dan komentar atau penjelasan mengenai ide pokok itu. Kedua hal ini perlu ditata dalam kalimat secara cermat agar informasi dan maksud penulis mencapai sasarannya. Untuk mencapai maksud itu perlu diperhatikan petunjuk berikut ini.
a)    Subjek dan Predikat
Setiap kalimat harus mempunyai subjek dan predikat. Yang dimaksud dengan subjek yaitu sesuatu yang menjadi inti pembicaraan didalam kalimat. Predikat yaitu hal yang menceritakan atau menjelaskan tentang inti kalimat pembicaraan.
Perhatikan contoh dibawah ini:
1)    Bangsa Indonesia menginginkan keamanan, kesejahteraan serta kedamaian.
2)    Kebudayaan daerah milik seluruh bangsa Indonesia.
Bagian kata yang dimiringkan disebut subjek, sedang bagian lainnya disebut predikat yang dilengkapi dengan objek dan keterangan.
3)    Kepada para mahasiswa diharapkan mendaftarkan diri di sekretariat.
4)    Di dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat menguntungkan orang banyak.
5)    Pada tahun merupakan tahun terakhir masa dinasnya sebagai pegawai negeri.
Kalimat-kalimat diatas subjeknya kurang jelas karena diantar oleh partikel. Oleh karena itu partikel perlu dihilangkan sehingga menjadi:
6)    Para mahasiswa diharapkan mendaftarkan diri di sekretariat.
7)    Keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat menguntungkan orang banyak.
8)    Tahun ini merupakan tahun terakhir masa dinasnya sebagai pegawai negeri.

b)    Ide Pokok
Dalam menyusun kalimat kita harus mengemukakan ide pokok kalimat tersebut. Biasanya ide pokok kita letakkan pada bagian depan kalimat. Jika seseorang penulis hendak menggabungkan dua kalimat, maka penulis harus menentukan bahwa kalimat yang mengandung ide pokok harus menjadi induk kalimat.
Perhatikan contoh berikut ini:
9)    Ia ditembak mati ketika masih dalam tugas militer.
10)    Ia masih dalam tugas militer ketika ia ditembak mati.
Ide pokok dalam kalimat (9) ialah “Ia ditembak mati”. Ide pokok dalam kalimat (10) ialah “Ia masih dalam tugas militer”. Oleh sebab itu “Ia ditembak mati” menjadi induk kalimat dalam kalimat (9), sedangkan “Ia masih dalam tugas militer” menjadi induk kalimat dalam kalimat (10).
c)    Penggabungan dengan “Yang”, “Dan”
Seorang penulis sering menggabungkan dua kalimat atau klausa menjadi satu kalimat. Jika dua kalimat digabungkan dengan partikel dan, maka hasilnya kalimat majemuk setara. Jika dua kalimat digabungkan dengan partikel yang, maka akan menghasilkan kalimat majemuk bertingkat, artinya kalimat itu terdiri dari induk kalimat dan anak kalimat.
Perhatikan contoh berikut:
11)    Masyarakat merasakan bahwa mutu pendidikan kita masih rendah.
12)    Perbaikan mutu pendidikan adalah tugas utama perguruan tinggi.
Kalimat (11) dan kalimat (12) menagndung ide pokok yang sama penting. Penggabungan yang efektif untuk kedua kalimat diatas ialah dengan menggunakan partikel dan, sehingga kalimat gabungan itu menjadi:
13)    Masyarakat merasakan bahwa mutu pendidikan kita masih rendah dan perbaikannya adalah tugas utama perguruan tinggi.
Perhatikan contoh kalimat berikut:
14)    Kongres lingkungan hidup diadakan di Vancouver Kanada.
15)    Kongres itu membicarakan beberapa masalah yang berkaitan dengan manusia dan lingkungannya.
Kalimat (15) merupakan bagian dari kalimat (14), karena itu penggabungan kedua kalimat itu akan efektif bila mempergunakan partikel yang.
Gabungan kedua kalimat itu menjadi:
16)    Kongres lingkungan hidup yang diadakan di Vancouver Kanada membicarakan beberapa masalah yang berkaitan dengan manusia dan lingkungannya.

d)    Penggabungan menyatakan “sebab” dan “waktu”
Dalam komposisi untuk mencapai efektivitas komunikasi perlu diperhatikan antara hubungan sebab dan hubungan waktu. Hubungan sebab dinyatakan dengan mempergunakan kata karena, sedangkan hubungan waktu dinyatakan dengan kata ketika. Kedua kata ini sering dapat dipergunakan pada kalimat yang sama.
Perhatikan contoh-contoh berikut :
17)    Ketika banjir besar melanda kampung itu, penduduk melarikan diri ke tempat yang lebih tinggi.
18)    Karena banjir besar melanda kampung, penduduk melarikan diri ke tempat yang lebih tinggi.
Kalimat (17) dan kalimat kedua-duanya tepat. Penggunaanya bergantung pada jalan pikiran penulis apakah ia mementingkan hubungan waktu atau hubungan sebab. Yang perlu diperhatikan ialah pilihan penggabungan itu harus sesuai dengan konteks kalimat.
Kalimat berikut memperhatikan kalimat yang sama.
19)    Ketika kesehatannya tidak dapat pulih kembali, ia memutuskan unutk mencari pekerjaan yang lebih ringan.
20)    Karena kesehatannya tidak dapat pulih kembali, ia memutuskan akan mencari pekerjaan yang lebih ringan.


e)    Penggabungan Kalimat yang Menyatakan Hubungan Akibat dan Hubungan Tujuan
Dalam menggabungkan kalimat perlu dibedakan penggunaan partikel sehingga untuk menyatkan hubungan akibat dan partikel agar atau supaya untuk menyatakan hubungan tujuan.
Perhatikan contoh berikut :
21)    Semua peraturan telah di tentukan.
22)    Para mahasiswa tidak bertindak sendiri.
Kalimat (21) dan (22) digabungkan menjadi :
23)    Semua peraturan telah ditentukan sehingga para mahasiswa tidak bertindak    sendiri-sendiri.
24)    Semua peraturan telah ditentukan agar para mahasiswa tidak bertindak sendiri-sendiri.
Perhatikan contoh berikut:
25)    Para mahasiswa diharapkan dapat mengatur waktu dengan tepat dan belajar secara sistematik.
26)    Para mahasiswa diharapkan dapat menyelesaikan program belajar dalam waktu yang sudah ditentukan.
Kedua kalimat dapat digabung dengan mempergunakan kata sehingga  dan agar, sehingga kalimat tersebut menjadi :
27)    Para mahasiswa diharapkan dapat mebagi waktu dengan tepat dan belajar secara sistematik sehingga dapat menyelesaikan program belajar dalam waktu yang sudah ditentukan.
28)    Para mahasiswa diharapkan dapat membagi waktu dengan tepat dan belajar secara sistematik agar dapat menyelesaikan program belajar dalam waktu yang sudah ditentukan.
Penggunaan kata sehingga dan agar dalam kalimat (23), (24), (27), dan (28) menghasilkan kalimat yang efektif. Perbedaan hanya pada jalan pikiran si penulis.
Pada kalimat (23) dan kalimat (27) yang diinginkan adalah hubungan akibat, sedangkan pada kalimat (24) dan kalimat (28) hubungan tujuan.

f)    Penumpukan Ide Pokok
Kita sering menjumpai kalimat panjang. Kitapun kadang-kadang cenderung unutk membuat kalimat panjang. Kalimat panjang tidak selalu kurang jelas, tetapi kalimat yang terlalu panjang kadang-kadang memberi kemungkinan penumpukan beberapa ide pokok. Kalimat ini mengandung banyak anak kalimat, sehingga ide pokok kalimat itu menjadi tidak jelas lagi.
Perhatikan contoh berikut ini:

29)    Kami sependapat dan terima kasih atas saran saudara B unutk memberitahukan honor yang lebih banyak kepada para dosen KUTIP, namun honornya sekarang ini tampaknya sudah yang paling optimal yang dapat kami usahakan bila dikaitkan dengan kemampuan keungan Pemerintah.
Kalimat diatas dapat dipecah menjadi beberapa kalimat sehingga tampak jelas pokok yang terkandung dalam kalimat tersebut.
30)    Kami berterimakasih atas saran saudara B untuk memberi honor yang lebih banyak kepada para dosen KUTIP. Saran itu kami setujui. Tetapi tampaknya honor tersebut paling tinggi yang dapat kami usahakan bila dikaitkan dengan kemampuan keuangan Pemerintah.

g)    Penggunaan Kata Terjemahan
    Di dalam bahasa Indonesia kata di mana dan yang mana dipakai dalam kalimat tanya. Kedua kata tanya ini dipergunakan untuk menanyakan tempat serta tentang sesuatu.
    Dalam tulisan-tulisan sering kita jumpai pemakaian kata di mana, yang mana, dan kata mana lainnya yang dipakai bukan dipakai sebagai kata tanya. Kata-kata itu merupakan kata terjemahan ( dari kata where,which ) yang pemakaiannya di dalam bahasa Indonesia makin meluas. Kata-kata ini dipakai begitu saja sehingga pemakaiannya menimbulkan kesimpangsiuran.
Perhatikan contoh berikut ini :
31)    Kota di mana  saya pernah tinggal, sekarang sedang dilanda banjir.
32)    Manusia membutuhkan makanan yang mana makanan itu harus cukup mengandung zat-zat yang diperlukan oleh tubuh, agar mereka tetap sehat.
33)    Muangthai dan RRC tampaknya berusaha kembali untuk mengusir pasukan penduduk Vietnam di Kamboja, usaha mana telah berkali-kali mengalami jalan buntu.
34)    Saya menyukainya di mana sifat-sifatnya sangat baik.
Kalimat di atas dapat diperbaiki menjadi :
35)    Kota tempat saya pernah tinggal sekarang sedang dilanda banjir.
36)    Manusia membutuhkan makanan yang cukup mengandung zat-zat yang diperlukan oleh tubuh, agar tetap sehat.
37)    Muangthai dan RRC tampaknya berusaha kembali untuk mengusir pasukan penduduk Vietnam di kamboja. Usaha itu telah berkali-kali mengalami jalan buntu.
38)    Saya menyukainya karena sifat-sifatnya sangat baik.

2.    Kesejajaran (Pararelisme)
Kesejajaran (Pararelisme) adalah penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama atau konstruksi bahasa yang sama dipakai dalam susunan serial. Kesejajaran berarti kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat. Jika sebuah pikiran dinyatakan dengan kelompok kata (frase) di dalam kalimat, maka pikiran-pikiran yang lain yang sama harus dinyatakan pula dengan frase. Jika satu gagasan dinyatakan dengan kata benda atau kata kerja bentuk me-, di-, dan sebagainya, maka gagasan lain yang serial dan sama harus dinyatakan pula dengan kata benda, kata kerja bentuk me-, di-, dan sebagainya. Kesejajaran bentuk-bentuk ini memberi penjelasan dalam kalimat secara keseluruhan.
Contoh :
39)    Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
Kalimat tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya. Yang satu menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi menggunakan predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-.
Kalimat itu harus diubah menjadi :
40)    Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan.
41)    Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
Contoh lainnya :
42)    Tugas para pekerja itu adalah mengecat rumah, perbaikan saluran air, dan pemasangan pagar.
43)    Kegiatan hari ini adalah mengedit karangan yang masuk dan perbaikan kata-kata yang salah.
Perbaikannya :
44)    Tugas para pekerja itu adalah pengecatan rumah, perbaikan saluran air, dan pemasangan pagar.
45)    Kagiatan hari ini adalah pengeditan karangan yang masuk dan perbaikan kata-kata yang salah.



BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
Secara tradisional, kalimat diartikan sebagai susunan kata yang teratur yang berisi pikiran yang lengkap. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kalimat didefinisikan sebagai (1) kesatuan ujaran yang mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan, (2) perkataan, (3) satuan bahasa yang secara relative berdiri sendiri.
Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan pada pikiran pembaca atau penulis. Agar kalimat yang dibuat dapat memberi informasi kepada pembaca secara tepat seperti yang diharapkan penulis (efektif), perlu diperhatikan beberapa persyaratan lanjutan, selain persyaratan awal yang telah dibicarakan pada ejaan tanda baca serta pilihan kata.
Persyaratan-persyaratan lanjutan yang perlu diperhatikan adalah:
1.    Kesepadanan dan kesatuan antara struktur bahasa dengan cara atau jalan pikiran yang logis dan masuk akal.
2.    Kesejajaran bentuk bahasa yang dipakai.
3.    Penekanan untuk mengemukakan ide pokok.
4.    Kehematan dalam mempergunakan kata.
5.    Kevariasian dalam struktur kalimat.

B.    Saran
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan adalah keinginan  penulis atas partisipasi para pembaca, agar sekiranya mau memberikan kritik dan saran yang sehat dan bersifat membangun demi kemajuan penulisan makalah ini. Kami sadar bahwa penulis adalah manusia biasa yang pastinya memiliki kesalahan. Oleh karena itu, dengan adanya kritik dan saran dari pembaca,  penulis bisa mengkoreksi diri dan menjadikan makalah ke depan menjadi makalah yang lebih baik lagi dan dapat memberikan manfaat yang lebih bagi kita semua.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

0 Response to "Kalimat Efektif"

Posting Komentar