Filsafat: Tugas-Tugas Perkembangan Remaja
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Masa remaja merupakan transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, masa setengah baya dan masa tua. Dimana pada masa ini remaja memiliki kematangan emosi, sosial, fisik dan psikis. Remaja juga merupakan tahapan perkembangan yang harus dilewati dengan berbagai kesulitan. Dalam tugas perkembangannya, remaja akan melewati beberapa fase dengan berbagai tingkat kesulitan permasalahannya sehingga dengan mengetahui tugas-tugas perkembangan remaja dapat mencegah konflik yang ditimbulkan oleh remaja dalam keseharian yang sangat menyulitkan masyarakat, agar tidak salah persepsi dalam menangani permasalahan tersebut. Pada masa ini juga kondisi psikis remaja sangat labil. Karena masa ini merupakan fase pencarian jati diri. Biasanya mereka selalu ingin tahu dan mencoba sesuatu yang baru dilihat atau diketahuinya dari lingkungan sekitarnya, mulai lingkungan keluarga, sekolah, teman sepermainan dan masyarakat.
Semua pengetahuan yang baru diketahuinya baik yang bersifat positif maupun negatif akan diterima dan ditanggapi oleh remaja sesuai dengan kepribadian masing-masing. Remaja dituntut untuk menentukan untuk membedakan yang terbaik dan yang buruk dalam kehidupannya. Disinilah peran lingkungan sekitar sangat diperlukan untuk membentuk kepribadian seorang remaja. Sebelum menentukan hal yang berpengaruh dalam pembentukan kepribadian hendaknya kita pelajari dahulu tugas perkembangan remaja dalam kehidupannya. Oleh karena itu, kami mencoba membahas mengenai tugas perkembangan remaja baik secara umum maupun klasifikasinya secara khusus yang berkenaan dengan kehidupan pribadi sebagai individu, kehidupan pendidikan dan karier, serta kehidupan keluarga.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang kami temukan dan akan kami bahas adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan tugas perkembangan remaja?
2. Bagaimana klasifikasinya? Bagaimana karakteristiknya? Faktor apa saja yang mempengaruhi?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui tugas perkembangan remaja secara umum.
2. Untuk mengetahui klasifikasi tugas perkembangan remaja, karakteristik, dan faktor-faktor yang mempengaruhi.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini antara lain:
1.4.1 Dapat memahami tugas perkembangan remaja secara umum.
1.4.2 Dapat memahami pengklasifikasian tugas perkembangan remaja, karakteristik dan faktor-faktor yang mempengaruhi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Tugas Perkembangan Remaja
Secara umum tugas perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya mengurangi atau bila mungkin menghilangkan sama sekali sikap dan perilaku kekanak-kanakan serta berusaha untuk menepati kemampuan bersikap dan berperilaku secara dewasa. Adapun tugas-tugas perkembangan masa remaja, menurut Hurlock dalam Mappiare (1992) adalah berusaha agar:
1. Mampu menerima keadaan fisiknya.
Pada periode pra-remaja, anak tumbuh demikian cepat yang mengarah pada bentuk orang dewasa, diiringi perkembangan sikap dan citra diri. Remaja diharapkan dapat menerima keadaan diri sebagaimana adanya keadaan diri mereka sendiri, bukan khayalan dan impian.
2. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa
Dalam masa remaja diharapkan mereka menerima keadaan diri sebagai pria atau wanita dengan sifat dan tanggung jawab kaumnya masing-masing. Sering kali terjadi ada remaja yang menyesali diri sebagai pria atau wanita, terutama jika bentuk tubuh mereka tidak memuaskan.
3. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis.
Akibat adanya kematangan seksual yang dicapai sejak awal masa remaja, para remaja mengadakan hubungan sosial terutama hubungan dengan lawan jenis merupakan suatu kewajaran. Dalam hal ini, seorang remaja haruslah mendapat penerimaan dari kelompok teman sebaya lawan jenis atau sesama jenis agar memperoleh rasa dibutuhkan dan rasa berharga.
4. Mencapai kemandirian emosional.
Tugas perkembangan yang harus dihadapi remaja adalah bebas dari ketergantungan emosional seperti dalam masa kanak-kanak mereka. Dalam masa remaja, seseorang dituntut untuk tidak lagi mengalami perasaan bergantung semacam itu.
5. Mencapai kemandirian ekonomi.
Kesanggupan berdiri sendiri dalam hal yang berhubungan dengan ekonomi merupakan tugas perkembangan remaja yang penting, karena mereka akan hidup sebagai orang dewasa kelak.
6. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat.
Sebagai hasil dari perpaduan unsur-unsur pertumbuhan biologis dan keragaman pengalaman dengan lingkungan, remaja dapat mengembangkan kemampuan mentalnya. Remaja sudah memiliki kemampuan untuk berfikir atau nalar tentang sesuatu yang berada di luar pengalamannya atau sistem nilai yang dimilikinya. Dengan kata lain , remaja sudah dapat memikirkan kemungkinan sesuatu yang abstrak secara sistematis untuk memecahkan suatu persoalan atau masalah.
7. Memahami dan menginternalisasi nilai-nilai orang dewasa dan orang tua
8. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa
Proses pengikatan individu kepada kelompok sosialnya telah berkembang sejak lahir. Proses ini diperluas selama masa anak dan remaja. Remaja yang mengikuti kegiatan keagamaan akan dapat mengembangkan sikap batin atau sikap keterikatan sosialnya terhadap orang lain.
9. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan.
Sikap remaja terhadap pernikahan ternyata beragam, sebagian remaja bersifat antagonistik (menentang dan merasa takut) dan sebagian lainnya menerimanya dengan sikap positif.
10. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga.
Tugas-tugas fase perkembangan remaja ini amat berkaitan dengan perkembangan kognitifnya, yaitu fase operasional formal. Kematangan pencapaian fase kognitif akan sangat membantu kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangannya itu dengan baik. Agar dapat memenuhi dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan, diperlukan kemampuan kreatif remaja yang diwarnai oleh perkembangan kognitifnya.
2.2 Klasifikasi Tugas Perkembangan Remaja
Tugas-tugas perkembangan remaja terdiri dari 3 bagian yaitu, tugas perkembangan remaja berkenaan dengan kehidupan pribadi sebagai individu, pendidikan dan karier, serta dalam kehidupan berkeluarga kelak. Berikut ini merupakan uraian dari masing-masing bagian tersebut beserta karakteristik dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
2.2.1 Kehidupan pribadi sebagai individu
Kehidupan pribadi sangat rumit dan kompleks sehingga sulit untuk dirumuskan. Sebagai makhluk individu, seseorang menyadari bahwa dalam kehidupannya memiliki kebutuhan yang diperuntukkan bagi kepentingan diri secara pribadi, baik fisik maupun nonfisik. Dalam pertumbuhan fisiknya, manusia memerlukan kekuatan dan daya tahan tubuh serta perlindungan keamanan fisiknya. Kondisi fisik amat penting dalam perkembangan dan pembentukan pribadi seoseorang.
Kehidupan pribadi seorang individu merupakan kehidupan yang utuh dan lengkap dan memiliki ciri khusus dan unik. Kehidupan pribadi seseorang menyangkut berbagai aspek, antara lain aspek emosional, sosial psikologis dan sosial budaya, dan kemampuan intelektual. Faktor utama yang mempengaruhi perkembangan aspek tersebut adalah kehidupan keluarga beserta berbagai aspeknya, yang meliputi:
Status sosial ekonomi
Filsafat hidup keluarga
Pola hidup keluarga.
Selain itu faktor lain yang berpengaruh yaitu faktor keturunan dan lingkungan yang sesuai dengan aliran nativisme, empirisme, dan konvergensi.
Aliran nativisme menyatakan bahwa perkembangan seorang individu ditentukan oleh kemampuan dan sifat yang dibawa sejak dilahirkan
Aliran empirisme menyatakan bahwa perkembangan individu ditentukan oleh lingkungan tempat ia berkembang, jadi bisa dikatakan seorang individu akan berkembang sesuai dengan kehendak lingkungan.
Aliran konvergensi menyatakan bahwa perkembangan seorang individu dipengaruhi oleh kemampuan dan sifat yang dibawa sejak lahir dan lingkungan tempat ia dibesarkan, dengan kata lain aliran ini merupakan penggabungan antara aliran nativisme dan aliran empirisme.
2.2.2 Kehidupan Pendidikan dan Karier
Pada hakikatnya manusia selalu ingin tahu, maka atas dasar hakikat tersebut manusia senantiasa belajar untuk mencari tahu hal-hal yang ada di sekitarnya. Banyak bangsa yang mengikuti prinsip pendidikan seumur hidup, yang artinya adalah manusia itu senantiasa belajar sepanjang hayatnya.
Kehidupan pendidikan merupakan pengalaman proses belajar yang dihayati sepanjang hidupnya, baik melalui badan pendidikan formal maupun nonformal. Berkaitan dengan perkembangan peserta didik, kehidupan pendidikan yang dimaksud adalah sesuatu yang dialami oleh remaja sebagai peserta didik dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan kehidupan masyarakat. Sedangkan kehidupan karier merupakan pengalaman seseorang dalam dunia kerja. Seperti dikatakan oleh Garrison (1956), bahwa setiap tahun terdapat jutaan pemuda dan pemudi memasuki dunia kerja di seluruh dunia. Peristiwa seseorang rernaja masuk ke dunia kerja itu merupakan awal pengalaman dalam kehidupan berkarya (berkarier). Pada hakikatnya kehidupan remaja dalam pendidikan merupakan awal kehidupan kariemya.
Cita-cita tentang jenis pekerjaan di masa yang akan datang merupakan faktor penting dan merupakan langkah awal dalam kehidupan pendidikan dan kariernya. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan pendidikan dan karier adalah:
1. Faktor sosial-ekonomi, kondisi sosial yang menggambarkan status orang tua dan kemampuan orang tua dalam membiayai pendidikan anaknya
2. Faktor lingkungan, terdiri atas 3 hal:
Lingkungan kehidupan masyarakat, hal ini akan membentuk sikap anak dalam menentukan pola kehidupan dan mempengaruhi pola pikirnya tentang pendidikan dan kariernya
Lingkungan kehidupan sekolah, kondisi sekolah merupakan lingkungan yang langsung berpengaruh terhadap kehidupan pendidikan dan karier remaja
Lingkungan teman sebaya, pergaulan teman sebaya akan berpengaruh secara langsung terhadap kehidupan pendidikan masing-masing remaja
3. Faktor pandangan hidup, merupakan bagian yang terbentuk karena lingkungan.
2.2.3 Kehidupan Keluarga
Tugas perkembangan remaja dalam hubungannya dengan persiapan mereka untuk memasuki kehidupan baru, yaitu kehidupan berkeluarga. Pada pembahasan sebelumnya telah diuraikan bahwa secara biologis pertumbuhan remaja telah mencapai kematangan seksual dan telah siap melakukan fungsi produksi. Kematangan fungsi seksual tersebut berpengaruh terhadap dorongan seksual remaja dan mulai tertarik kepada lawan jenis. Garrison (1956) menyatakan bahwa dorongan seksual pada masa remaja cukup kuat, sehingga perlu dipersiapkan secara mantap tentang hal-hal yang berhubungan dengan perkawinan, karena masalah tersebut mendasari pemikiran mereka untuk mulai menetapkan pasangan hidupnya.
Berkenaan dengan upaya untuk menetapkan pilihan pasangan hidup, perkembangan sosial psikologis remaja ditandai dengan upaya menarik lawan jenis dengan berbagai cara yang ditunjukkan dalam bentuk perilaku. Dalam situasi pergaulan yang khusus atau berkencan, seorang gadis hendaknya bersikap pasif dan perjaka yang lebih bersikap aktif. Pada umumnya remaja, khususnya wanita, tidak mengalami kesulitan untuk menerima tugas tersebut. Hanya sebagian kecil dari mereka mengalami sedikit kesulitan.
Hampir setiap remaja mempunyai dua tujuan utama, pertama menemukan jenis pekerjaan yang sesuai, kedua menikah dan membangun sebuah rumah tangga (keluarga). Hal ini tidak selalu harus muncul dalam aturan tertentu, tetapi perlu diketahui bahwa seorang remaja akan mengalami “jatuh cinta” di dalam kehidupannya setelah mencapai usia belasan tahun (Garrison, 1956: 48)
Dari sekian banyak masalah penyesuaian diri dalam kehidupan berkeluarga atau perkawinan, ada empat unsur utama yang penting bagi kebahagiaan perkawinan, yaitu:
1. Penyesuaiann dengan pasangan
2. Penyesuaian seksual
3. Penyesuaian keuangan, dan
4. Penyesuaian dengan pihak keluarga masing-masing.
Ada sejumlah kriteria keberhasilan penyesuaian kehidupan berkeluarga dan perkawinan, yaitu :
1. Kebahagiaan pasangan suami-istri
2. Hubungan yang baik antara anak dan orng tua
3. Penyesuaian yang baik dari anak-anak
4. Kemampuan untuk memperoleh kepuasan dari perbedaan pendapat
5. Kebersamaan
6. Penyesuaian yang baik dalam masalah keuangan, dan
7. Penyesuaian yang baik dari pihak keluarga pasangan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tugas-tugas perkembangan remaja yang meliputi tugas kehidupan pribadi sebagai individu, kehidupan pendidikan dan karier, serta kehidupan keluarga merupakan langkah awal seorang remaja dalam melaksanakan kehidupan bermasyarakat agar diterima sebagai individu yang mandiri dan mampu beradaptasi dengan berbagai kondisi masyarakat yang sangat kompleks.
3.2 Saran-saran
Masa remaja adalah tindak lanjut dari masa kanak-kanak yang diawali dengan masa perubahan yang sering disebut dengan masa pubertas. Di Masa inilah peserta didik itu mulai gencar mencari tahu sesuatu yang menurut mereka masih asing dalam kehidupan mereka. Di masa ini pula sebaiknya pengekangan-pengekangan yang diterapkan di masa kanak-kanak hendaknya dikurangi. Karena biasanya anak-anak pada masa ini mulai mengerti mengapa di waktu kecil mereka dilarang untuk melakukan sesuatu yang bisa disebut tidak pantas.mereka akan mulai mengetehui masalah-masalah yang ada dalam kehidupan. Disini orang tua berperan sebagai penasihat sekaligus pengawas tingkah laku anak agar anak itu bisa mawas diri dan juga tidak ceroboh dalam mengambil suatu keputusan.
DAFTAR PUSTAKA
Hurlock, E.B. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga, 1990.
Suryabrata, Sumadi. Psikologi Pendidikan. Jakarta : C.V. Rajawali, 1991
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Masa remaja merupakan transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, masa setengah baya dan masa tua. Dimana pada masa ini remaja memiliki kematangan emosi, sosial, fisik dan psikis. Remaja juga merupakan tahapan perkembangan yang harus dilewati dengan berbagai kesulitan. Dalam tugas perkembangannya, remaja akan melewati beberapa fase dengan berbagai tingkat kesulitan permasalahannya sehingga dengan mengetahui tugas-tugas perkembangan remaja dapat mencegah konflik yang ditimbulkan oleh remaja dalam keseharian yang sangat menyulitkan masyarakat, agar tidak salah persepsi dalam menangani permasalahan tersebut. Pada masa ini juga kondisi psikis remaja sangat labil. Karena masa ini merupakan fase pencarian jati diri. Biasanya mereka selalu ingin tahu dan mencoba sesuatu yang baru dilihat atau diketahuinya dari lingkungan sekitarnya, mulai lingkungan keluarga, sekolah, teman sepermainan dan masyarakat.
Semua pengetahuan yang baru diketahuinya baik yang bersifat positif maupun negatif akan diterima dan ditanggapi oleh remaja sesuai dengan kepribadian masing-masing. Remaja dituntut untuk menentukan untuk membedakan yang terbaik dan yang buruk dalam kehidupannya. Disinilah peran lingkungan sekitar sangat diperlukan untuk membentuk kepribadian seorang remaja. Sebelum menentukan hal yang berpengaruh dalam pembentukan kepribadian hendaknya kita pelajari dahulu tugas perkembangan remaja dalam kehidupannya. Oleh karena itu, kami mencoba membahas mengenai tugas perkembangan remaja baik secara umum maupun klasifikasinya secara khusus yang berkenaan dengan kehidupan pribadi sebagai individu, kehidupan pendidikan dan karier, serta kehidupan keluarga.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang kami temukan dan akan kami bahas adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan tugas perkembangan remaja?
2. Bagaimana klasifikasinya? Bagaimana karakteristiknya? Faktor apa saja yang mempengaruhi?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui tugas perkembangan remaja secara umum.
2. Untuk mengetahui klasifikasi tugas perkembangan remaja, karakteristik, dan faktor-faktor yang mempengaruhi.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini antara lain:
1.4.1 Dapat memahami tugas perkembangan remaja secara umum.
1.4.2 Dapat memahami pengklasifikasian tugas perkembangan remaja, karakteristik dan faktor-faktor yang mempengaruhi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Tugas Perkembangan Remaja
Secara umum tugas perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya mengurangi atau bila mungkin menghilangkan sama sekali sikap dan perilaku kekanak-kanakan serta berusaha untuk menepati kemampuan bersikap dan berperilaku secara dewasa. Adapun tugas-tugas perkembangan masa remaja, menurut Hurlock dalam Mappiare (1992) adalah berusaha agar:
1. Mampu menerima keadaan fisiknya.
Pada periode pra-remaja, anak tumbuh demikian cepat yang mengarah pada bentuk orang dewasa, diiringi perkembangan sikap dan citra diri. Remaja diharapkan dapat menerima keadaan diri sebagaimana adanya keadaan diri mereka sendiri, bukan khayalan dan impian.
2. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa
Dalam masa remaja diharapkan mereka menerima keadaan diri sebagai pria atau wanita dengan sifat dan tanggung jawab kaumnya masing-masing. Sering kali terjadi ada remaja yang menyesali diri sebagai pria atau wanita, terutama jika bentuk tubuh mereka tidak memuaskan.
3. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis.
Akibat adanya kematangan seksual yang dicapai sejak awal masa remaja, para remaja mengadakan hubungan sosial terutama hubungan dengan lawan jenis merupakan suatu kewajaran. Dalam hal ini, seorang remaja haruslah mendapat penerimaan dari kelompok teman sebaya lawan jenis atau sesama jenis agar memperoleh rasa dibutuhkan dan rasa berharga.
4. Mencapai kemandirian emosional.
Tugas perkembangan yang harus dihadapi remaja adalah bebas dari ketergantungan emosional seperti dalam masa kanak-kanak mereka. Dalam masa remaja, seseorang dituntut untuk tidak lagi mengalami perasaan bergantung semacam itu.
5. Mencapai kemandirian ekonomi.
Kesanggupan berdiri sendiri dalam hal yang berhubungan dengan ekonomi merupakan tugas perkembangan remaja yang penting, karena mereka akan hidup sebagai orang dewasa kelak.
6. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat.
Sebagai hasil dari perpaduan unsur-unsur pertumbuhan biologis dan keragaman pengalaman dengan lingkungan, remaja dapat mengembangkan kemampuan mentalnya. Remaja sudah memiliki kemampuan untuk berfikir atau nalar tentang sesuatu yang berada di luar pengalamannya atau sistem nilai yang dimilikinya. Dengan kata lain , remaja sudah dapat memikirkan kemungkinan sesuatu yang abstrak secara sistematis untuk memecahkan suatu persoalan atau masalah.
7. Memahami dan menginternalisasi nilai-nilai orang dewasa dan orang tua
8. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa
Proses pengikatan individu kepada kelompok sosialnya telah berkembang sejak lahir. Proses ini diperluas selama masa anak dan remaja. Remaja yang mengikuti kegiatan keagamaan akan dapat mengembangkan sikap batin atau sikap keterikatan sosialnya terhadap orang lain.
9. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan.
Sikap remaja terhadap pernikahan ternyata beragam, sebagian remaja bersifat antagonistik (menentang dan merasa takut) dan sebagian lainnya menerimanya dengan sikap positif.
10. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga.
Tugas-tugas fase perkembangan remaja ini amat berkaitan dengan perkembangan kognitifnya, yaitu fase operasional formal. Kematangan pencapaian fase kognitif akan sangat membantu kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangannya itu dengan baik. Agar dapat memenuhi dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan, diperlukan kemampuan kreatif remaja yang diwarnai oleh perkembangan kognitifnya.
2.2 Klasifikasi Tugas Perkembangan Remaja
Tugas-tugas perkembangan remaja terdiri dari 3 bagian yaitu, tugas perkembangan remaja berkenaan dengan kehidupan pribadi sebagai individu, pendidikan dan karier, serta dalam kehidupan berkeluarga kelak. Berikut ini merupakan uraian dari masing-masing bagian tersebut beserta karakteristik dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
2.2.1 Kehidupan pribadi sebagai individu
Kehidupan pribadi sangat rumit dan kompleks sehingga sulit untuk dirumuskan. Sebagai makhluk individu, seseorang menyadari bahwa dalam kehidupannya memiliki kebutuhan yang diperuntukkan bagi kepentingan diri secara pribadi, baik fisik maupun nonfisik. Dalam pertumbuhan fisiknya, manusia memerlukan kekuatan dan daya tahan tubuh serta perlindungan keamanan fisiknya. Kondisi fisik amat penting dalam perkembangan dan pembentukan pribadi seoseorang.
Kehidupan pribadi seorang individu merupakan kehidupan yang utuh dan lengkap dan memiliki ciri khusus dan unik. Kehidupan pribadi seseorang menyangkut berbagai aspek, antara lain aspek emosional, sosial psikologis dan sosial budaya, dan kemampuan intelektual. Faktor utama yang mempengaruhi perkembangan aspek tersebut adalah kehidupan keluarga beserta berbagai aspeknya, yang meliputi:
Status sosial ekonomi
Filsafat hidup keluarga
Pola hidup keluarga.
Selain itu faktor lain yang berpengaruh yaitu faktor keturunan dan lingkungan yang sesuai dengan aliran nativisme, empirisme, dan konvergensi.
Aliran nativisme menyatakan bahwa perkembangan seorang individu ditentukan oleh kemampuan dan sifat yang dibawa sejak dilahirkan
Aliran empirisme menyatakan bahwa perkembangan individu ditentukan oleh lingkungan tempat ia berkembang, jadi bisa dikatakan seorang individu akan berkembang sesuai dengan kehendak lingkungan.
Aliran konvergensi menyatakan bahwa perkembangan seorang individu dipengaruhi oleh kemampuan dan sifat yang dibawa sejak lahir dan lingkungan tempat ia dibesarkan, dengan kata lain aliran ini merupakan penggabungan antara aliran nativisme dan aliran empirisme.
2.2.2 Kehidupan Pendidikan dan Karier
Pada hakikatnya manusia selalu ingin tahu, maka atas dasar hakikat tersebut manusia senantiasa belajar untuk mencari tahu hal-hal yang ada di sekitarnya. Banyak bangsa yang mengikuti prinsip pendidikan seumur hidup, yang artinya adalah manusia itu senantiasa belajar sepanjang hayatnya.
Kehidupan pendidikan merupakan pengalaman proses belajar yang dihayati sepanjang hidupnya, baik melalui badan pendidikan formal maupun nonformal. Berkaitan dengan perkembangan peserta didik, kehidupan pendidikan yang dimaksud adalah sesuatu yang dialami oleh remaja sebagai peserta didik dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan kehidupan masyarakat. Sedangkan kehidupan karier merupakan pengalaman seseorang dalam dunia kerja. Seperti dikatakan oleh Garrison (1956), bahwa setiap tahun terdapat jutaan pemuda dan pemudi memasuki dunia kerja di seluruh dunia. Peristiwa seseorang rernaja masuk ke dunia kerja itu merupakan awal pengalaman dalam kehidupan berkarya (berkarier). Pada hakikatnya kehidupan remaja dalam pendidikan merupakan awal kehidupan kariemya.
Cita-cita tentang jenis pekerjaan di masa yang akan datang merupakan faktor penting dan merupakan langkah awal dalam kehidupan pendidikan dan kariernya. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan pendidikan dan karier adalah:
1. Faktor sosial-ekonomi, kondisi sosial yang menggambarkan status orang tua dan kemampuan orang tua dalam membiayai pendidikan anaknya
2. Faktor lingkungan, terdiri atas 3 hal:
Lingkungan kehidupan masyarakat, hal ini akan membentuk sikap anak dalam menentukan pola kehidupan dan mempengaruhi pola pikirnya tentang pendidikan dan kariernya
Lingkungan kehidupan sekolah, kondisi sekolah merupakan lingkungan yang langsung berpengaruh terhadap kehidupan pendidikan dan karier remaja
Lingkungan teman sebaya, pergaulan teman sebaya akan berpengaruh secara langsung terhadap kehidupan pendidikan masing-masing remaja
3. Faktor pandangan hidup, merupakan bagian yang terbentuk karena lingkungan.
2.2.3 Kehidupan Keluarga
Tugas perkembangan remaja dalam hubungannya dengan persiapan mereka untuk memasuki kehidupan baru, yaitu kehidupan berkeluarga. Pada pembahasan sebelumnya telah diuraikan bahwa secara biologis pertumbuhan remaja telah mencapai kematangan seksual dan telah siap melakukan fungsi produksi. Kematangan fungsi seksual tersebut berpengaruh terhadap dorongan seksual remaja dan mulai tertarik kepada lawan jenis. Garrison (1956) menyatakan bahwa dorongan seksual pada masa remaja cukup kuat, sehingga perlu dipersiapkan secara mantap tentang hal-hal yang berhubungan dengan perkawinan, karena masalah tersebut mendasari pemikiran mereka untuk mulai menetapkan pasangan hidupnya.
Berkenaan dengan upaya untuk menetapkan pilihan pasangan hidup, perkembangan sosial psikologis remaja ditandai dengan upaya menarik lawan jenis dengan berbagai cara yang ditunjukkan dalam bentuk perilaku. Dalam situasi pergaulan yang khusus atau berkencan, seorang gadis hendaknya bersikap pasif dan perjaka yang lebih bersikap aktif. Pada umumnya remaja, khususnya wanita, tidak mengalami kesulitan untuk menerima tugas tersebut. Hanya sebagian kecil dari mereka mengalami sedikit kesulitan.
Hampir setiap remaja mempunyai dua tujuan utama, pertama menemukan jenis pekerjaan yang sesuai, kedua menikah dan membangun sebuah rumah tangga (keluarga). Hal ini tidak selalu harus muncul dalam aturan tertentu, tetapi perlu diketahui bahwa seorang remaja akan mengalami “jatuh cinta” di dalam kehidupannya setelah mencapai usia belasan tahun (Garrison, 1956: 48)
Dari sekian banyak masalah penyesuaian diri dalam kehidupan berkeluarga atau perkawinan, ada empat unsur utama yang penting bagi kebahagiaan perkawinan, yaitu:
1. Penyesuaiann dengan pasangan
2. Penyesuaian seksual
3. Penyesuaian keuangan, dan
4. Penyesuaian dengan pihak keluarga masing-masing.
Ada sejumlah kriteria keberhasilan penyesuaian kehidupan berkeluarga dan perkawinan, yaitu :
1. Kebahagiaan pasangan suami-istri
2. Hubungan yang baik antara anak dan orng tua
3. Penyesuaian yang baik dari anak-anak
4. Kemampuan untuk memperoleh kepuasan dari perbedaan pendapat
5. Kebersamaan
6. Penyesuaian yang baik dalam masalah keuangan, dan
7. Penyesuaian yang baik dari pihak keluarga pasangan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tugas-tugas perkembangan remaja yang meliputi tugas kehidupan pribadi sebagai individu, kehidupan pendidikan dan karier, serta kehidupan keluarga merupakan langkah awal seorang remaja dalam melaksanakan kehidupan bermasyarakat agar diterima sebagai individu yang mandiri dan mampu beradaptasi dengan berbagai kondisi masyarakat yang sangat kompleks.
3.2 Saran-saran
Masa remaja adalah tindak lanjut dari masa kanak-kanak yang diawali dengan masa perubahan yang sering disebut dengan masa pubertas. Di Masa inilah peserta didik itu mulai gencar mencari tahu sesuatu yang menurut mereka masih asing dalam kehidupan mereka. Di masa ini pula sebaiknya pengekangan-pengekangan yang diterapkan di masa kanak-kanak hendaknya dikurangi. Karena biasanya anak-anak pada masa ini mulai mengerti mengapa di waktu kecil mereka dilarang untuk melakukan sesuatu yang bisa disebut tidak pantas.mereka akan mulai mengetehui masalah-masalah yang ada dalam kehidupan. Disini orang tua berperan sebagai penasihat sekaligus pengawas tingkah laku anak agar anak itu bisa mawas diri dan juga tidak ceroboh dalam mengambil suatu keputusan.
DAFTAR PUSTAKA
Hurlock, E.B. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga, 1990.
Suryabrata, Sumadi. Psikologi Pendidikan. Jakarta : C.V. Rajawali, 1991
0 Response to "Filsafat: Tugas-Tugas Perkembangan Remaja"
Posting Komentar