STUDI KEPUSTAKAAN



1.    Sumber Data

Setiap kegiatan penelitian berusaha mencari informasi tentang topic atau masalah yang mau dipelajari. Informasi atau data dapat digolongkan ke dalam dua sumber: sumber primer atau disebut data primer dan sumber sekunder atau data sekunder.
Data primer adalah informasi/data yang diperoleh dari sumber tangan pertama, misalnya kita mengamati proses produksi tertentu dan mengukur biaya proses produksi. Data sekunder ialah informasi/data yang yang bersumber dari tangan kedua, misalnya kita menggunakan data statistic penduduk yang telah dikumpulkan oleh lembaga lain untuk menghitung anggaran kesehatan bagi usia lanjut. Studi kepustakaan termasuk pada pencarian data sekunder, di mana kita mengumpulkan berbagai pendapat, teori, dalil atau temuan penelitian, dan sejenisnya.

2.    Keunggulan dan Kelemahan Data Sekunder

Pengumpulan data primer menelan biaya maha dan menghabiskan banyak waktu. Karena itu, sebelum mengumpulkkan data primer perlu memanfaatkan sumber data sekunder.
Data sekunder tak lepas dari keunggulan dan kelemahan. Keunggulan data sekunder ialah dapat dikumpulkan dengan mudah dan murah yang tak perlu menghabiskan banyak waktu ke tempat jauh, atau mungkin dapat diakses melalui internet. Kelemahannya ialah informasi sekunder seringkali tidak memenuhi kebutuhan khusus bagi penelitian kita. Data sekunder telah diolah oleh orang lain bagi kepentingan penelitian mereka, yang dapat mempengaruhi kualitas penelitian bila digunakan tanpa pertimbangan yang rasional.

3.    Manfaat Data Sekunder

Data sekunder digunakan untuk tiga manffat:Pertama,
 data sekunder dapat digunakan sebagai acuan khusus tentang topic/masalah tertentu. Misalnya kita mengestimasi kebutuhan beras selama berapa tahun ke depan, kita menggunakan acuan ‘data penduduk selama beberapa tahun yang lalu’. Kedua, data sekuner dapat digunakan sebagai bagian integral dari penelitian kita.

4.    Jenis sumber data sekunder

Sumber data sekunder digolongkan atas : sumber instansi ekstenal dan sumber instansi internal. Sumber internal sangat bervariasi sehingga tidak ada cara umum cara mempergunakannya. Metode pengumpulan data dari sumber internal adalah unik bagi kepentingan tertentu dan tergantung pada dimana dan bagaimana memandangnya. Dari suatu organisasi, sumber data internal bersumber  dari laporan keuangan, laporan akuntansi. Laporan kegiatan, hasil-hasil keputusan rapat, dan sebagainya.
Sumber eksternal lebih bervariasi daripada sumber internal, tetapi kita dapat menentukan dari bahan cetakan, antara lain:

1.    Buku referensi
2.    Publikasi Universitas
3.    Publikasi Perusahaan
4.    Dokumen Pribadi

5.Dari mana kita memulai pengumpulan data sekunder?

David W.Stewart (1984) menyarankan langkah-langkah bagaimana kita memulai pengumpulan data sekunder:
Langkah 1 Identifikasikan apa yang ingin kamu ketahui dan apa yang sudah diketahui tentang topic/masalah yang dibahas. Hal ini termasuk: fakta-fakta yang relevan, nama peneliti oatau organisasi yang berhubungan dengan topic tersebut,  paper kunci dan publikasi lain yang sudah ada dan informasi lain yang dimiliki.
Langkah 2. Daftarkan nama atau konsep kunci. Nama dan konsep kunci akan memberikan akses kepada sumber sekunder. Kecuali kita sudah mempunyai topic special, buatlah daftar yang panjang.
Langkah 3. Sekarang kita sudah siap menggunakan perpustakaan. Ikutilah prosedur dalam Bagan 1.
Langkah 4.Kompilasikan literature yang kamu temukan. Apakah relevan dengan apa yang kamu butuhkan? Barangkali kamu dihadapkan oleh segudang informasi, sedangkan yang kamu butuhkan sedikit saja, tetapi pilihlah yang sangat relevan. Lalu revisi kembali daftar kunci dan nama pengarang.
Langkah 5. Lanjutkan pencarian kepada perpustakaan. Kembangkanlah pencarian selama beberapa tahun dari satu atau lebih sumber. Nilailah temuanmu itu.
Langkah 6. Pada langkah ini anda sudah harus mempunyai ide yang jelas, sifat informasi yang kamu cari dan hal yang melatarbelakangi penggunaan sumber informasi tertentu.
Langkah 7. Berkonsultasilah dengan pustakawan. Anda mungkin ingin bantuan pencarian melalui system komputerisasi. Petugas perpustakaan dapat membantu pencarian yang kamu butuhkan dan membantu anda menyusun kembali nama dan konsep kunci.
Langkah 8. Jika kamu hanya memperoleh sedikit informasi tentang topic yang kamu pelajari, berkonsultasilah dengan buku pedoman seperti Ensiklopedia, bukuteks dasar, dan sebagainya.
Langkah 9. Jika kamu belum puas dengan apa yang kamu cari, gunakanlah jasa yang memiliki otoritas. Identifikasikan nama individu atau organisasi yang mengetahui sesuatu tentang topic itu.
Langkah 10: Walaupun kamu telah mengidentifikasi sumber-sumber yang kami ingin berkonsultasi, kamu dapat menentukan apakah data/informasi itu tersedia dalam perpustakaan anda, Jika belum, mintalah kepada pustakawan untuk melakukan pinjaman buku antar perpustakaan. Hal dapat dilakukan bila ada jaringan hubungan antara lembaga perpustakaan.
Langkah 11. Pencarian sumber melalui perpustakaan mungkin membosankan dan hanya sedikit informasi yang dibutuhkan tersedia. Dalam hal ini perlu mengidentifikasi para ahli, atau orang memiliki otoritas memberikan informasi tentang apa yang kita cari.  Identifikasikan ahli tersebut, walaupun dengan cara coba dan mungkin salah, cobalah melakukan kontak melalui telepon atau surat-menyurat.

 Prosedur Pencarian Data Sekunder
Tehnik pencarian data sekunder (studi pustaka) yang baik ialah bergerak dari hal-hal umum kepada yang khusus atua dari sumber-sumber umum kepada sumber-sumber hasil penelitian yang lebih khusus tentang suatu topic. Salah satu pendekatan umum ialah berangkat dari Ensiklopedi. Buku-buku dasar  merupakan sumber yang berguna dan dapat membantu menilai  sumber bahan yang bersifat tehnis.
Perhatikan alur bagan di bawah ini (Emory, 1985: 141)


Pedoman mencat data sekunder:
Menggunakan bahan kepustakaa dalam menunjang  penelitian, terutama untuk kepentingan karya ilmiah, dapat digunakan pedoman sebagai berikut:
1.      Mencatat keterangan tentang sumber yang meliputi:
a)      Nama pengarang dalam hal ini tidak ada pengarang dicantumkan, nama badan yang menerbitkan atau edisi.
b)      Judul sumber (buku, artikel atau manuskrip lainnya)
c)      Bila artikel diambil dari Koran atau berkala, tuliskan judulnya kemudian nama Koran atau berkala yang memuatnya, serta volume atau edisi/nomor penerbitan, tanggal, bulan dan tahun.
d)      Nama penerbit (untuk buku dan krangan lain yang diterbitkan)
e)      Tempat penerbitan (bila ada)
f)       Tahun penerbitan (bila ada)
g)      Bila suatu buku terdiri dari beberapa jjilid atau merupakan seri, cantumkan setelah nama buku itu, noomor dan serinya.
h)      Tulis nomor bab, pasal dan halaman yang dipelajari.
2.      Menuliskan sesuai dengan aslinya (mengutip) atau meringkas informari yang dianggap pentng, yang akan dijadikan bahan penunjang teoritis, serta nomor halaman di mana informasi itu diperoleh.
3.      Menyusun informasi yang diperoleh dari suatu buku  sesuai dengan urutan halaman dengan urutan dan nomor kecil ke nomor besar.
4.      Bila suatu keterangan atau informasi yang diperoleh dari berbagai sumber sudah dicatat, segala keterangan yang dicatat itu disusun menurut ururan alfabetis nama pengarang (nama diri pengarang).
5.      Segala macam catatan tersebut hendaknya dibuat dalam kertas lepas-lepas dan dimasukkan dalam snelhechter-folio atau map-folio sehingga memudahkan untuk menyusun atau mencari kembali informasi itu sewaktu dibutuhkan.
6.      Tehnik membuat catatan dan kutupan seccara lebih mendalam, dapat dipelajari pada bab tentang penyusunan laporana penelitian atau karya ilmiah.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

0 Response to "STUDI KEPUSTAKAAN"

Posting Komentar