wawasan sosio budaya
WAWASAN SOSIO BUDAYA DAN INTEGRASI
NASIONAL
A. WAWASAN SOSIO BUDAYA
Ada tiga aspekyang melekat pada
wawasan yaitu pemahaman, perasaan (sikap) dan semangat. Wawasan mengandung tiga
aspek yaitu : aspek kognitif, afektif dan psikomotor yang merupakan suatu kesatuan
dalam proses pembelajaran dan secara kejiwaan, wawasan memiliki fungsi mengikat
kemudian berfungsi integratif. Demikian juga wawasan sosio budaya berfungsi
mengikat dan integrative.
Wawasan juga dapat diartikan
sebagai bentuk pemahaman diri menuju proses kesadaran hubungan kasualitas yang
mendasari timbulnya suatu peristiwa. Dalam konteks ini wawasan sosio budaya
diartikan sebagai proses penyadaran transformasi symbol budaya diartikan
sebagai proses penyadaran suatu transformasi
symbol budaya berediom feudal ke symbol budaya beridiom modernis sebagai
dampak dari realita social yang sedang dihadapi, terutama tekanan-tekanan
kehidupan ekonomi, politik, dan social.
Symbol budaya yang telah menjadi
consensus gentium dan menjadi materi dialog saat pembentukan Negara Indonesia
merupakan alternative yang dapat mengatasi sentimen primordial. Symbol budaya
sebagai consensus gentium merupakan upaya mengintegrasikan berbagai macam
perbedaan dan kepentingan dalam tradisi Parsonian sebagai paradigm “ketertiban”.
Berdasarkan paradigm ini, individu mempunyai nilai dasar dan nilai social yang
sama sehingga saling sepakat cara berperilaku dalam masyarakay yang stabil,
terintegrasi, dan berkelanjutan dari generasi ke generasi melalui proses social
yamg mendasar, yakni sosialisasi dan control social.
Dalam masyarakat yang mempunyai
landasan sosio budaya yang kokoh, maka modernisasi menjadi kekuatan akulturatif
yang mampu membuka diri terhadap unsure-unsur budaya luar secara selektif dan
integrative ke kebudayaan nasional dan memperkuat identitas. Dampak negative
dari modernisasi adalah pergeseran nilai-nilai sosio budaya ke nilai-nilai
kemanusiaan. Modernisasi tanpa didasari akar nilai sosio budaya sendiri akan
melemahkan displin nasional dan solidaritas social, sulit mewujudkan nlai-nilai
keadilan social dan demokrasi.
Disintegrasi terjadi karena erosi
loyalitas masyarakat terhadap rezim penguasa, ditandai dengan adanya
gerakan-gerakan protes. Ada 3 yang menyebabkan erosi loyalitas yaitu : factor
psikokultural, factor konflik kekuasaan dan factor ekonomi. Tiga factor
tersebut menimbulkan relative deprivation apabila dalam menetapkan kebijakan
moderbisasi tidak berakar pada nilai sosio budayanya sendiri.
Menghadapi dampak modernisasi yang
didominasi iptek, perlu adanya dekonstruksi tatanan ognitif yang selaras dengan
tuntutan zaman yang terus mengalami perubahan. Meningkatkan kesadaran wawsan
sosio budaya serta mampu memahami dan menyesuaikan nilai-nilai sosio budaya
yang telah dimiliki dengan kebutuhan dunia modernisasi yang dihadapi dapat
menagkat segala bentuk konflik dan permusuhan, Karena konflik merupakan gejala
kelemahan perasaan, pikiran dan imajinasi manusia dalam menguasai diri terhadap
perubahan social. Selain menimbulkan perubahan nilai-nilai kemanusiaan juga meruntuhkan
bangunan-bangunan ideology politik Indonesia.
B. INTEGRITAS NASIONAL
Integritas berarti keutuhan atau
kebulatan, memuat unsur-unsur menjadi satu kesatuan yang bulat dan utuh. Konsep
integritas mengandung dua muatan pokok, yaitu : pertama, unsur materi yang
meliputi adanya sejumlah kelompok etnis yang bertempat tinggal relative
berdekatan, adanya sosio budaya yang heterogen dan adanya kesamaan
heterogenitas yang terjadi karena pengalaman sejarah. Kedua, yaitu unsur formal
yang meliputi kerangka penempatan nilai-nilai sosio budaya secara garis besar
dalam peraturan umum sehingga semua pihak dapat terpenuhi, pembagian hak dan
kewajiban secara garis besar dalam peraturan umum sehungga semua pihak dapat
mengetahui batas-batas kewajiban, consensus untuk ikut ambil bagian secara de
jure dan de facto dalam fungsi masyarakat yang dibangun bersama, dan dalam
masyarakat hasil integrasi yang terdiri dari suku-suku perlu adnya consensus
yang mengatur pemberian hak yang sama untuk berperan serta dalam kegiatan umum
non-pemerintah.
Konsep integrasi politik menyangkut
dimensi vertical dan dimensi horizontal. Dalam dimensi vertical proses
pemersatu yang bertujuan untuk menjembatani yang ada antara elite dan massa
dalam rangka pembanguan politik. Sedangkan dimensi horizontal, proses
pemersatuan dengan tujuan mengurangi diskontinuitas dan ketegangan kultur
kedaeraahan suatu masyarakatn politik yang heterogen.
Ada dua macam integrasi yaitu :
integrasi nasional dan integrasi Negara. Integrasi nasional lebih mengacu pada
keinginan seluruh masyarakat untuk bersatu. Sedangkan integrasi Negara pada
sentralisasi kekuasaan pemerintah. Integrasi nasional yang mendapatkan
akomodasi dalam akomodasi dalam integrasi Negara akan melahirkan Negara bangsa
yang kuat. Sebaliknya kalau integrasi Negara tidak dapat mengakomodasikan
integrasi nasional maka akan terjadi konflik.
Ideology nasional terdiri dari
nilai-nilai yang perlu dikembangan dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa
sehingga memudahkan proses sosialisasi bagi warga Negara dalam menghayati
statusnya. Idelogi nasional juga berfungsi untuk mengembangkan, mempertahankan,
dan meningatkan integritas nasional. Untuk mencapai integrasi nasional menurut
Weber ada 2 cara yaitu : pertama, menghapuskan sifat-sifat cultural dari
komunitas-komunitas yang berbeda dari kebudayaan nasional, kedua, penciptaan
kesetiaan nasional tanpa menghapuskan kebudayaan-kebudayaan kecil yakni yang
disebut dengan symbol Bhineka Tunggal Ika.
Konsep dasar integritas nasional
yang megacu pada paham kebangsaan sesuai dengan sila keempat dalam pancasila.
Integrasi nasional dengan menciptakan budaya nasional yang mampu menampung
unsure-unsur dari berbagai daerah, penciptaan kesetiaan nasional, dan yang
lebih mendasar adalah ideology nasional pancasila.
Integritas nasional yang mengacu
sila keempat merupakan karateristik bangsa. Lima asas yang merupakan ideology
nasional, merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Integritas nasional yang bersdasarkan Pancasila ini merupakan penyangga yang
kuat bagi kelangsungan hidup bangsa dan Negara Indonesia.
C. Kesimpulan
Wawasan social budaya
merupakan proses penyadaran untuk mentransformasikan symbol-simbol budaya
beridiom feudal kesimbol-simbol budaya beridiom modernis. Kebudayaan yang lahir
dengan proses transformasi tersebut akan tetap megakar pada budaya-budaya
daerah dan secara selektif akan terbuka terhadap budaya-budaya dari luar.
Kebudayaan tersebut akan memperkokoh eksistensi bangsa dan Negara.
Integrasi nasional
dibangun berdasarkan perasaan senasib dan kehendak hidup bersama dengan
menciptakan kebudayaan nasional, kesetiaan nasional, dan ideology
nasional. Hal tersebut harus
disosialisasikan kepada para peserta didik merupakan tugas dari pendidikan IPS
dengan pendekatan multicultural.
0 Response to "wawasan sosio budaya"
Posting Komentar