PERMINTAAN TERHADAP FAKTOR – FAKTOR PRODUKSI
Dalam kegiatan memproduksi, pengusaha – pengusaha terlebih dahulu harus
memperhatikan keadaan di pasar barang. Langkah ini mempunyai dua tujuan yaitu :
Ø
Untuk menentukan jenis barang yang diinginkan
oleh para konsumen. Peninjauan ini memberikan petunjuk kapada perusahaan –
perusahaan tentang jenis barang yang sebaiknya mereka produksikan.
Ø
Untuk menentukan besarnya tingkat produksi yang
sebaiknya dicapai, yaitu tingkat produksi yang akan menghasilkan keuntungan
maksimum kepada mereka
Beberapa konsep dasar yang harus
diketahui untuk analisis factor produksi adalah :
Factor produksi sebagai
permintaan turunan (derived demand )
Permintaan terhadap suatu barang dikatakan sebagai permintaan turunan (
derived demand) bila permintaan terhadap barang tersebut sangat tergantung pada
permintaan terhadap barang lain. Permintaan terhadap tenaga kerja sangat
tergantung pada permintaan terhadap barang dan jasa.
Factor
produksi substitusi dan komplemen ( substitutable and complement input )
Mesin merupakan substitusi tenaga kerja bila penambahan penggunaan mesin
mengurangi penggunaan tenaga kerja ( manusia ). Sebaliknya mesin dan tenaga
kerja dapat memiliki hubungan yang bersifat komplemen, bila penambahan
penggunaan mesin menambah penggunaan tenaga kerja.
Hukum
pertambahan hasil yang makin menurun ( law of diminishing return)
Penambahan penggunaan factor produksi pada awalnya juga memberikan
tambahan hasil yang besar, namun makin lama dengan tingkat pertambahan yang
makin menurun.
Efek
substitusi dan efk output ( substitusi and output effect )
Analisis efek substitusi dalam pasar factor produksi, analogis dengan
efek substitusi pada teori perilaku konsumen. Jika kenaikan harga sebuah factor
produksi, maka penggunaan input tersebut dikurangi. Untuk menjaga tingkat
output ( pada isokuan yang sama ), perusahaan menggunakan lebih banyak factor
produksi lain yang harganya relative lebih murah.
2.I Teori produktivitas marjinal
Biaya produksi tambahan yang dibayarkan kepada factor produksi itu sama
dengan hasil penjualan tambahan yang diperoleh dari produksi tambahan yang
diciptakan oleh factor produksi tersebut.
2.1.1 Menentukan jumlah factor
produksi yang digunakan
- Syarat pemaksimuman keuntungan
Apabila penggunaan factor
produksi terus ditambah keuntungan akan berkurang, dan apabila jumlah tenabga
kerja yang digunakan dikurangi, juga keuntungan akan berkurang.
- Pemisalan dalam teari permintaan terhadap factor produksi
Setelah memahami bagaimana seorang pengusaha akan bertindak dalam
menggunakan sesuatu factor produksi agar keuntungannya dimaksimumkan,
selanjutnya dapatlah diperhatikan sikap pengusaha tersebut dalam memionta
(menggunakan ) sesuatu factor produksi. Analisi ini dinamakan teori permintaan terhadap factor produksi. Didalam
menerangkan teori tesebut terlebih dahulu perlu dibuat bebrapa pemisalan, yaitu
seperti yang dinyatakan dibawah ini.
- Perusahaan menjual barangnya dalam pasar persaingan sempurna, berarti harga barang tidak berubah walaupun jumlah yang dijual bertambah.
- Hanya satu saja factor produksi yang jumlah penggunanya dapat diubah- ubah. Misalnya factor produksi ini adalah tenaga kerja.
- Perusahaan membeli factor produksi yang dapat mengalami perubahan itu dalam pasar factor produksi yang bersifat persaingan sempurna.
2.1.2 Tingkat produksi dan
hasil penjualan
Dalam sebuah tabel jumlah produksi
fisik ( TPP atau Total Physical Product ) yang dihasilkan oleh berbagai
jumlah tenaga kerja. Pertambahan satu unit tenaga kerja produksi terebut
dinamakan produksi fisik marjinal (MPP
yaitu dari istilah Marjinal Physical Product ).
Hasil penjualan produksi total
(TRP atau Total Revenue Product ), yang diperoleh dari mengalikan jumlah
produksi dengan harga. Perubahan hasil penjualan tersebut dinamakan hasil penjualan produksi marjinal (MRP atau
Marjinal Revenue Product ). Nilainya dapat dihitung dengan dua cara. Yang
pertama ialah secara mengalikan produksi fisik marjinal dengan harga. Dan yang
kedua adalah secara menentukan beda diantara hasil penjualan total dari
produksi yang dihasilkan oleh sejumlah tenaga kerja tertentu misalnya sebanyak
n dengan hasil penjualan total dari produksi yang dihasilkan apabila satu
tenaga kerja dikurangi ( atau ditambah ), yaitu menjadi n-1 (atau menjadi n+1).
KURVA
TPP, MPP, DAN MRP
KURVA TPP
TPP
100
80
TPP
60
40
20
2 4
6 8 9 L
KURVA MPP
TPP
25
20
15
10
5
MPP
0 2 4 6 8 9 L
KURVA MRP
100 ----
60
20
------------------------------------------------------------------
0 2 4 6 8
2.2
PERSAINGAN TIDAK SEMPURNA DAN PERMINTAAN FAKTOR PRODUKSI
2.2.1 Grafik
Permintaan Faktor
Kurva MRP1 = D1 adalah sama dengan kurva hasil penjualan produksi
marjinal didalam gambar kurva. Dengan demikian ia menggambarkan keadaan dimana
dimisalkan pasar barang adalah pasar persaingan sempurna. Kurva MRP2 = D2
adalah hasil penjualan produksi marjinal apabila dimisalkan pasar barang adalah
pasar persaingan tidak sempurna, dan kurva terseut dibuat berdasarkan kepada
angka angka dalam table.
Dapat dilihat bahwa kurva MRP2 terletak disebelah kiri kurva MRP1. ini
adalah keadaan yang selalu berlaku, yaitu kurva
hasil penjualan produksi marjinal didalam pasar persaingan tidak sempurna akan
selalu terletak disebelah kiri dari kurva hasil penjualan produksi marjinal
didalam persaingan sempurna.
Permintaan
Pekerja dalam Pasar Barang yang Berbeda
Upah dan MRP
100
80
60
40
W
E1
E0
20
MCF =Sf
MRP1 = D1
0 3 5 6 7 9 MRP2 = D2
Jumlah pekerja
Keadaan itu disebabkan karena pada tingkat penggunaan tenag kerja yang
lebih tinggi, harga barang menjadi lebih murah. Maka pada setiap tingkat
penggunaan tenagan kerja, tambahan hasil penjualan dalam pasar persaingan tidak
sempurna adalah lebih rendah dari yang diperoleh dalam pasar persaingan
sempurna.
2.3 SIFAT PERMINTAAN
TERHADAP FAKTOR PRODUKSI
2.3.1 Permintaan
Terkait
Permintaan seorang pengusaha keatas factor factor produksi mempunyai
sifat yang berbeda. Tujuan para pengusaha untuk emmperoleh factor factor
produksi bukanlah untuk memnuhi kebutuhannya.
Permintaan tesebut dipengaruhi oleh keinginan pengusaha untuk
menghasilkan barang barang yang kan dijualnya kepasar untuk memenuhi kebuthan
konsumen.
Telah ditujukan bahwa kegiatan
pengusaha memproduksi barang bertujuan untuk memperoleh keuntungan. Maka
banyaknya factor produksi yang kaan digunakan pengusaha tergantung kepada
keuntungan yang mungkin diperolehnya. Selama pertambahan penggunaan sesuatu
factor produksi akan menambah keuntungannya, lebih banyak factor produksi
tersebut akan digunakannya. Oleh karena permintaan pengusaha keatas sesuatu
factor produksi ditentukan oleh kemampuan factor produksi tersebut untuk
menghasilkan barang yang dapat dijual pengusaha itu dengan menguntungkan,
permintaan factor factor produksi dinamakan permintaan terkait atau derived
demand.
2.3.2 Bentuk
Kurva Permintaan Faktor
Dapat dilihat bahwa kurva permintaan ke atas factor produksi bersifat : menurun dari kiri atas ke kanan bawah. Kurva
seperti itu menggambarkan bahwa makin tinggi harga factor produksi, makin
sedikit permintaan keatas factor tersebut.
Permintaan pasar terhadap sesuatu factor produksi merupakan jumlah dari
permintaan seluruh produsen yang ada daalm pasar produksi tersebut. Oleh karena
permintaan seorang produsen tehadap factor produksi berbentuk menurun dari kiri
atas ke kanan bawah, sudah tentulah permintaan pasar ( pemintaan dari seluruh
produsen ) akan mempunyai sifat yang demikian juga. Ini berarti pula bahwa
permintaan pasar terhadap sesuatu factor produksi sifatnya adalah apabila harag factor semakin tinggi,
permintaannya akan menjadi semakin rendah.
9
Penjelasan yang baru saja dibuat di atas menunjukan bahwa permintaan ke
atas sesuatu factor produksi mempunyai sifat yang sama dengan permintaan ke
atas sesuatiu barang. Akan tetapi
sifat permintaan ke atas factor produksi dan terhadap barang yang sangat
bersamaan tersebut disebabkan oleh sebab yang berbeda. (i) perubahan harga akan mengubah pendapatan
riil pembeli, dan perubahan pendapatan riil ini selanjutnya mempengaruhi
permintaanya, dan (ii) perubahan harga mengubah kepuasan relaif dari
mengkonsumsikan barang itu kalu dibandingkan dengan barang lain. Permintaan ke
atas Sesutu factor produksi digambarkan oleh kurva yang menurun ke bawah
disebabkan oleh tiga factor berikut :
- Hubungan yang berbalikan diantara harga factor produksi dan permintaan barang .
- Sifat substitusi diantara satu factor produksi dengan factor produksi lainnya.
- Hukum hasil lebih yang semakin berkurang.
2.3.3 Perubahan
Harga Faktor ke Atas Permintaan Barang
Apabila harga factor produksi menjadi semakin tinggi, biaya produksi
untuk menghasilkan barang tersebut juga semakin tinggi. Biaya produksi yang
telah mengalami kenaikan menjadi semakin sedikit. Produsen harus mengurangi
produksi, dan pengurangan produksi ini akan menurunkan jumlah factor produksi
yang digunakan. Dengan demikian kenaikan harga factor produksi akan mengurangi
jmlah factor produksi yang digunakan.
2.3.4 Efek
Pengganti
Pada waktu harga factor tersebut smakin tinggi, factor factor produksi
lain menjadi relative lebih murah dan lebih menguntungkan apabila digunakan.
Produsen akan mengurangi penggunaan factor factor produksi yang mengalami
kenaikan harga.
Dengan demikian, semakin tinggi harga sesuatu factor produksi semakin
sedikit permintaan terhadap factor produksi tersebut, dan sebaliknya semakin
rendah harga sesuatu factor produksi semakin banyak permintaan.
2.3.5 Hukum
Hasil Lebih yang Semakin Berkurang
Kurva permintaan factor produksi yang semakin menurun disebabkan pula
oleh berlakunya hukum hasil lebih yang semakin berkurang. Kurva MRP, menurun
dari kiri atas ke akann bawah karena kurva MPP, yang sangat mempengaruhi bentuk
kurva MRP adalah juga bersifat seperti itu. Dan kurva MPP berbentuk seperti itu
karena dipengaruhi oleh hokum hasil lebih yang semakin berkurang.
2.4 ELASTISITAS
PERMINTAAN FAKTOR PRODUKSI
2.4.1 Elastisitas
Permintaan dari Barang yang dihasilkan
Harga factor produksi, merupakan sebagian dari biaya produksi perusahaan.
Dengan demikian penurunan harga factor produksi menyebabkan pengurangan ke atas
biaya produksi, dan ini selanjutnya mendorong perusahaan mengurangi harga dari
barang yang diproduksinya.
Makin elastis
permintaan barang tersebut, makin besar kenaikan permintaan yang disebabkan
akan menambah permintaan yang besar pula ke atas factor produksi. Dengan
demikian, semakin elastis permintaan
terhadap barang yang dihasilkan semakin elastis pula permintaan terhadap factor
produksi.
2.4.2 Perbandingan
Antara Biaya Faktor Produksi Dengan Biaya Total
Biaya produksi akan mempengaruhi harga, maka harga barang yang dihasilkan
perusahaan dapat mengalami kenaikan lebih tinggi. Penurunan permintaan factor
produksi akan mengalami perubahan yang sama sifatnya dengan perubahan
permintaan terhadap barang yang dihasilkannya. Dari keadaan ini dapat
disimpulkan : semakin besar bagian dari
biaya produksi total yang dibayarkan kepada sesuatu factor produksi, semakin
lebh elastis permintaan factor produksi tersebut.
2.4.3 Tingkat
Pengganti di Antara Faktor Produksi
Untuk memproduksi sesuatu barang biasanya diperluka beberapa jenis factor
produksi, dan untuk mencapai suatu tingkat produksi tertentu terdapat beberapa
gabungan factor produksi yang dapat dipilih. Oleh karena terdapat kemungkinan
untuk mengganti sesuatu factor produksi dengan dengan factor produksi lainnya,
perubahan harga sesuatu factor produksi akana menimbulkan pengaruh yang berbeda
terhadap permintaannya.
Dapat disimpulkan : semakin banyak
factor factor produksi lainnya yang dapat menggantikan sesuatu factor produksi,
semakin elastis permintaan ke atas factor produksi tersebut.
2.4.4 Tingkat
Penurunan Produksi Fisik Marjinal ( MPP)
Hasil penjualan produksi marjinal sangat dipengaruhi oleh produksi fisik
marjinal. Penurunan yang cepat ke atas MPP akan diikuti oleh penurunan yang
cepat pula ke atas MRP. Sebaliknya apabila MPP mengalami penurunan yang lambat
maka MRP juga lambat sifat penurunannya. Ini berarti produksi fisik marjinal
sangat mempengaruhi permintaan ke atas factor produksi, yaitu semakin cepat penurunan produksi fisik
marjinal semakin tidak elastis permintaan terhadap factor produksi yang
besangkutan.
2.5 SYARAT
PENGGUNAAN OPTIMUM FAKTOR FAKTOR PRODUKSI
Perusahaan hanya menggunakan satu factor produksi yang dapat berubah
jumlahnya. Factor produksi lain dianggap tetap. Analisis yang akan dibuat ini
mempunyai hubungan yang erat dengan teori produksi dengan menggunakan dua
factor berubah yang telah diterangkan. Selain itu, dalam menentukan penggunaan
optimum dari factor factor produksi yang tersedia, ada dua persoalan yang dapat
dianalisis, yaitu :
- Untuk mencapai suatu tingkat produksi tertentu bagaimanakah caranya meminimumkan biaya ?
- Bagaimanakah memaksimumkan produksi dengan menggunakan sejumlah biaya tertentu ?
2.5.1 Gabungan
Faktor Produksi Yang Meminimumkan Biaya
Kita misalkan dua factor produksi yang digunakan oleh sesuatu perusahaan
adalah modal dan tenaga kerja. Produksi fisik marjinal dari modal adalah MPPc
dan produksi fisik marjinal dari tenaga kerja adalah MPP1. untuk menunjukan
syarat untuk meminimumkan biaya, kaan diperhatikan duaa keadaan berikut :
- Harga tenaga kerja dan modal yang sama.
- Harga tenaga kerja dan modal berbeda.
Syarat untuk
Kasus Harga factor yang Sama
Seandainya harga satu unit modal adalah sama dengan harga satu unit
tenaga kerja, syarat tersebut adalah : masing masing factor produksi harus
digunakan sehingga mencapai tingkat dimana MPPc = MPPL. Artinya pada waktu MPPc
> MPPL lebih banyak modal harus digunakan. Proses penggantian factor produksi
tersebut harus terus berlangsung sehingga keadaan MPPc = MPPL terwujud.
Sebaliknya, apabila MPPL > MPPc lebih banyak tenaga kerja harus digunakan
sehingga pada akhirnya tercapai keadaan diman MPPc = MPPL.
Syarat untuk
Kasus Harga Factor Berbeda
Pada umunya jarang sekali mendapati keadaan dimana harga factor produksi
adalah bersamaan. Kalau harga factor produksi berbeda, syarat yang dinyatakan
diatas perlu disesuaikan. Syarat itu dapat dirumuskan secara berikut :
penggunaan factor factor produsi akan menimbulkan biaya apabila setiap rupiah
yang dibayarkan kepada factor produksi menghasilkan produksi marjinal yang sama
besarnya. Produksi fisik marjinal dari tenaga kerja untuk setiap rupiah adalah
:
- MPP per rupiah dari modal = MPPc
Pc
- MPP per rupiah dari tenaga kerja = MMPl
Pl
Dimana Pc adalah harga per unit modal dan Pl harga per unit tenaga kerja.
Sesuai dengan syarat peminimuman biaya di atas, yaitu MPPc per rupiah harus saam
dengan MPPl per rupiah, maka syarat peminimuman biaya dapat dinyatakan secra
persamaan berikut :
MPPc =
MPPl
Pc Pl
Apabila MPPc / Pc adalah lebih besar MPPl / Pl perusahaan perlu menambah
penggunaan modal dan mengurangi pengggunaan tenaga kerja untuk meminimumkan
biaya. Tetapi apabila MPPc/ Pc adalah lebih kecil dari MPPl /Pl biaya akan
diminimumkan apabila penggunaan modal dikurangi, dan penggunaan tenaga kerja
ditambah.
2.5.2 Gabungan
Faktor yang Memaksimumkan Keuntungan
Harga factor produksi harus sama dengan hasil penjualan produksi marjinal
( MRP ). Dengan demikian kalau tenaga kerja yang digunakan, maka syarat untuk
memaksimumkan keuntungan adalah :
Pl = MRPl
atau
MPPl = 1
Pl
Dan kalau
digunakan adalah modal, maka syarat untuk memaksimumkan keuntungan adalah :
Pc = MRP c
Atau
MRPc =
1
Pc
Karena MRP l /
Pl dan MRPc / Pc = 1, maka dari kedua persamaan itu dapatlah disimpulkan bahwa
untuk memaksimumkan keuntungan syarat yang harus dipenuhi adalah :
MPPc =
MPPl = 1
Pc Pl
BAB III
PENENTUAN
UPAH DI
PASAR
TENAGA KERJA
Upah dalam pengertian teori ekonomi yaitu pembayaran yang diperoleh
berbagai bentuk jasa yang disediakan dan diberikan oleh tenaga kerja kepada
para pengusaha.
3.1 UPAH
UANG DAN UPAH RIIL
Pembayaran kepada tenaga kerja dapat dibedakan kepada dua pengertian:
gaji dan upah. Dalam pengertian sehari-hari gaji diartikan senbgai pembayaran
kepada pekerja-pekerja tetap dan tenaga kerja professional.
Dalam teori ekonomi upah diartikan sebagai pembayaran ke atas jasa jasa
fisik maupun mental yang disediakan oleh tenaga kerja kepada pengusaha. Dengan
demikian dalam teori ekonomi tidak dibedakan antara pembayaran kepada pegawai
tetap dengan pembayaran ke atsa jasa- jasa pekerja kasara dan tidak tetap.
3.2 PERBEDAAN
UPAH UANG DAN UPAH RIIL
Upah uang adalah jumlah uang
yang diterima para pekerja dari para pengusaha sebagai pembayaran ke atas
tenaga mental atau fisik para pekerja yang digunakan dalam proses produksi.
Sedangkan upah riil adalah tingkat
upah pekerja yang diukur dari sudut kemampuan upah tersebut membeli barang-
barang dan jasa- jasa yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan para
pekerja.
3.3HUBUNGAN
ANTARA PRODUKTIVITAS DAN UPAH
Upah riil yang diterima tenaga kerja terutama tergantung kepada
produktivitas dari tenaga kerja tersebut. Data mengenai kenaikan upah di
berbagai Negara, tetama di Negara Negara maju, menunjukkan bahwa terdapat
perkaitan yang erat antara kenaikan upah riil para pekerja dengan kenaikan
produktivitas mereka.
Bahwa upah riil sangat tergantung kepada produktivitas dapat diterangkan
dengan menggunakan teori permintaan ke atas factor produksi. Produktivas dapat
didefinisikan sebagai produksi yang diciptakan oleh seorang pekerja paa suatu
waktu tertentu. Kenaikan produktivitas berarti pekerja itu dapat menghasilkan
lebih banyak barang pada jangka waktu yang saam, atau suatu tungkat produksi
tertentu dapat dihasilkan dalam waktu yang lebih singkat. Kenaikan
prodiuktivitas disebabkan oleh beberapa factor, yang terpenting adalah :
- Kemajuan teknologi memproduksi
- Pertambahan kepandaian dan keterampilan tenaga kerja
- Perbaikan dalam organisasi
Produktivitas juga telah menjadi bertambah tingi sebagai akibat langkah
langkah pemerinta memperbaiki infrastruktur-seperti jaringan jaln raya,
pelabuhan dan jaringan telekomunikasi- dan perbaikan peraturan –peraturan yang
mengendalikan, merangsang dan mengawasi kegiatan ekonomi dan perusahaan.
Peraturan yang menjamin persaingan, peraturan yang menyederhanakan pendirian
badan usaha dan mengekspor, dan berbagai peraturan lainnya, memberi sumbangan
yang penting ke atas menaikkan efisiensi dan produktivitas kegiatan perusahaan.
3.4 PENENTUAN UPAH DI BERBAGAI
BENTUK PASAR TENAGA KERJA
Seperti juga dengan pasar barang, pasar tenaga kerja dapat dibedakan
dalam beberapa jenis. Bentuk bentuk pasar tenaga kerja yang terpenting adalah :
- Pasar tenaga kerja yang bersifat persaingan sempurna
- Pasar tenaga kerja monopsoni
- Pasar tenaga kerja monopoli di pihak pekerja
- Pasar monopoli di kedua belah pihak- yaitu pengusaha dan pekerja ( monopoli bilateral )
3.4.1 Persaingan
Sempurna dalam Pasar Tenaga Kerja
Dalam pasar tenaga kerja persaingan sempurna, pembeli (perusahaan) maupun
penjual (pemilik factor produksi atau tenaga kerja) tidak dapat mempengaruhi
harga pasar.
Permintaan
tenaga kerja dalam model satu factor produksi variable (one variable input
mode)
Model permintaan tenaga kerja dalam satu factor produksi variable
variable (one variable input mode) mengasumsikan hanya tenaga kerja yang dapat
diubah-ubah jumlah penggunaanya. Keputusan penggunaan tenaga kerja ditentukan
oleh perusahaan dengan membandingkan biaya marjinal dan penerimaan marjinal
dari penambahan satu tenaga kerja. Biaya marjinal dari penambahan penggunaan
satu tenaga kerja adalah upah tenaga kerja (W) karena posisi perusahaan adalah
penerimaan harga. Penerimaan marjinal tenaga kerja (marginal revenue produk of
labour) adalah produksi marginal dikalikan harga jual output (MP x P).
kurva
MP dan MRP Tenaga Kerja
MP ( unit output ) MRPl ( rupiah )
MP
MRPl (=MPxP )
0 tenaga kerja 0 tenaga kerja
3.4.2 Pasar
Tenaga Kerja Monopsoni
Monopsoni berarti hanya terdapat
satu pembeli di pasar sedangkan penjual jumlahnya banyak. Berarti paasar
tenaga kerja seperti ini bersifat monopoli di pihak perusahaan. Pasar tenaga kerja
yang seperti ini terwujud apabila di sesuatu tempat/ daerah tertentu terdapat
sesuatu firma yang sangat besar, dan ia satu-satunya perusahaan modern di
tempat tersebut. Monopsoni timbul karena tidak adanya mobilitas factor atau
karena spesialisasi factor bagi pemakai tertentu.
3.4.3 Monopoli
dari Pihak Tenaga Kerja
Dengan tujuan agar mereka dapat memperoleh upah dan fasilitas bukan
keuangan yang lebih baik, tenaga kerja dapat menyatukan diri di dalam serikat
buruh atau persatuan pekerja. Serikat buruh adalah organisasi yang didirikan denagn
tujuan agar para pekerja dapat, sebagi suatu kesatuan, membicarakan atau
menuntut syarat-syarat kerja tertentu dengan para pengusaha. Setelah bermufakat
dengan anggota-anggotany, pimpinan persatuan pekerja akan menuntut upah dan
syarat-syarat kerja lain kepada para pengusaha. Tindakan seperti itu
menyebabkan tenaga kerja mempunyai kekuasaan monopoli ke atas tenaga yang di
tawarkannya. Penentuan upah dalam pasar tenaga kerja yang bersifat monopoli
pihak pekerja dibedakan tiga keadaan, yaitu :
v
Menuntut upah yang lebih tingggi dari yang
dicapai pada keseimbangan permintaan dan penawaran
v
Membatasi penawaran tenaga kerja
v
Menjalankan usaha – usaha yang bertujuan
menaikkan permintaaan tenaga kerja.
3.5 PASAR
TENAGA KERJA MONOPOLI BILATERAL
Kondisi monopoli bilateral (bilateral monopoly) terjadi bila pekerja
memiliki daya monopoli, misalnya melalui serikat pekerja, sementara perusahaan
memiliki daya monopsoni. Dalam keadaan demikian tingkat upah ditentukan melalui
perundingan antara serikat pekerja dan perusahaan. Diagram ini menunjukkan
bahwa interval tingkat harga adalah antara Ws (tingkat harga yang diinginkan
monopsonis) dengan Wm (tingkat harga yang diinginkan). Tingkat harga yang
ditetapkan tergantung posisi tawar menawar kedua belah pihak.
Monopoli
Bilateral
upah
ME
Sl = AE
Wm --------------------
Wp -----------------------------
D L = MRP L
Ws ----------------
MR
O Ls Lm
Lp tenaga kerja
BAB IV
SEWA,
BUNGA DAN KEUNTUNGAN
4.1 SEWA
EKONOMI DAN PENDAPATAN PINDAHAN
Sewa ekonomi dapat diartikan sebagai harga yang dibayar ke atas
penggunaan tanah dan factor- factor produksi lainnya yang jumlah penawarannya
tidak dapat ditambah. Pengertian sewa meliputi arti tang tidak lebih luas.
Konsep itu meliputi pula “ pembayaran kepada factor- factor produksi lainnya
yang penawarannya tidak dapat ditambah.
Tanah merupakan factor produksi yang jumlahnya tidak dapat diubah, yaitu
jumlahnya tidak dapat ditambah atau dikurangi. Pandangan david Ricardo, salah
satu ahli ekonomi klasik yang terkemuka, sampai sekarang masih tesinggung
apabial analisis mengenai sewa ekonomi dilakukan. Pada masa hidupnya terdapat
perdebatan tentang sebab- sebabnya harga suatu barang sangat tinggi.
Pandangan yang dkemukakan oleh Ricardo dapat diterangkan dan dibuktikan
dengan muah. Kurva SS menggambarkan penawaran tanah, dan penawaran tersebut
bersifat tidak elastis sempurna karena penawaran tanah tidak dapat ditambah
atau dikurangi.
Penentuan Sewa
Tanah
D2 D0
D1 S
Sewa R1 -------------------- E1
D1
R0 -------------------- E0
D0
R2 -------------------- E2
D2
jumlah
4.2 MODAL DAN
SUKU BUNGA
Pembayaran ke atas modal yang dipinjam dari pihak lain dinamakan bunga.
Bunga yang dinyatakan sebagai persentasi dari modal dinamakna suku bunga.
Permintaan dana modal adalah keinginan para pengusaha- terutama yang ingin
melakukan investasi, untuk meminjam tabungan yang diwujudkan dalam masyarakat
dan digunakan untuk kegiatan memproduksi.
4.2.1 Peranan
Modal dalam Perekonomian
Untuk menjamin agar teknik memproduksinya tetap mengalami kemajuan dan
tetap dapat bersaing dengan perusahaan lain, investasi atau penanaman modal
harus selalu dilakukan oleh perusahaan- perusahaan. Investasi atau penanaman
modal adalah pengeluaran sector perusahaan untuk membeli/ memperoleh barang –
barang modal yang baru yang lebih modern atau untuk menggantikan barang –
barang modal lama yang sudah tidak digunakan lagi atau yang sudah usang.
Nilai investasi = X1
+ X2 +
X3………….+ Xn +
A
( 1+ R ) (1+ R)2 (1+R)3 (1+R)n (1+R)n
Dimana nilai investasi menunjukkan besarnya investasi yang dilakukan oleh
perusahaan untuk mewujudkan suatu barang modal tertentu. Dalam persamaan ini
dimisalkan seluruh investasi dilakukan dalam satu tahun pertama. Seterusnya
X1,X2,X3,………….Xn adaalh pendapatan bersih, yaitu hasil penjualan pada tahun
1,2,3 setelah dikurangi oleh biaya produksi dati operasi, perusahaan tersebut
didalam tahun- tahun yang bersamaan.
4.3 SUKU
BUNGA NOMINAL DAN SUKU BUNGA RIIL
Karena kenaikan harga – harga merupakan keadaan yang sering berlaku di
setiap perekonomian, didalam membicarakan mengenai suku bunga perlulah
dibedakan di antara suku bunga nominal dan suku bunga riil. Kalau kita baca di surat kabar atau majalah
bahwa suku bunga deposito berjangka satu tahun di sesuatu bank adalah 15
persen, maka suku bunga ini dinamakan suku bunga nominal. Sedangkan tingkat
suku bunga riil menunjukkan persentasi kenaikan nilai riil dari modal ditambah
bunganya dalam setahun, dinyatakan sebagai persentasi dari nilai riil dari
modal sebelum dibungakan.
Read Users' Comments (2)